Suasana sekolah kini telah sunyi. Tidak ada siapapun disana terkecuali Zeanna dan Lita. Mereka kini tengah bercanda ria didalam kelas hingga tanpa sadar sekolah nampak tidak berpenghuni
"Sudah sudah, El pasti lama menunggumu"
"Biarkan dia berlumut" Lalu mereka berempat tertawa kembali. Tak sadar bila terdapat kedua lelaki yang sedari tadi tengah menunggunya
'Berlumut!? Jahat sekali kekasihku ini' Batin El yang langsung dihadiahi sebuah tawaan oleh Gilbert
"Bagaimana denganmu? Apakah Gilbert tidak mencarimu? Dia pasti sedang sedang marah"
"Dia tidak akan marah dan aku percaya itu" Ucapnya dengan yakin
Sedangkan Gilbert yang mendengarnya hanya bisa tersenyum tidak jelas. Katakanlah bila lelaki itu tengah salting
Mereka berempat melanjutkan candaannya hingga seorang OB menyuruh mereka berdua pulang
"Nanti kalau ada yang macam macam sama kalian gimana? Nanti petugas OB lagi yang disalahkan" Omel Petugas OB itu
"Bapak tidak perlu khawatir. Selama ada Lita disini maka aman sudah" Ucap Lita
Petugas OB hanya menatapnya sabar. Ia pastinya tahu siapa itu Lita, si gadis tomboy yang ditakuti oleh sebagian besar penduduk sekolah
El dan Gilbert hanya bisa menghela napasnya lesu. Tak ingin menunggu lama gadisnya, akhirnya mereka memutuskan untuk makan di restaurant yang berada di sebelah sekolahnya
Berselang beberapa menit kemudian Lita dan Zeanna menyudahi kegiatan canda rianya. Kini mereka tengah beranjak menuju restaurant yang terletak di sebelah sekolahnya. Mereka sama sekali belum sadar bila El dan Gilbert juga berada disana
"Ekhem!" Seorang lelaki yang tak lain adalah seorang Gilbert tengah menatap Zeanna kesal
Zeanna serontak terdiam ditempat. Tak butuh waktu lama Lita pun akhirnya meninggalkan gadis itu sendirian bersama Gilbert
"Sepertinya uangku ketinggalan. Dadah Zeanna!" Teriak Lita sembari menarik tangan Cath sebelum meninggalkan Zeanna
"Oh kalian ingin berduaan?" Tanya Nadine yang dijawab dengan anggukan kepala oleh Gilbert
"Kau berhutang cerita kepadaku" Ucap Nadine sebelum meninggalkan mereka berdua
Zeanna hanya bisa berdecak lalu kembali menunduk takut seperti seorang anak kecil yang mau dimarahin ibunya
"Kira kira berapa jam kalian berada didalam kelas?" Tanya Gilbert santai membuat Zeanna terkejut setengah mati
'Aduh bagaimana ini? Apakah dia tadi ada disana? Ya ampun! Bagaimana jika dia mendengar ucapanku tadi' Batinnya membuat Gilbert menahan tawanya
"Gilbert, a-aku ti-"
"Tidak apa, lagipula kau bukan siapa siapaku kan? Hanya seorang target dan lagipula kau tadi juga tidak membocorkan rahasiaku ke temanmu" Ucap Gilbert memotong ucapan Zeanna
Yahh lagipula Gilbert sadar diri dengan posisinya walaupun gadis itu tahu bila ia menyukai gadis itu
Mendengar ucapan Gilbert membuat Zeanna merasa tidak enak. Ia ingin menerima lelaki itu namun ia takut salah melangkah seperti kejadian lalu. Apalagi status Gilbert yang merupakan seorang pembunuh gila, membuatnya benar benar terdiam ditempat
"Mau ke mall?" Tawar Gilbert
Karena merasa tidak enak akhirnya gadis itu menjawabnya dengan gelengan kepala
"Aku memaksa, Zee" Ucapnya santai lalu menggandeng tangan Zeanna menuju parkiran
Sedangkan disisi lain, Lita tengah berjalan santai menuju rumah. Jarak sekolah menuju rumahnya lumayan jauh namun ia tidak ingin menghabiskan sisa uangnya dengan bus. Ia dari keluarga orang konglomerat tapi ia bukan tipikal orang yang suka menghamburkan uang
KAMU SEDANG MEMBACA
Living Hell
RomanceKehidupan menyedihkan gadis Zeanna Bravery perlahan memudar setelah dirinya bertemu sosok lelaki yang merupakan kakak kelas baru disekolahnya. Gilbert Smith, sosok lelaki keturunan bangsawan Viscount Smith, bangsawan Eropa pertama. Namun siapa sangk...