Hari ini tepat dimana pertandingan basket di laksanakan dan pertandingan-pertandingan lainnya, murid kelas 2 IPA 2 sudah berkumpul di sekolah tanpa sepengetahuan Stella yang sudah duluan ke lokasi bersama anggota lainnya, "gayyss sudah hadir semua kan?", tanya Reza menatap satu persatu teman kelasnya.
"Sudah pak ketu", teriak mereka kompak.
Reza menganggukan kepala tersenyum, "baik kita kesana berboncengan, yang cowok minta tolong bonceng teman cewek", perintah Reza yang langsung diangguki kompak oleh mereka.
"Baiklah, ayo berangkat", teriak Reza membuat mereka berhamburan menuju motor, masing-masing cowok membonceng para cewek kecuali Reza dan Gibran yang boncengannya kosong.
Berbeda dengan Stella yang sudah bersiap di dalam ruangan yang sengaja di siapkan untuk mereka, "Stel, semangat ya", ujar Nada mendekat menepuk pundak gadis itu.
Stella menganggukan kepala tersenyum, "bawa pulang piala lagi Stel", ujar Bastian ikut menyemangati.
Seorang cowok mendekat ke arah Stella membuat yang lain langsung menjauh, "semangat Stell, lo satu-satunya yang di andalkan kali ini, anggota cowok hanya meraih juara dua, lo semangat setelah bertanding gue mau ngomong sesuatu sama lo", ujarnya menepuk puncak kepala gadis itu.
"Oke, makasih Banu", ujar Stella tersenyum.
Pertandingan sebentar lagi di mulai, terdengar suara riuh penonton di luar, Stella dan anggotanya berdoa terlebih dahulu sebelum masuk kelapangan, anggota yang lain yang tidak bertanding sudah duduk di kursi penonton dengan wajah antusias menunggu pertandingan yang begitu meriah.
Priiiiiiiuuuppppp
Ruara peliup pertanda pertandingan di mulai terdengan membuat suara teriakaan dari arah penonton terdengar mendukung jagoan mereka masing-masing, Stella sudah mulai membawa bola mendekat ke ring lawan mengoper ke arah temannya mengecoh lawan dengan mudah anggota Stella mencetak angka.
Anak kelas 2 IPA 2 sampai di tujuan bergegas masuk mendengar suara riuh, mendekat ke arah tempat yang sengaja di siapkan guru di sekolah mereka melihat Stella mencetak angka semuanya langsung heboh
"STELLA GOO STELLAAA".
"STELLA TUNJUKINN KEMAMPUAN LO"
"ANGGOTA BASKET GUE TUH"
"SMA PANCASILA SEMANGATTT"
"SMA PANCASILA TUNJUKIN TARING KALIAN"
"WOY ANAK GUE CETAK ANGKA LAGI HUAAAAAAA"
"SMA PANCASILA"
Stella yang ada di lapangan tersentak kaget melongo menatap teman kelasnya sudah ada di kursi penonton heboh meneriaki namanya dan juga nama sekolahnya, semangat di dalam diri gadis itu mencuat tersenyum senang bertekad memenangkan pertandingan kali ini.
Pertandingan semakin sengit melihat angka saling mengejar di tambah waktu semakin menipis, para penonton kian menegang, 2IPA2 semakin heboh menyemangati agar semangat mereka tidak kendor, "STELLA SEMANGATTT STELLLL" teriak Rangga sudah berdiri di kursi geregetan melihat angka yang sama dengan waktu yang kian menipis
Stella yang ada di lapangan menoleh, tatapannya tidak sengaja menatap Gibran yang terlihat begitu tegang menonton pertandingan, raut wajahnya terlihat cemas namun hal itu membuat gadis itu mengulum bibir menahan senyuman, "Stel tangkap", teriak temannya membuat gadis itu tersentak menangkap bola itu tinggal dua menit lagi, mata gadis itu memicing tajam ke arah ring lawan meloncat mencoba memasukan bola.
Suara riuh penonton berhenti, anak kelas 2 IPA 2 sudah menahan nafas.
Bruaakkkk
Prrriiiiiiiiiipppppp
"HUAAAAAAA SMA PANCASILA MENANG"
"STELLAAAA"
"STELLAAAAA"
2 IPA 2 kembali heboh membuat mereka menjadi pusat perhatian, Reza tersenyum tipis bangga, mereka sudah saling merangkul haru melihat pertandingan yang menurut mereka seru dan menegangkan.
Stella dan anggota basket lainnya sudah berpelukan di lapangan merayakan kemenangan mereka, semua anggota basket SMA Pancasila masuk melompat-lompat kecil ikut merayakan mengangkat tubuh Stella ke atas berteriak heboh.
Gibran yang ada di kursi penonton tersenyum bangga, menghembuskan nafas lega sedari tadi cemas melihat lawan selalu berusaha menubruk tubuh gadis itu agar tidak bisa menggapai bola.
Anak 2 IPA 2 kembali ke sekolah setelah pertandingan selesai membiarkan anak basket berkumpul untuk merayakan kemenangan, begitupun dengan Gibran dan Rangga yang awalnya sangat ingin bertemu dengan Stella namun Reza menahan agar memberi kesempatan gadis itu merayakan bersama anggotanya.
Stella duduk di ruang istirahat menunggu anggota basket yang sudah bersiap-siap pulang tersenyum senang mengingat kekompakan teman kelasnya yang rela datang untuk mendukung di hari yang sangat berarti untuk gadis pencinta basket itu.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
School Love On (Selesai)
Короткий рассказ"Ck ganggu mulu sih, di dalam kelas, di luar lo ganggu mulu kalau naksir bilang, lo naksir gue kan, ngaku lo". "iya, gue naksir, baru nyadar lo" "hah, Ngak jelas" ***** cover by pinterst