12.Evening together in Jeju

1.9K 124 3
                                    

Pagi ini lisa dibuat kesal oleh jennie. Karena dia susah menunggu jennie sekitar 1 jam yang lalu tapi jennie tak kunjung keluar dan setiap lisa memeriksa wanita itu pasti jennie sedang meriah wajahnya padahal tanpa rias pun jennie akan tetap cantik.

"WIFEY!!!! Kenapa tidak selesai-selesai kau ini! Menyebalkan sekali princess manoban. " teriak lisa sebal pada istrinya. Apa wanita memang sangat lama saat merias wajah?, pikir lisa.

"Yaa! Kenapa berteriak, aku sudah selesai tunggulah lalisa! " teriak jennie lebih keras. Lisa menghela nafas pasrah.

Jennie menuruni anak tangga dengan perlahan karena ia memakai hils jadi, jennie harus berhati-hati agar tidak jatuh jika saja dia tidak hamil mungkin jennie tak perduli jika jatuh sampai patah tulang pun.

"Kenapa kau tidak sabaran! Ck. Istrimu ini harus cantik jika bepergian sayang. " katanya, lisa memejamkan matanya lalu tersenyum.

"Kau tanpa rias pun sudah cantik." Ucap lisa sambil mengangkup wajah mungil jennie.

"Kalau aku tidak merias wajahku aku takut kamu malah memandang wanita lain saat disana aku tidak mau. " ucap jennie cemberut. Lisa tertawa.

"Kenapa tertawa? Apa ada hal lucu yang mengharuskan kau tertawa? Dasar menyebalkan. " ucap jennie kesal karena lisa seperti sedang menertawakan dirinya.

"ahh.. Tidak begitu aku hanya ingin tertawa saja, mari kita pergi sebelum cuaca menjadi panas. " ucap lisa. Jennie mengangguk lalu memeluk lengan lisa dan pergi.

-
-
-
Lisa sangat bahagia karena melihat Jennie yang sangat bahagia melihat pulau yang mereka kunjungi eoh, tidak hanya itu dan lihat dia seperti anak kecil yang dibawa main oleh ayahnya dia terlihat senang dan bahagia tetapi.. Saat Jennie berlari Lisa akan memperingatinya karena takut Jennie tersandung atau jatuh.

"Wifey.. Kemarilah ini sudah hampir sore lebih baik kita pulang saja dan kau pasti sudah lelah. " ucap Lisa menghampiri Jennie dan wanita itu pun menghampiri Lisa.

"Sungguh.. Aku belum puas dan aku masih ingin berada disini" ucap jennie dengan raut sedihnya.

"Kita bisa kesini lagi nanti, kajja sekarang kita pulang kau pasti lelah kata dokter kau jangan terlalu lelah kasian bayi kita. " Jennie pun menurut dengan ucapan yang Lisa berikan dan mereka pun pergi keparkiran dan pulang.

Lisa fokus menyetir sedangkan Jennie ia hanya menatap jalanan karena kaca mobil terbuka sedikit, Lisa yang peka langsung mengenggam tangan Jennie membuat wanitanya menoleh.

"Apa kamu baik-baik saja? " Jennie mengangguk.

Lisa sudah memastikan Jennie baik-baik saja dan kembali dia fokus kembali pada jalan, saat-saat lampu merah Jennie langsung berbinar karena dipinggir sana ada penjual corndog Jennie menginginkannya.

"Lisa.. Lihat, corndog itu.. Dipinggir sana pasti lezat! Aku ingin itu. " ucap Jennie berbinar, tapi Lisa, dia menjadi tidak suka karena Jennie malah ingin jajanan pinggir jalan pasti itu tidak sehat untuk tubuh Jennie dan juga bayi yang sedang dia kandung.

"Tidak."

Jennie melotot bagaimana bisa Lisa tidak mengabulkan permintaannya padahal ia hanya ingin corndog tapi Lisa menolaknya, menyebalkan.

"Jangan marah, kita beli di super market, jika beli dipinggir jalan itu tidak sehat. "Ucap Lisa lembut.

Jennie memutar matanya malas, sedari kecil kenapa ia selalu dilarang ini itu dan sekarang Jennie meminta kepada lisa untuk makan corndog saja dilarang Jennie kesal, Jennie sebal padahal ia sangat menginginkan corndog mungkin saja ini keinginan anaknya bukan dirinya.

🌹husband  possesive 🌹Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang