Manusia diciptakan dengan memiliki akal, menjadikan ia satu-satunya makhluk di muka bumi ini yang memiliki otak dengan kemampuannya yang mampu berpikir dibandingkan makhluk lainnya. Setiap makhluk hidup diberikan akal dan hati oleh sang pencipta, yang mana dua perangkat lunak itu akan menjadi bagian tubuh yang akan musnah terlebih dahulu sebelum makhluk itu menerjang ajalnya.
“Bagaimana cara Tuhan berkomunikasi dengan iblis?” Tidakah kau bertemu dengan pertanyaan singkat itu dalam kehidupanmu? Bagaimana cara manusia memikirkan cara komunikasi Tuhan bersama para ciptaanNya adalah dengan memikirkan apa yang pernah dilakukan oleh manusia dalam kehidupan sehari-harinya. Anggap saja ada manusia yang berpikir seperti itu.
Seperti komunikasi antara manager dengan koleganya akan menjadi contoh kecil bagi manusia jika ingin membayangkan bagaimana Tuhan berkomunikasi.
Namun dalam sisi yang berada di batas pemikiran kita, cara komunikasi Tuhan merupakan hal yang berada di luar akal manusia itu sendiri. Karena keterbatasan pemikiran dengan rasa ingin tahunya yang tinggi, cara Tuhan berkomunikasi akan selalu menjadi misteri.
Bahkan jika di sini mengisahkan tentang percakapan iblis dengan Tuhannya akan menjadi pekerjaan yang panjang untuk bisa mendeskripsikannya kepada manusia.
Manusia adalah makhluk terakhir yang diciptakan, setelah iblis, malaikat, jin, hewan, lalu manusia. Urutannya pada sebuah peringkat kehidupan berada di bagian paling bawah, terlihat seperti makhluk yang paling hina. Banyak istilah yang mengatakan, “Aku berpikir maka aku ada” menjadi istilah popular untuk mendeskripsikan akal pikiran manusia.
Saat manusia pertama kali diciptakan dengan kuasa-Nya, Tuhan memerintahkan seluruh makhluknya untuk bersujud kepada Adam. Sang makhluk baru yang seumur hidupnya akan disebut sebagai manusia.
Ribuan malaikat dan jutaan jin mulai bersujud pada makhluk baru itu karena perintah sang Maha Kuasa, namun ada satu yang belum memenuhi perintah Tuhan. Kita sebut saja iblis.
Di singgahsananya Tuhan menghardik pada iblis.
“Apa yang sedang kau lakukan?! Aku memerintahkanmu untuk sujud kepada Adam! Hanya kau yang belum melakukannya, Iblis Pertama!”
“Apa yang harus aku lakukan?! Aku tidak sudi bersujud padanya! Aku terbuat dari api, sedangkan dia terbuat dari tanah! Tanah yang hina! Untuk apa aku bersujud padanya?!”
“Aku memerintahkanmu untuk pergi dari surga-Ku, dan jangan kembali sampai kapanpun!”
“Kau mengusirku?! Hanya karena aku melanggar perintah-Mu?! Akan kupengaruhi Adam dan keturunannya agar mau melarang semua perintah-Mu sampai tanggal kiamat datang!”
“Coba saja, lakukan apa yang kau ingin melakukannya!”
Di tengah rerumputan yang indah dengan ufuk barat yang tidak akan pernah tergelincir itu, tampak para makhluk kecuali iblis memandang fokus ke arah iblis pertama. Siswa ranking satu dengan nilai rapor yang sempurna itu mulai meninggalkan tempat pertemuan setelah berdebat hebat dengan Sang Penciptanya.
Dalam hati ia akan terus membenci makhluk yang bernama manusia itu sampai kapanpun, ia sudah berjanji pada Tuhan untuk terus mengganggu Adam dan keturunannya sampai hari kiamat kan menyingsing.
Iblis pertama menjadi penghuni pertama di Neraka, warna merah dengan ladang yang gersang menjadi tempat hidupnya di sana, tanahnya merah, matahari selalu terlihat senja karena matahari hanya ada di surga-Nya. Meski sudah dibuang dari surga, ia tetap meminta pada Tuhan untuk memberikan kehidupan pada neraka.
“Ya, Tuhanku. Aku memohon pada-Mu untuk mengizinkan kehidupan ada di neraka ini. Agar manusia juga bisa tinggal di sini untuk selamanya.” Itulah do’anya.
Neraka menjadi sebuah desa yang hanya menghasilkan makanan-makanan pokok seperti jagung, padi, singkong, dengan hasil yang bagus. Neraka menjadi tidak ada bedanya daripada dunia manusia. Awal mula dunia manusia tercipta tak disangka juga karena tingkah Iblis Pertama.
Saat Adam ingin menikah, Tuhan menciptakan tulang rusuk Adam sebagai Hawa, manusia pertama kali yang akan disebut sebagai wanita. Di dalam surga yang bahagia, iblis mengatakan kepada Hawa bahwa ia akan menjadi abadi bila memakan buah yang ada di sekitarnya.
Tentu Iblis Pertama tak menduga bahwa Hawa juga mengajak Adam untuk memakan Buah Keabadian itu. Dan karena Adam telah putus kepercayaannya dengan Tuhan, maka Adam dan Hawa diturunkan ke dunia yang mana akan menjadi tempat manusia kan bertahan hidup.
“Aku menurunkanmu di Bumi karena kesalahanmu, Adam. Mengapa kau mengharapkan keabadian selain dariKu padahal kau tinggal meminta? Inilah bentuk kedholiman pertama kali kau lakukan!”
Iblis Pertama tertawa, ini adalah prestasinya yang memukau, telah mampu mempengaruhi dua manusia sekaligus.
“Aku tahu kau mengetahui ini, ya Tuhanku. Kau biarkan diriku melakukannya supaya dunia manusia akan tercipta karena Engkau turunkan Adam dan Hawa!”
“Lakukan apa yang ingin kau lakukan. Karena aku tidak akan tinggal diam. Kuperintahkan manusia meminta perlindungan kepadaKu!”
“Aku akan terus menjerumuskan manusia ke dalam neraka dan kujadikan sebagai pengikutku!”
“Akan aku tunggu pujianmu padaKu, tentang keindahan manusia yang Aku ciptakan.” Spontan Iblis Pertama tertawa atas apa yang ia dengar, “Keindahan manusia? Apa itu keindahan manusia?! Apa penyakit atau hanya mitos?!”
Seratus juta tahun kemudian, surga, neraka dan dunia manusia berada di tingkat yang berbeda-beda, dengan kehidupan masing-masing. Mereka diciptakan seperti berada di atas gunung. Keberadaan Tuhan semakin tak bisa tersentuh, bahkan Iblis Pertama sekalipun. Ia hanya bisa menikmati kehidupannya sendiri seperti anak desa, dengan ditaburi warna senja yang warnanya mirip dengan planet Mars ciptaan manusia.
Seratus juta tahun berlalu, kehidupan antar tiga dimensi itu mulai berkembang biak, neraka, surga dan dunia manusia. Surga identik dengan keindahannya yang selalu didambakan oleh manusia.
Penghuni surga kebanyakan manusia berkulit putih, dengan rambut pirang yang panjang dan rulus. Serupa elf dalam mitologi modern. Mereka bermusuhan dengan anak-anak Iblis Pertama. Para penghuni neraka adalah manusia-manusia yang melanggar Peraturan Tuhan, mereka akan menjadi budak yang menanam padi, bercocok tanam dan lain sebagainya.
Para iblis tidak pernah hidup seperti manusia, mereka abadi, bahkan Iblis Pertama tetap menjadi muda, ia berkulit langsat, matanya seperti bola api yang membeku hingga seperti permata yang berwarna merah gelap, alisnya tajam seperti goresan tipis kuas hitam di atas kanvas, rambutnya merah legam, tatapannya tajam. Hingga ia menjadi iblis yang paling disegani di dunia neraka karena wajahnya yang terlihat mengancam.
Iblis tidak punya nama jadi mereka diberi nama sesuai urutan mereka, dari Iblis Pertama, Iblis Kedua, dan seterusnya. Iblis terdahulu merupakan iblis yang memang diciptakan untuk membumikan neraka, agar dunia neraka menjadi kehidupan yang layak ditinggali.
Tidak melulu hanya soal neraka adalah tempat menyiksa manusia—meski itu adalah tugas yang paling mendasar—para Iblis juga memiliki tugas untuk mencari para calon penghuni neraka. Iblis Ketiga dan Iblis Keempat yang akan menjadi koordinatornya. Mereka mencari di tengah kota-kota besar yang ada di dunia manusia.
Mereka yang melakukan larangan Tuhan akan menjadi penghuni neraka generasi berikutnya.
“Siap?” Ujar Iblis Ketiga yang sedang mengenakan setelan tuxedo hitam, sembari merapikan dasinya.
“Kau lebih rapi dari yang kukira. Apa kau sedang menghadiri undangan pernikahan?” Celetuk Iblis Keempat.
“kita harus berpenampilan menarik untuk menggaet pelanggan. Bukankah begitu? Tuan Iblis Pertama?” Iblis Kedua melirik ke arah bosnya, yang sedang duduk di atas sofa berudru merah dengan hiasan batu permata di permukaannya.
Penampilan Iblis pertama tidak serapi para bawahannya, ia hanya memakai baju sehabis mandi, dan sandal selop berwarna merah, ia duduk dengan posisi kaki setengah terangkat dan bertumpu pada lutut di kaki kanannya. Tatapannya agak nanar ke arah lain, walau tidak ada yang tahu apa yang sedang dipikirkannya, Iblis Pertama tampak terlihat tampan bila harus bersikap melamun seperti itu.
“Kami akan segera pergi ke bumi manusia, Tuan. Dan membawa orang-orang yang berbuat maksiat itu ke dalam neraka!” Kata Iblis Kedua dengan penuh percaya diri. Yang langsung diikuti oleh Iblis Pertama yang bangkit dari tempat dirinya tak bergeming.
Iblis Kedua dan seterusnya memiliki rambut yang tak jauh berbeda dengan iblis terdahulu, warnanya merah gelap, terkadang ada yang berwarna merah cerah, secerah darah, dengan mata yang berwarna intan bersinar berwarna yang senada dengan warna rambut mereka.
Kedua iblis yang berjas hitam itu melongo dengan apa yang baru saja mereka lihat, Iblis Pertama membuka bajunya, menampakkan lekuk tubuhnya yang menawan, seperti seorang pria yang panas. Kulitnya putih agak kemerahan karena efek dari aura neraka yang tak pernah sesejuk hutan surga.
“Eumm…Tuan?” Iblis Kedua hampir lupa menutup mulutnya.
“Aku akan turun ke bumi!”
“Ta…tapi, Tuan…”
“Sudah lama aku belum pernah bertemu dengan keturunan Adam setelah lebih dari lima ratus tahun!” Dibandingkan mencegah tetuanya untuk tidak pergi, akhirnya Iblis Pertama turun ke dunia manusia bersama dua iblis yang lain.
Di dunia manusia mereka tidak muncul secara cuma-cuma, tidak timbul seperti bayangan asap atau sejenisnya. Bukan. Mereka berbaur seperti manusia pada umumnya. Mereka akan secara tiba-tiba muncul di tengah kerumunan orang-orang yang berhamburan keluar dari kereta.
“Tujuan kita adalah…menuju ke sebuah bar yang bernama White Wine.” Jelas Iblis Kedua saat membaca sebuah kartu nama.
“White Wine? Anggur putih? Aku belum pernah mendengarnya?!” Cercah Iblis Keempat.
“Kau memang tidak tahu, Junior. Anggur putih adalah minuman paling klasik di neraka. Hanya makhluk kuat yang bisa menahan halusinasi terhadapnya termasuk aku.”
