Short Story - 26

1.5K 185 43
                                    

Jangan lupa klik bintang di pojok bawah kiri.

Ramaikan komen karena nanti malam ada up lagi 🌟🌟🌟🌟

Awas typo..

Pinggiran Kota, Taman kota

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pinggiran Kota, Taman kota.

"Ada apa? Kau baik-baik saja?" Tanya Cessa. Mendengar perkataan Cessa membuat Juan pun mengali

hkan perhatian pada istrinya dan menemukan wajah Vanya yang pucat.

"Putri?"

Di antara ringisan kesakitan Vanya, perempuan itu terkekeh kecil, "Sepertinya Aku ..akan...melahirkan."

Baik Cessa dan Juan sama-sama melotot mendengar perkataan Vanya.

Yang benar saja!!!

Kehebohan segera terjadi. Baik Juan dan Cessa terlihat panik mendengar kalimat Vanya ditambah perempuan itu meringis kesakitan semakin menambah kekhawatiran Juan dan Cessa.

"Juan....Kau bodoh atau apa? Gunakan sihir teleportasimu dan bawa istrimu!" Suara tegas Reynard membungkam kepanikan Juan dan Cessa.

Juan sendiri mengetuk kepalanya lantaran panik tidak bisa berpikir jernih. Benar yang dikatakan Reynard, Ia punya sihir teleportasi harusnya sejak tadi Ia membawa Vanya kembali ke istana. Segera saja Juan mengendong Vanya dalam beberapa detik, Juan dan Vanya telah hilang dari padangan Cessa dan Reynard.

Cessa segera menatap Reynard panik, tanpa berkata apapun Reynard membawa Cessa mengikutinya. Mereka menyewa kuda lalu menaiki kuda tersebut bersama menuju tempat Vanya dan Juan. Menaiki kereta kuda hanya akan memakan waktu untuk sampai ke istana.

Dalam waktu setengah jam, Cessa dan Reynard akhirnya sampai di depan kamar Vanya dan Juan. Terlihat Sangat Raja, Juan dan juga pengawal Juan berdiri di depan kamar dengan raut panik.

"Apa Putri Vanya sudah melahirkan?" Cessa datang dan segera bertanya. Juan yang pertama kali melihat kehadiran Reynard dan Duchess segera saja menggeleng menjawab pertanyaan Duchess.

"Tabib bilang belum waktunya masih menunggu jalan keluar bayi hingga siap," ujar Juan. Cessa pun mengangguk paham.

Cessa menoleh menatap suaminya.

"Apa tidak apa jika aku menunggu Vanya melahirkan? Apa kau punya pekerjaan penting? " Cessa meminta persetujuan Reynard, takutnya pria itu tidak bisa menunggu disini dan harus kembali. Setidaknya jika Reynard mengijinkan maka Cessa akan menginap sembari menunggu Vanya lahiran.

Reynard mengelus kepala sang istri, "Tidak usah pikirkan Aku. Kita akan menunggu Putri Vanya melahirkan, oke?" Cessa pun mengangguk lalu keduanya bersama berdiri disana menunggu berita tentang Vanya.

Beberapa menit kemudian pintu terbuka. Seorang wanita baya yang menggenakan pakaian tabib keluar.

"Apa Duchess Cessa ada disini?" Semua orang segera menatap Cessa. Cessa pun maju menghampiri Tabib.

Short Story -  Change The Destiny (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang