Bab 10

22 11 0
                                    

Note: Kalau misalkan saat digulir lagunya ga muncul, dicoba pake halaman yah kalau emang mau denger lagunya sambil baca.


Happy reading

Wijaya POV
"Aku? Jadi ketua ANGGARA bang?" Bingungku masih sangat shock.

"Iya, Wijaya. Abang percaya sama kamu. Abang sekarang udah gede umur Abang juga udah 21 tahun, Abang bakal ajarin kamu kok. Temen temen Abang yang lain juga udah punya urusan masing-masing. Abang gabakal bisa biarin ANGGARA hilang begitu aja." Ucapnya panjang lebar.

"Tapi Abang yakin jadiin aku sebagai ketua?"tanyaku sekali lagi.

"Yakin dong, gue sebagai wakil nya ANGGARA di generasi pertama juga yakin. Lagipula gue udah liat perkembangan Lo" ucap bang Alex.

 Lagipula gue udah liat perkembangan Lo" ucap bang Alex

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Bener, tenang aja kamu ga sendiri kok. Ada Edo sebagai wakil ANGGARA Abang yakin kamu bisa pimpin anggota kamu."sambung bang Devin sembari menepuk bahuku memberikan semangat.

"Mungkin ini langkah awalku. Semoga memang benar!"batinku lalu mengangkat wajahku.

"Baiklah, aku gaakan sia siakan kepercayaan kalian semua!"Ucapku lalu aku dan bang Devin saling berjabat tangan sebagai tanda penyerahan kekuasaan.

"Baiklah, aku gaakan sia siakan kepercayaan kalian semua!"Ucapku lalu aku dan bang Devin saling berjabat tangan sebagai tanda penyerahan kekuasaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"WIJAYA!WIJAYA!WIJAYA!WIJAYA!" Seru mereka semua kompak.

Akupun tersenyum menatap ke arah mereka semua. Aku berharap bisa memimpin ANGGARA sekuat yang aku bisa.

"Tenang aja,bro. Lo punya gue" ucap Edo dengan senyum andalannya.

Tiba-tiba aku teringat sesuatu dan aku memutuskan untuk kembali bertanya kepada bang Devin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tiba-tiba aku teringat sesuatu dan aku memutuskan untuk kembali bertanya kepada bang Devin.

"Bang, boleh ga sebagai tanda kelajutan generasi kita ke panti asuhan. Ibaratnya sebagai tanda syukur"ucapku.

"Ide bagus, boleh tuh besok aja gimana? Soalnya kalau sekarang takutnya ga keburu."sahutnya.

"Okey,bang"jawabku dan memberi tahukan pengumuman itu kepada yang lain.

"Ada yang punya saran panti asuhan mana yang akan kita kunjungi?"tanyaku.

"Panti asuhan Muara Kasih aja,Kapten!" Sahut salah satu anggotaku.

"Dimana itu? Kamu tahu tempatnya?"tanyaku lagi.

"Tahu, kapten. Saya tinggal di panti itu jaraknya kurang lebih bisa kita tempuh 20 menit dari sini." Sahutnya dan akupun mengangguk.

"Baiklah kita kesana, nanti saya pesan makanannya."ucapku dan lalu satu persatu dari kami kembali ke aktivitas pada awalnya.
Wijaya POV end

Author POV
Keesokan paginya, di kediaman Edo,anggota ANGGARA sedang sibuk mengatur makanan yang akan mereka bawa.

Dari luar, terdengar suara motor yang cukup familiar di telinga mereka. Yah, itu adalah Wijaya dengan setelan casualnya.

"Sudah siap semua?" Tanyanya dan diangguki oleh mereka semua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Sudah siap semua?" Tanyanya dan diangguki oleh mereka semua.

"Ayo kita pergi sekarang!"perintahnya lalu merekapun mulai keluar dan bersama-sama menuju ke tempat yang akan mereka tuju.

Sesampainya disana,seorang ibu-ibu paruh baya dengan tergesa-gesa mendekat ke arah kami.

"Maaf, ada apa yah ini rame rame?"tanyanya dengan raut khawatir.

"Bu Siti"panggil anak yang mengusulkan tempat itu, Ridho.

"Edo,ini ada apa?" Tanya orang tersebut.

"Kenalin Bu, ini teman temannya Ridho."ucapnya memperkenalkan mereka.

"Haduh ibu kaget ibu kira mau ngapain, temen-temen kamu ternyata. Yaudah masuk,nak semuanya" ucapnya.

"Maaf sebelumnya,Bu. Kami juga bawa sedikit makanan untuk anak-anak panti. Mohon diterima yah,Bu!" Ucap Wijaya dengan senyum diwajahnya.

"Terimakasih, nak. Masyaallah kalian baik sekali. Semoga kalian selalu diberikan kelancaran rezeki." Ucapnya dan di aminkan oleh mereka semua.

Setelah itu,satu persatu dari mereka pun masuk ke dalam sembari membawa makanan tersebut kedalam.

"Halo semuanya, kenalin nama abang Wijaya Algendra. Kalian bisa panggil Abang bang Wijaya,okey?"Ucapnya dan dijawab kompak oleh mereka semua.

"Baik, Abang mau kasih sesuatu nih buat kalian semua! Yuk baris sini ambil satu-satu yang tertib yah!" Ucapnya lalu mulai memberikan satu persatu makanan kepada mereka.

Senyuman tak luput dari wajahnya melihat anak anak yang terlihat senang menerima pemberiannya.

"Kak!" Panggil seorang anak perempuan.

"Iya,dek kenapa?" Sahut Wijaya lalu menunduk guna menyesuaikan tinggi mereka.

"Makasih makanannya,kak!" Ucapnya dengan senyumannya.

"Sama-sama,manis!" Sahut Wijaya.

"Sama-sama,manis!" Sahut Wijaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Author POV end












TBC
Semoga kalian suka
Jangan lupa voment
See you guys

ANGGARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang