•
•
•
"Deve! Berapa lama lagi kau akan bersiap?! Kita bisa terlambat!" tanya Dev yang sudah muak menunggu adiknya itu.
Clio dan Elios sudah berangkat terlebih dahulu, karena sekolah mereka memiliki jadwal masuk yang cukup pagi, dan Dev harus terjebak untuk menunggu adiknya.
"Iya, sabar!"
"Hitungan ke kesepuluh jika kau tidak keluar maka akan ku tinggal, satu, dua, ti-"
"Iya, ini aku sudah siap!" Pintu terbuka dengan kasar, memperlihatkan Deve yang bahkan belum memasang pin tanda pengenal sebagai murid Darsic Academy. Karena semua murid pasti memakai nya.
"Dimana pinmu?"
"Masih kubawa, kupasang nanti saja di perjalanan," ucap Deve menjawab pertanyaan Dev sambil berjalan menuju pintu keluar.
✧༝┉˚ ❋ ❋ ˚┉༝✧
"Bagus juga sekolahnya, kupikir akan menyeramkan."
"Kau benar, kurasa aku akan merasa nyaman di sini ...."
Mereka memasuki gedung empat lantai dengan dinding yang dominan berwarna merah kecokelatan. Banyak sekali murid yang melihat kearah mereka.
✧༝┉˚ ❋ ❋ ˚┉༝✧
"Hari ini kita kedatangan murid baru, mereka adalah Pangeran dari kerajaan Euthopia," ucap seorang lady yang mengajar di kelas tersebut.
"Silakan masuk."
Tap
Tap
Tap
Dev dan Deve memasuki ruang kelas mereka, ada anak yang antusias dan ada yang tidak peduli.
"Perkenalkan saya Devere Kyrillos Kenneth dari Kerajaan Euthopia, dan ia adalah kembar saya, Deverelle Kyrillos Kenneth."
"Bagaimana kami bisa memanggil anda Pangeran?" tanya Lady yang mengajar.
"Kalian bisa memanggil saya Deve, dan dia Dev." jelas Deve dengan muka malasnya.
Diantara semua murid yang ada, terdapat satu murid yang terlihat mengantuk dan tidak peduli.
"Baiklah kalian bisa duduk dikursi kosong yang ada didepan dan dibelakang kursi Sylvain. Sylvain, angkat tangan mu!"
Dengan malas ia mengangkat tangannya.
"Kea Jamal, selalu ngantuk kalo ngelakuin sesuatu yang berhubungan dengan belajar, tapi hebatnya dia bisa pinter," batin Deve saat melihat Sylvain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of a Prince
Fantasy"Woyy Jamal! Maen yokk!" teriak seorang laki laki bersurai hitam dan memiliki warna mata biru terang yang indah. "Iya, bentar ngab! Lagi pake sendal ini!" sahut seseorang yang tak lain adalah Jamal. Jamal memiliki surai yang berwarna coklat kemera...