“Kau tidak boleh angkuh di muka bumi ini, Senior! Tuhan akan menghukummu!”
“Iblis sudah dikutuk setelah Adam diciptakan. Itulah yang tertulis di ensiklopedia neraka.”
“Hei! Si Bos di mana?! Kita kehilangan dia?!”
“Dia pasti nyasar!!”
“Tunggu, itu dia!” Kemudian dua iblis muda itu pun mengikuti langkah Iblis Pertama yang secara tak terduga mereka telah sampai di depan tempat yang mereka cari.
White Wine seperti hanya sebuah kios mie instan, namun di dalamnya memang benar-benar bar. Bar yang penuh dengan orang-orang penikmat dunia. Dua lubang hidung Iblis Pertama mengendus bau anggur yang sangat menyengat. Iblis Kedua dan Iblis Keempat sepertinya sudah menarik perhatian manusia dengan cara mendekatinya, kebanyakan mereka mendekati wanita seksi alih-alih menggodanya, lalu menghilang entah mereka mengajak wanita-wanita itu kemana.
Kini tinggal dirinya sendiri, di dalam bar tidak peduli siapa dirimu sebenarnya atau dengan latar belakang apa, toh, tidak akan ada yang mengusikmu. Ataupun mengganggumu. Dan tentu saja tidak akan ada yang peduli apa yang akan dilakukan Iblis Pertama.
Pertama-tama ia memesan sebotol wine yang umurnya lebih dari empat tahun, tentu saja harganya sangat mahal. Dan Iblis Pertama membayarnya dengan sebongkah emas. Kau menerima ganjaran dari neraka!
Kemudian ia keluar dari bar untuk meminumnya seorang diri, seteguk, wine putih tidak ada apa-apanya dengan penghuni neraka. Di dekat tempat yang tak jauh dari bar, bisa kau sebut itu adalah restoran china, ada seorang pemuda berpakaian seperti pelayan, masih memakai celemek, kemeja putih dengan lengannya yang dilipat hingga ke siku, celana ketatnya yang berwarna hitam, tubuhnya tampak kecil dan ramping, membuktikan pernyataan kuat bahwa pemuda itu adalah pelayan restoran sana, keluar dari sana. Diikuti oleh orang dengan berbadan besar, memarahinya dengan bahasa yang tidak Iblis Pertama mengerti. Bahasa korea? Mandarin?
Sepertinya anak itu melakukan kesalahan, pikir Iblis Pertama. Tiada habisnya pria berbadan besar itu memarahi anak lelaki tersebut yang terus menundukkan wajahnya, sementara kedua mata berlian Iblis Pertama hanya mengamati. Botol wine itu masih ada di genggamannya.
Sampai kurang lebih setengah jam akhirnya cercahan si bos pada pelayan itu berakhir, bos itu masuk ke restorannya kembali, sementara sang pelayan pergi menuju ke gang sempit di antara dua gedung yang tak jauh dari sana. Dari penglihatan Iblis Pertama yang jernih, lelaki muda itu meringkuk di antara tong sampah yang penuh, mendekap wajahnya di antara kedua kakinya yang menekuk.
Iblis Pertama menghampirinya. Masih dengan botol wine di tangannya. Masih penuh. Bagaimana mungkin ia membayar satu botol usang itu dengan satu gram emas?! Percuma satu teguk langsung habis.
“Hei, anak muda!” anak laki-laki itu mendongak, menatap seseorang yang menampakkan wujudnya pada manusia seperti dirinya. Iblis Pertama terpanah, dalam kegelapan anak lelaki itu terlihat cantik. Alisnya menaungi sempurna kedua matanya yang besar, mata yang hitam legam berkilau di atas kerlap-kerlip gemerlapnya kota yang ia tempati, memancar menangkap pandangan Iblis Pertama yang terkesima karenanya.
Seindah ini ciptaan Tuhan!!
“Kau…siapa?!” Suara anak laki-laki itu pelan, terdengar lemah. Lelaki yang lembut seperti lembutnya seorang anak perempuan.
“Ada apa dengan dirimu!”
“Pergilah!! Tidak akan ada yang mau mempedulikan aku!!”
“Tak usah menangis, ikutlah denganku.” Iblis Pertama menyalurkan tangannya, mempersilahkan anak laki-laki itu meraihnya. Jika anak itu mau.
“Kau mau membawaku kemana?”
“Ke tempat yang membuatmu tersenyum.”
“Aku tidak mau!! Kau tidak akan bisa mengerti apa yang kurasakan!! Pergilah!! Aku ingin sendiri!!”
“Minumlah!” Iblis Pertama menyodorkan wine itu padanya, alih-alih ia ingin menjebak anak yang sedang bersamanya. Jika kau menerimanya? Selamat, kau mendapatkan ganjaran neraka!! Dan Iblis Pertama mengira anak itu akan menolaknya, seperti ajakannya tadi yang ia tolak mentah-mentah.
Namun anak itu dengan gesit meraih botol wine-nya, entah mendapatkan kekuatan dari mana, tutup botol itu ia buka dengan jari-jari lentiknya, kemudian meminumnya. Suara tegukan dari kerongkongannya berbunyi keras, sampai membuat Iblis Pertama tercengang.
Wine seharga satu gram emas itu telah ditelan oleh anak…
“Berapa umurmu, Nak?” Tanya Iblis Pertama. Anak itu menatap ke arah lain setelah meletakkan botol wine yang kosong itu secara sembarang, wajah anak itu berubah menjadi memerah, kedua matanya berkaca. Kemudian anak itu menjawab sebelum ambruk di tangan Iblis Pertama.
“Enam belas tahun.” Bau wine kembali menyengat, Iblis Pertama membopong anak itu dalam gendongannya, keringat dingin bercucuran di sekujur tubuh anak itu. Bagaimana bisa aku menyuruh anak kecil meminum wine yang harganya lebih mahal dari harga sepatuku?! Batin Iblis Pertama.
Walau begitu…aku bisa memandang wajahnya untuk waktu yang agak lama. Iblis Pertama pun membawa anak itu bersamanya. Orang-orang mulai memandangnya heran, karena tubuh anak laki-laki itu yang terlihat kecil, jadi orang-orang mengira pria berjas rapi itu sedang menggendong pacarnya.
Lihatlah, kau terlihat cantik! Bagaimana kau tak bisa menyadari betapa cantiknya dirimu?!
Tuhan sedang menghukumku!! ia buktikan kebenaran firman-Nya dengan cara mempertemukanmu denganku!!
“Nghhh…Adam.”
“Apa?!”
“Kauhhh…Namamu Adam…”
“Namaku bukan Adam. Apa yang kau bicarakan?! Mana mungkin namaku akan sama dengan nama orang yang telah kujebak saat milyar tahun yang lalu?!”
“Tidak…namamu Adam. Adam Edward.” Entah mengapa Iblis Pertama agak senang saat seseorang memberinya nama meski terdengar aneh.
Masih sedang menggendong anak itu, ia pun bertemu dengan dua iblis yang sama, di tengah sebuah kota malam yang tak pernah tidur. Iblis Kedua dan Iblis Keempat penasaran, siapa yang sedang berada di genggaman bos nya itu.
“Tuan Iblis Pertama? Siapa dia?”
“Namaku bukan Iblis Pertama.”
“Iblis Kedua dan Iblis Keempat saling pandang, kembali menatap Iblis Pertama.
“Namaku Adam Edward!”
KAMU SEDANG MEMBACA
Antologi Cerpen Fantasi : Cinta Yang Terbagi
Historia CortaCerita fantasi yang tak begitu panjang juga tak begitu rumit namun menghadirkan misteri yang tak akan pernah usai Kumpulan Cerpen Fantasi 1. Berbagai genre 2. Nama tokoh yang sama tidak mempengaruhi cerita 3. Sad ending semi happy ending Saran, k...