Konoha, Uzumaki house
Suatu pagi dirumah Uzumaki, putra Nanadaime yang sangatlah ceroboh itu sedang tertidur pulas tanpa gangguan.
Bocah yang seperti jiplakan Naruto itu terlihat tidak peduli dengan dunia aslinya, ia lebih memilih kedunia mimpi yang indah.
Tetapi hal itu segera berakhir ketika pancaran sinar matahari dari jendela mengenai matanya, menambah kesan tampan wajah bocah itu.
Matanya terbuka sedikit, mata biru yang terlihat sangat bercahaya seperti biasanya.
Dialah, Uzumaki Boruto.
Boruto menutup pancaran itu dengan tangannya, "Astaga.. mengapa sinar matahari merusak mimpi indahku?? hah.. ya.. baiklah, mungkin memang waktunya aku bangun -ttebasa." lenguhnya pelan seraya mengubah posisinya menjadi duduk.
Tak lama ibunya yang bermarga Hyuga itu memanggilnya untuk makan.
"Boruto! cepatlah turun!" panggil Hinata untuk menyuruh anaknya sarapan.
"Baik kaa-san!, tunggu sebentar -ttebasa!." jawabnya dengan riang seperti biasanya.
Boruto segera bersiap - siap, ia akan menjalankan misi bersama tim 10. Apalagi ia akan bersama sahabat lamanya, Nara Shikadai.
Suara langkah kaki sedang turun tangga, menandakan Boruto sudah siap untuk pergi menjalankan misi.
Boruto sangat bersemangat, bahkan sampai onigiri yang ia makan tersedak.
"Astaga Boruto.. fokus pada makananmu dulu. setelah itu barulah fokus kemisimu!." ucap Hinata sambil menyuguhkan segelas air untuk Boruto.
Boruto terkekeh, "Maaf kaa-san.." jawabnya dengan nada malas.
Himawari hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan kakak tsundere-nya itu, bahkan itu sudah menjadi rutinitas keluarga Uzumaki.
Lagipula siapa yang tidak terbiasa dengan sikap putra sulung nanadaime?? jika sehari saja boruto hanya tidak membuat masalah dan irit bicara, itu artinya dunia sedang tidak baik - baik saja.
Mereka makan bersama diselingi mengobrol dan tertawa satu sama lain, sampai boruto tersadar seperti ada yang kurang.
Ia melihat sekitar meja makan, ada satu kursi yang kosong. Tepat disebelahnya, Boruto tersadar apa yang kurang.
Ia menghela napas berat dengan mimik wajah yang kesal, Hinata yang menyadari itu menatap wajah Boruto dengan wajah kasihan.
Belum sempat Boruto angkat bicara, ibunya sudah memperhatikannya sedari tadi dengan wajah yang kasihan.
Ia mengurungkan niatnya untuk bicara, tetapi rasa pertanyaan dengan mengurungkan niat sepertinya lebih besar rasa pertanyaan Boruto.
"Kaa-san, tou-chan tidak bersama kita sekali lagi ya??.." tanya Boruto pelan, ia sangat tahu bahwa ibunya pasti sedih.
Himawari terkejut mendengar Boruto berkata seperti itu, sejujurnya ia daritadi sadar bahwa tidak ada sang ayah disamping Boruto.
Ia sudah sengaja agar tidak mengingatnya, tetapi malah Boruto bertanya seperti itu membuat Himawari sedih.
Himawari pastinya tau seberapa besar kekecewaan Boruto terhadap ayahnya. Tetapi Himawari juga harus sadar, ayahnya adalah seorang hokage. Wajar saja jika ia selalu sibuk dikantornya, ia tidak boleh egois seperti kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HURTLESS? 《Boruto Fanfiction》
AksiyonSaat tengah menjalankan misi, Boruto menemukan sebuah permata berwarna biru yang indah. Dan itulah yang terakhir kali Boruto ingat, ia menghilang tanpa kabar selama seminggu lebih. teman-temannya mencarinya tanpa memberitahu Naruto, tetapi bukan hok...