✿ Bab 9: 【 Hadiah 】 ✿

28 19 4
                                    

✿♡✿

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✿♡✿

Yelda membawa nampan berisikan 2 cangkir kopi hangat untuk Melvin dan tamunya, Owen. Usai menghidangkan minuman, Yelda meninggalkan ruang tamu dan kedua pria ini mulai membicarakan masalah serius. "Sekitar 3 tahun lalu, aku pernah meminta padamu agar anakmu dijodohkan dengan anak pertamaku." Owen memulai pembicaraan lebih dulu.

"Oh, aku hampir lupa."

"Kenapa kau malah menjodohkannya dengan orang lain? Apalagi, dengan anak dari pemilik perusahaan perhiasan paling maju itu."

"Aku tidak menjodohkannya, aku hanya ingin mereka bertunangan. Masih ada celah bagi anakmu untuk menggeser posisi Elezar, itupun jika Kenzo mau menyerahkan Runa padamu."

"Tapi itu sama saja, hubungan mereka akan semakin dekat jika aku tidak bertindak untuk memisahkan mereka."

"Yah, kita tidak menjalin kesepakatan dalam hal ini. Jadi, semua ini bukan salahku ya? Aku sudah muak melihat Runa di rumah ini, dia semakin tak berguna dan aku lelah mendengar istriku terus memarahinya."

"Seharusnya kau menyerahkan Haruna pada anakku, dia lebih siap dibandingkan Elezar. Kalau bisa, dia akan langsung menikahinya."

"Runa masih berusaha 19 tahun, masih terlalu muda baginya untuk menikah. Dan apa kau mau, mendapatkan menantu yang tak berguna seperti dia?"

"Ini bukan soal kegunaan dia di rumah, tapi anakku sudah dari lama jatuh cinta pada Haruna."

"Kita lihat saja nanti, Elezar tidak sepenuhnya mencintai Runa. Lambat laun, dia pasti akan menyadari betapa tidak bergunanya Runa. Dan jika saat itu tiba, kau boleh mengambil Runa dan jangan melibatkanku lagi ke dalam masa depannya. Aku sudah membuang anak itu, sejak awal aku tidak pernah punya keinginan untuk menikahi Ayliena."

"Kau memang sedikit kejam, Melvin."

"Karena itu bukan keinginanku, aku dipaksa menikahinya demi membayar hutang keluargaku. Untungnya, sudah berakhir secepat ini."

"Dan kau juga tidak menginginkan Haruna?"

"Jangan tanyakan hal itu."

Diam-diam, Calista menguping obrolan kedua pria itu dari luar. Pintu ruangan ditutup dengan rapat oleh Melvin, karena ada pembicaraan penting yang tidak ingin didengar oleh orang-orang di rumahnya. Calista tidak bisa mendengar dengan jelas apa saja yang mereka bicarakan selain menyebut nama Runa, sehingga dia masih tidak ingin menjauh dari pintu sampai salah satu pembantunya lewat.

"Karina, kau tahu apa yang dibicarakan Ayahku dengan tamunya?"

"Maaf, saya kurang tahu."

"Mereka menyebut-nyebut nama Runa sedari tadi, sepenting itukah Runa untuk dibahas?"

"Ngomong-ngomong Nona, ada Tuan Bastian di depan pintu."

Begitu Karina meninggalkannya untuk melanjutkan pekerjaannya, Calista juga meninggalkan ruangan pribadi Melvin dan menemui Bastian di depan pintu. "Kau datang lagi," ucapnya dengan bangga.

Lovely Conflict Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang