Chapter 1

7 1 2
                                    

Tik.....tok......Tik....tok......

Suara jarum jam menggema di ruangan kecil ini. Malam semakin larut, kantor sudah mulai sepi, udara lembab menyebar di seluruh ruangan seakan menambah kesan mistis pada malam ini. Sesekali terdengar suara deratan ranting mengetuk ngetuk jendela ruangan ini. Lampu yang menyala hanya lampu meja Cika.

"Kok kerjaannya enggak ada habis habisnya sih ini" ucap Cika frustasi sambil mengacak acak rambutnya. Dia berusaha sesegera mungkin menyelesaikan pekerjaannya. 15 menit berlalu....25 menit berlalu..... sampai akhirnya jam menunjukkan pukul setengah sebelas malam.

"Akhirnya selesai juga" ucap Cika lega. Dia membereskan barang barangnya dan segera bergegas pulang. Dia berjalan sendirian melewati ruang ruang gelap disepanjang koridor menuju lift. Lampu lampu ruangan kantor sudah padam hanya menyisakan lampu koridor sebagai penerangan jalan Cika.

"Selamat malam, Pak" ucap Cika kepada bapak penjaga kantor.

"Selamat malam, Mbak" ucap Pak penjaga tersebut.

Cika bergegas menuju halte bus depan kantor. Ada beberapa orang yang sedang menunggu bus bersama dengan Cika. Di sisi lain di balik pohon belakang halte ada seseorang yang seperti sedang mengintai seseorang. Cika tidak memperdulikan hal lain dia hanya berharap agar bus segera tiba. Tak lama kemudian bus datang. Banyak penumpang berpasangan, mungkin karena sudah malam pikir Cika. Cika melihat salah seorang penumpang yang terlihat mencurigakan karena penumpang tersebut mengenakan pakaian serba hitam, bermasker, dan menutup kepala dengan tudung hoodie. Cika mencoba berpikir positif 'mungkin dia kedinginan' batin Cika. Cika hanya bermain dengan gawainya menunggu sampai di tempat tujuannya. Cika tidak sengaja melihat penumpang yang mencurigakan tadi sedang menatapnya, karena Cika takut dia berpura pura tidak melihatnya dan kembali bermain dengan gawainya. Setelah sampai pada halte tujuannya dia segera turun dan untungnya orang tersebut tidak mengikutinya.

Cika memencet kata sandi pada pintu apartemen, saat memasuki apartemen hanya menampakkan ruangan kosong yang gelap dan sedikit udara dingin karena lupa mematikan AC tadi pagi. Cika melepaskan sepatunya dan diletakkan di tempatnya, kemudian membersihkan diri dan kemudian merebahkan tubuhnya di ranjang.

"Kring....kring...kring" suara telepon.

"Halo" ucap Cika

"Sayang, kamu lagi ngapain?" Ucap orang sebrang

"Langsung intinya aja engga usah bertele tele" Ucap Cika.

"Besok Jumat jam 7 malam di hotel Cempaka dan jangan lupa pakai dress yang nanti mama kirim" ucap mama Cika kemudian langsung menutup sambungan telepon.

Cika meletakkan gawainya sembarang, dia bangkit dari tidurnya dan mendudukkan dirinya di sofa. Hari ini merupakan hari yang melelahkan bagi Cika karena harus mengerjakan pekerjaan temannya yang sedang sakit habis operasi usus buntu. Cika mengambil minuman dingin dan beberapa cemilan untuk menemaninya membaca buku. Dia dapat tertidur pada jam empat pagi. Dia kembali bangun pada jam enam pagi, bersiap untuk ke kantor. Hari ini dia berangkat menggunakan mobil karena akan melakukan kunjungan ke pabrik yang memakan waktu banyak jika menggunakan kendaraan umum.

Cika mampir ke toko roti untuk membeli sarapan untuknya dan untuk Kiki, asistennya. Dia menjemput Kiki di kantor sebelum berangkat ke pabrik. Cika merupakan seorang pengusaha muda yang memiliki perusahaan yang termasuk perusahaan yang berpengaruh dan perusahaan tersebut merupakan hasil dari kerja kerasnya sendiri bahkan keluarganya tidak mengetahui fakta tentang hal tersebut karena dia tidak ingin keluarganya memanfaatkannya. Selain itu, dia merupakan anak dari keluarga konglomerat tetapi Cika sengaja menyembunyikan identitasnya tersebut agar orang orang yang disekitarnya tidak memanfaatkannya. Dia sudah lama meninggalkan kediaman keluarganya dan berusaha untuk hidup mandiri.

Tbc

Be Better? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang