9. Surrender

32 3 0
                                    

●

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dokter berkata demammu sudah turun, tidurlah."

"Di sore hari begini?" tanya Deve kepada seseorang yang menemaninya.

"Tidak usah membantah jika ingin cepat sembuh, nanti akan kusuruh dayang membangunkanmu," tutur Jayden diikuti suara langkah kakinya meninggalkan Deve terbaring di atas tempat tidur.

✧༝┉˚ ❋ ❋ ˚┉༝✧

"Tunggu aku kak Jay!" seru seorang laki-laki yang sedang bermain bersama saudaranya yang lain.

"Cepatlah Clio atau kita akan meninggalkanmu!" teriak Jayden yang berjalan pergi lebih dulu.

Langit menunjukkan sinarnya yang berwarna jingga, seruan demi seruan bergema di istana, para pangeran menghabiskan waktu mereka dengan bermain bersama, hingga suara seorang dayang mengacaukan keseruan mereka.

"Yang Mulia Pangeran, hari sudah hampir gelap, sudah saatnya kalian membersihkan diri lalu bertemu di meja makan."

"Tunggu sebentar, kami akan kesana," ucap pangeran tertua.

Makan malam pun berakhir dengan cepat, candaan demi candaan dilontarkan pangeran termuda, semua terlihat bahagia. Namun tidak ada yang mengetahui apa yang akan terjadi berikutnya, tidak sadar bahwa mungkin, ini kali terakhir mereka tertawa seperti ini.

Malam benar-benar dingin, semua orang sibuk dengan mimpinya masing-masing. Namun dua orang perempuan petinggi di kerajaan justru pergi menuju hutan.

Satu dari mereka memakai tudung dan membawa pedang di tangan kanannya. Sedangkan yang satunya mengikuti perempuan yang berada di depan. Tubuhnya ditutupi tudung, di kedua genggaman tangannya telah siap dua pasang belati yang sanggup mengoyak tubuh musuh.

"Apa yang dia lakukan di tempat seperti ini?" 

Namun naasnya, ia ketahuan, seolah bendera pertarungan telah dikibarkan. Bunyi gesekan pedang terdengar begitu nyaring, mereka sama-sama hebat, tidak ada yang terluka, setidaknya hingga puncak dari pertarungan, dimana terbunuhnya salah satu dari mereka.

Pedang yang memiliki ukiran Bunga Greisel dan Ular itu menancap tepat pada jantung kehidupan wanita itu. Namun dengan teganya seseorang yang membunuhnya mencabut pedang itu dan membuangnya ke sembarang arah.

"Ternyata kau masih tetap lemah Claire." Senyum licik terukir di wajah nya, mari kita sebut 'Sang pemenang dari pertarungan ini.'

"Tak akan kubiarkan kau menyakiti putraku! Akan kupastikan aku membalasmu, lihat saja!"

"Membalasku? Sebelum kau membasku kan kupastikan kau mati disini!" Dengan tega ia turun begitu saja dari menara, membiarkan perempuan bernama Claire itu terbaring lemah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Story of a PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang