•
•
•
Saat ini aku dan sahabatku sedang berlari dari kejaran seorang pria. Aku dan sahabatku bersembunyi di semak-semak, berharap pria itu tidak melihat ku dan sahabatku.
"DI MANA KALIAN!" teriak pria itu.
"Ck! Awas saja kalian jika bertemu denganku! Akan kupastikan kalian membayar mangga yang kalian ambil!" ucap pria itu yang mulai pergi menjauh.
"Untung saja bapak itu tidak melihat kita," ucap sahabat ku yang menghela nafas lega. Dia bernama Asep, umurnya lebih tua satu tahun dari ku. Tubuhnya lebih tinggi beberapa senti dariku, rambutnya berwarna hitam legam, mata indahnya berwarna biru gelap, umurnya 20 tahun. Ya, benar umurnya memang 20 tahun, sedangkan aku berumur 19 tahun.
"Iya ... untung saja," ucapku yang juga menghela napas lega.
"Lalu, mangga ini mau lu jadiin apa?" tanyaku padanya.
"Mungkin rujak?" jawabnya yang bingung.
"Tapi, ini ada yang belum matang mangga nya. Gimana dong?" tanyaku padanya. Asep terlihat kesal saat aku menanyakan pertanyaan itu.
"Pake nanya! Ya yang diambil yang matang lah, dodol!" ucapnya sambil memukul kepalaku.
"Ya, santai dong. Lu pikir kepala gua bola voli?! Main pukul-pukul aja!" Aku memegang kepala ku dengan tatapan tak bersahabat.
"Salah lu sendiri ngeselin!" ucapnya yang kesal.
"Eh, lihat deh itu." tunjuknya pada sebuah buku yang terlihat kuno. Tentu aku langsung mengalihkan perhatianku pada buku itu.
Pada cover buku itu terlihat gambar kerajaan dan juga tulisan yang sulit dibaca dari pandanganku. Asep mendekat kearah buku itu.
Terlihat Asep yang sedang membaca buku itu. Lalu, aku menghampiri nya dan mengambil buku itu dari genggaman Asep.
"Heh! Gue lagi coba baca tulisannya, loh! Lu main ambil ambil ae!" ucapnya yang marah padaku, tetapi aku mengabaikannya.
Dibuku itu, aku dapat melihat judul bukunya. Judul buku itu adalah Betrayal of a Queen. Aku merasa ada yang aneh dengan buku itu.
"Ingin membacanya?" Aku bertanya kepada Asep.
"Tentu, kenapa tidak," jawabnya yang langsung mengambil buku itu dan berjalan menjauh.
"Ck! Ya gak usah diambil juga kali!" Dengan perasaan kesal aku pun mengejarnya.
Ternyata dia hanya berjalan menuju tempat biasa saat aku dan dia bertemu atau ketemuan yang tak jauh dari tempat tadi.
Aku dapat melihat Asep yang mulai membaca buku itu di bawah pohon yang rindang. Aku pun mendekat dan duduk di sampingnya sambil melihat-lihat buku itu. Walau kami tidak paham akan isinya, karena banyak tulisan yang tintanya sudah pudar.
Namun tiba-tiba saja saat kami mencapai halaman terakhir angin berhembus menerbangkan beberapa lembar dari buku itu.
"Woi itu kertasnya kena angin!" teriakku saat melihat beberapa lembar dari buku itu, terbang terkena angin.
"Piye iki? Kertase melbu danau," (Gimana ini? kertasnya masuk ke danau) ucap temanku yang begitu panik. Gimana gak panik, itu buku orang.
"Balekke buku kui cepet! Terus dewe mlayu!" (Cepat kembalikan buku itu! Lalu kita lari!) ujarku yang langsung lari meninggalkan temanku.
Temanku langsung mengembalikan buku itu dan lari bersamaku untuk menjauh dari tempat itu.
•
•
•
Buku apakah itu? Siapa pemilik buku itu? Dan bagaimana nasib kertas yang tercebur ke danau? Tunggu chapter berikutnya!!
Jangan lupa vote dan komen ya! Bagi kalian yang ingin memberi saran ataupun mengkritik silakan. Kami juga butuh kritik dan saran dari kalian untuk mengembangkan cerita ini :D
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of a Prince
Fantasy"Woyy Jamal! Maen yokk!" teriak seorang laki laki bersurai hitam dan memiliki warna mata biru terang yang indah. "Iya, bentar ngab! Lagi pake sendal ini!" sahut seseorang yang tak lain adalah Jamal. Jamal memiliki surai yang berwarna coklat kemera...