Chapter 6

558 84 28
                                    


.

.

.

Tengah hari yang terik bukan waktu yang tepat untuk mencari seseorang yang mukanya saja malas kau lihat.

Tapi, di sinilah Solar. Mengelilingi fakultas DKV mencari semak belukar ungu yang-sialnya-tidak seorangpun tau di mana ia dan kepala bodohnya bersembunyi.

Seingat Solar Ini semua tidak ada dalam rencananya saat ia meninggalkan ruang kelas satu jam yang lalu. Ia cuma ingin menjemput Shielda, sedikit merayu gadis itu kemudian mengajaknya makan siang di kafe sekitar fakultas arsitektur.

Tapi gadis zamrud itu malah tidak ada di manapun.

Jadi dengan terpaksa Solar mencari Fang. Berkeliling tanpa arah yang jelas sambil mengutuk si laki-laki kusam dalam hati sampai manik keemasannya mendapati wajah yang familiar di antara gerombolan mahasiswi DKV.

Ying. Gadis pendek yang beberapa kali Solar lihat berkeliaran di sekitar Shielda.

Solar melangkah dengan cepat, memasang senyum menawan menghampiri gerombolan gadis-gadis yang satu persatu mulai memerah dan terkikik genit. Mengabaikan tatapan mereka, Solar berdiri menjulang tepat di depan Ying.

"Hey." Panggil Solar yang membuat gadis di depannya mendongak dari atas buku sketsa. "Ying kan?" Sambungannya cepat.

"Hm- Cari Shielda?" Tanya Ying. Manik birunya menatap Solar dengan datar.

Alis Solar terangkat. Dengan bingung ia membuka mulut. "Hee.. Tau darimana?"

"Kerjamu di sinikan cuma mengekor dia." Ucap Ying dengan santai saat kembali menggores pensil di atas kertas sketsanya.

Jleb!

Di depan, ujung bibir Solar berkedut. Dengan nada ramah yang dipaksakan laki-laki itu tertawa kecil. "Haha Ying, kau suka bercanda ternyata." Mati-matian ia menelan rasa kesal yang mengais ujung kerongkongan. Kemudian, senyum lebar membelah wajahnya. "Jadi- Kau tau di mana Shielda?"

Ying sekali lagi menengadah, cukup lama menatap Solar sebelum mulut kecilnya membuka dengan malas. "Shielda tidak masuk. Dirawat di rumah sakit pagi ini."

"Hah!? Rumah sakit?"

"Tuli yah?"

Wajah Solar memerah, antara kesal dan malu. Dorongan untuk mencekik gadis di depanya itu sudah meronta dari dasar hatinya.

Pada akhirnya Solar memejamkan mata, berusaha tetap tenang laki-laki itu membersihkan pangkal tenggorokan yang terasa berat. "Shielda sakit ap-"

"Tanya Fang. Dia yang antar Shielda pagi tadi."

Dengan sisa kesabaran yang tak banyak, sekali lagi Solar memaksakan dirinya bertanya. "Kau tau di-"

"Tidak." Jawab Ying datar sebelum telunjuk kurusnya mengacung asal. "Tapi biasanya di belakang gedung fakultas-"

"-mungkin." Sambung gadis itu tanpa menatap Solar sedikitpun.

Solar menghela napas, menjaga wajah agar tetap terlihat 'ramah'.  Meski udara panas dan geraman lapar di perutnya sudah tidak tertolong, tapi solar cukup berhasil mengkondisikan sikapnya. Sekali lagi Ia tersenyum, berjalan menjauh dengan aura yang dibuat semenyenangkan mungkin setelah berterima kasih kepada Ying yang kembali sibuk dengan gambar sketsanya.

Dengan langkah ringan Solar menuju belakang gedung, ke tempat paling sepi dan suram dari semua area di gedung fakultas DKV cuma untuk mendapati Fang yang tidak ada di manapun.

ConfusedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang