Short Story 24

1.7K 200 51
                                    

Sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelumnya...

Saat kereta kuda tiba di depan mereka,
sepasang Pria dan wanita yang sedang menggendong bayi keluar kereta.

Duke dan Duchess Vermillion telah kembali.

Awas typo ga sempat revisi 🙏🏻🙏🏻🙏🏻

🌸🌸🌸

-Kediaman Vermillion, Halaman Kediaman-

Mateo, Kepala Pelayan yang mengabdikan dirinya pada keluarga Vermillion maju menghampiri Sang Duke.

Pria baya itu menunduk hormat dengan mata berkaca-kaca. Sudah berapa lama sejak Tuan dan Nyonya pergi? Yang katanya 4 hari menjadi dua minggu. Sungguh sangat lama.

"Selamat datang kembali, Yang Mulia Duke dan Duchess," ujar Mateo penuh penghormatan. Para Kapten Vermillion dan pelayan pun ikut memberi hormat atas kedatangan Tuan dan Nyonya mereka.

"A,a. Terimakasih," jawab Reynard.

Pandangan Mateo mengarah pada buntalan selimut yang berada di tangan Sang Duchess. Pria baya itu tentu merasa penasaran. Matanya tanpa disengaja melirik perut Sang Duchess, lalu terbelalak saat menyadari perut Sang Duchess tidak lagi membuncit.

Mateo mengerjap kebingungan. Seingatnya usia kandungan Sang Duchess belum memasuki bulan kelahiran bahkan seharusnya sejak hari kepergian Duke dan Duchess masih ada dua bulan lagi sebelum kelahiran calon penerus. Tapi, ini baru dua minggu dan perut Sang Duchess sudah rata. Mateo mau tidak mau melirik ke arah buntelan selimut yang di dekap oleh Sang Duchess. Apa calon penerus Duke telah lahir?

Tidak hanya Mateo, beberapa pelayan dan Kapten Vermillion pun bertanya-tanya, tapi mereka lebih memilih diam.

"Mateo temui aku nanti diruang kerja, ada yang harus Aku sampaikan padamu. Kalian bisa kembali bekerja." Setelah mendengar perintah Sang Duke, para pelayan pun kembali mengerjakan pekerjaan mereka yang tertunda.

==================================

Di penjara bawah tanah milik kediaman Algerio, seorang pria yang tidak sadarkan diri sedang diperiksa oleh seorang tabib. Di dalam ruangan penjara tersebut, Juan Algerio berdiri di pojok menunggu Sang Tabib selesai mengobati tahanannya. Ya.. Pria itu adalah Pangeran Cello.

"Tuan Perdana Mentri, lukanya sudah saya obati. Kalau begitu saya panit undur diri." Juan hanya mengangguk dan membiarkan Tabib pergi.

Tak lama setelah kepergian tabib, seorang pria memasuki ruangan lalu menunduk hormat pada Juan. Pria itu adalah Hydra.

"Tuan, Saya sudah melakukan sesuai perintah anda. Surat tersebut sudah dikirimkan ke kediaman Perdana Mentri Zeno. Kemungkinan Beliau pasti akan datang kemari dalam beberapa hari kedepan." Hydra memberikan laporannya pada Juan.

Short Story -  Change The Destiny (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang