✿♡✿
Seorang wanita berpakaian serba putih, tengah menggandeng anak gadisnya yang kegirangan memakai baju barunya. Mereka berjalan menuju taman yang tak jauh dari rumah mereka, taman itu menjadi tempat yang paling sering mereka datangi setiap liburan. Tidak perlu jauh-jauh, anak gadisnya sudah sangat bahagia diajak piknik ke taman yang kecil dan sederhana itu.
Ada pondok mini yang dipenuhi oleh aneka tanaman, mereka duduk dan menikmati makanannya di dalam pondok itu. Gadis yang baru saja menginjak umur 5 tahun itu, sudah tidak sabar untuk memakan masakan Ibunya di dalam pondok taman. Dia kesulitan menaiki pondok, karena tubuhnya yang masih pendek dan Ibunya selalu tertawa melihatnya di dalam pondok.
"Cepat besar ya, anak Ibu," ucapnya selembut salju sambil mengangkat anak gadisnya dan mendudukkannya di sebelahnya.
"Runa mau cepat-cepat besar!"
"Kenapa Runa mau cepat besar?"
"Supaya bisa naik ke pondok tanpa dibantu oleh Ibu lagi."
"Selain itu?"
"Runa mau membantu Ibu bekerja di dapur, supaya Ibu tidak capek lagi. Ibu selalu melarang Runa untuk membantu, karena Runa masih terlalu kecil. Jadi, Runa mau cepat-cepat besar supaya bisa membantu Ibu di dapur. Runa juga mau mencoba memasakkan makanan untuk Ayah, Runa mau dipuji oleh Ayah. Seperti Ayah memuji Ibu saat dimasakkan sarapan yang enak."
Ibunya tidak sanggup berkata-kata lagi, dia senang mendengar jawaban mulia dari anak gadisnya yang bahkan belum masuk sekolah. Ayliena hanya bisa mengelus-elus pucuk kepala Runa sebagai respon, mulutnya tidak sanggup membalas jawaban Runa yang sangat menyentuh hatinya. Tiba-tiba, sesuatu yang tidak mengenakkan, dirasakan oleh Ayliena. Dia memegangi dadanya karena di situlah, bagian yang tiba-tiba sakit.
Wajahnya mulai kurang baik, menahan sakit dan berusaha terlihat baik-baik saja agar Runa tidak menyadarinya sehingga suasana piknik mereka tidak terganggu. Tapi Runa menyadarinya, dia melihat Ibunya memegangi dadanya dengan ekspresi wajah yang kurang baik. "Ibu kenapa? Ibu sakit?"
"Ibu tidak sakit, Ibu cuma lapar."
"Kalau lapar, kenapa memegangi dada bukannya perut?"
Runa cukup pintar untuk membuat Ibunya kehilangan kata-kata, Ayliena tidak mungkin mengatakan dengan jujur kalau dirinya memiliki riwayat penyakit sejak melahirkan Runa. Ayliena berpikir keras untuk menjawab pertanyaan Runa, anak gadisnya sudah menunggu. "Saking laparnya, Ibu sampai tidak fokus untuk memperhatikan mana perut dan dada. Hahahaha!"
Runa ikut tertawa, dalam kebohongan Ibunya sendiri. Untuk melupakannya, Ayliena membuka kotak makanannya dan siap menyuapi anak gadisnya yang sudah menanti. "Pesawat meluncur, buka mulutnya!"
Runa langsung saja membuka mulutnya lebar-lebar dan sesendok makan pun, sampai di dalam mulutnya yang kecil. Runa mengunyah makanannya dengan sangat lahap dan makanan dalam mulutnya, habis dalam sekejap. Runa memang lahap memakan makanan kesukaannya, dia tidak segan-segan untuk menghabiskannya bahkan lupa menyisakan sisanya untuk Ibunya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Conflict
RomanceGenre: Drama & Romance Status: On Going Update: Setiap Senin Note: Masing-masing bab memiliki 3k kata! ✿♡✿ Sepeninggal Ibunya dan Ayahnya menikah lagi, Runa mulai diperlakukan seperti pembantu. Ayahnya, Melvin sangat menyayangi anak tirinya yang le...