Bab 8

14 12 1
                                    




Happy reading



Wijaya POV
Saat ini aku dan Edo masih di tempat yang sama untuk mengikuti latihan seperti biasa. Setelah selesai pemanasan kami memulai latihan inti.

"Oke hari ini, kalian bakal latihan daya tahan sekaligus kekuatan otot tubuh. Abang punya stop watch."

"Tugas kalian cukup plank biasa yah tau kan? Nah plank nanti Abang kasih waktu bertahan, kalau Wijaya sih udah biasa, Edo ayo do kita coba!" Ucap bang Devin, lalu akupun mengambil posisi plank.

"Tugas kalian cukup plank biasa yah tau kan? Nah plank nanti Abang kasih waktu bertahan, kalau Wijaya sih udah biasa, Edo ayo do kita coba!" Ucap bang Devin, lalu akupun mengambil posisi plank

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pertama kita coba 30 detik yah buat Edo pemanasan. Siap? Satu dua tiga mulai!" ucap bang Devin.

Kamipun melakukan plank sesuai waktu yang di tentukan.

"Badannya jangan condong gitu Edo, lurus!" Ucap bang Devin.

"Okey turun!" Perintah bang Devin.

" Sip, pasti sakit ya?"tanya bang Devin kepada Edo.

"Lumayan sih,bang" jawabnya sambil duduk.

"Wajar kamu baru awal nanti lama-kelamaan juga terbiasa kok!" Lanjutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wajar kamu baru awal nanti lama-kelamaan juga terbiasa kok!" Lanjutnya.

Latihan pun dilanjutkan dengan latihan ketangkasan seperti lari jarak pendek dengan waktu dan latihan tinjuan.

"Okey,kita cukupkan untuk sore ini. Sebelum pulang kita berdoa. Berdoa mulai!" Perintah bang Devin.

"Selesai" setelah latihan hari ini selesai,kamipun pulang menujur rumah masing-masing.

"Capek juga ya, Lo tiap hari begini?" Tanya Edo dan hanya kubalas dengan anggukan.

"Besok gue ikut lagi ya?"tanyanya tiba-tiba.

"Yakin?"tanyaku dan dijawab anggukan antusias olehnya.

"Besok Lo bawa baju ganti, karna latihan kita bakal berhubungan sama air." Ucapku.

"Wahh okey siap deh!" Sahutnya lalu kami kembali berpisah di persimpangan jalan.
Wijaya POV end

Author POV
Tak membutuhkan waktu yang lama untuk Wijaya sampai dirumahnya. Laki-laki itu melangkah masuk.

"Assalamualaikum"ucapnya.

"Waalaikumsalam"terdengar suara sautan dari dalam.

"Ya Allah,Ya Rabbi baju udah kayak habis keluar dari hutan."ucap mamanya dan hanya dibalas dengan cengiran khas Wijaya.

"Maaf yah,ma. Wijaya mandi dulu, dadah!!"ucapnya lalu berlari kabur.

Sesampainya dikamar dia langsung bergegas mandi dan bersiap melaksanakan sholat ashar lalu bersiap ke masjid.

"Nakal boleh, tapi ibadah gaboleh di tinggal" gumamnya sembari menatap ke arah cermin.

Setelah dirasa penampilannya oke dia melangkah menuju masjid untuk melaksanakan sholat. Ini rutin dilakukan oleh Wijaya setiap hari. Sebisa mungkin dia berusaha untuk bisa sholat berjamaah di masjid.

Selesai melaksanakan sholat berjamaah di masjid, dia bersiap-siap pulang namun dia sengaja mencari rute lebih jauh untuk menikmati suasana malam.

Selesai melaksanakan sholat berjamaah di masjid, dia bersiap-siap pulang namun dia sengaja mencari rute lebih jauh untuk menikmati suasana malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dari kejauhan dia melihat kemerahan di hutan dekat tempat yang ia kenal. Itu markasnya.

"Kebakaran?" Tanpa menunggu waktu yang lama dia menaikkan gas motornya dan melesat menuju kesana.

Sesampainya di sana yang terlihat ada beberapa orang yang ia kenal ada Alex, Raja,Rendi dan Gama.

"BANG!"panggilnya.

"Dek, Devin dek Devin masih di dalam" ucap bang Alex.

Tanpa memikirkan resiko yang dia ambil dia berlari masuk ke dalam kobaran api yang masih belum terlalu menjalar.

"BANG!! BANG DEVIN!!"panggilnya kuat.

"Tolongg" suara lirih menyapa telinganya.

Terlihat Devin yang sudah terbaring lemas di lantai. Wijaya segera memapah tubuhnya perlahan-lahan. Saat tengah berjalan tiba-tiba saja kayu jatuh mengenai tangan Wijaya.

"Arghhh" rintihnya.

Namun di hatinya yang terpenting hanyalah Devin. Abangnya, satu-satunya orang yang dari awal menawarkan menjadi teman.

Setelah melewati bebagai hal menyeramkan itu akhirnya mereka berhasil keluar dari kobaran api dan bang Devin segera di papah sembari menunggu ambulance dan pemadam kebakaran.

"Siapapun yang ngelakuin ini bakal berhadapan sama gue!" Tekad Wijaya di dalam hatinya.

"Siapapun yang ngelakuin ini bakal berhadapan sama gue!" Tekad Wijaya di dalam hatinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Author POV end




















TBC
Jangan lupa voment
Semoga kalian suka
Jangan jadi siders please.
Terimakasih dan sampai jumpa.

ANGGARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang