Pagi harinya Gilbert terbangun lalu merenggangkan ototnya yang selalu menjadi idaman para wanita. Ia mengacak rambutnya malas lalu menatap jam yang menunjukkan pukul lima pagi
"Lama tidak bersekolah" Gumamnya lalu beranjak menjalankan ritual mandinya
...
"Ah Gosh! I forgot something" Zeanna kembali lagi ke kamarnya kemudian mengambil sebuah sketch book yang sejak kecil telah menjadi teman curhatnya
"Yo!" Sapa Nadine yang entah sejak kapan membuat Zeanna tersentak dan hampir menjatuhkan sketch book nya
"Seriously? Kau selalu membuatku terkejut. Apakah itu hobi barumu, hm!?"
"Sorry, kukira kau menyadari keberadaanku"
Zeanna memasukkan sketch book kedalam tas nya lalu segera beranjak menuruni anak tangga yang kini diikuti oleh Nadine. Terlihat Yolanda yang kini tengah menyiapkan makanan dengan suaminya yang sedang duduk dimeja makan sembari memainkan hp nya.
"Apakah kau sudah benar benar sembuh nak?" Tanya Adrian dengan pandangan yang masih fokus ke layar hp
"Sudah ayah, lagipula itu hanya pusing biasa" Jawab Zeanna lalu beranjak mencium kening ayahnya dan duduk dihadapannya
Nadine sedari tadi menatap binar masakan Yolanda. Bukannya ia tak pernah makan, namun entah mengapa dirinya menyukai masakan Yolanda daripada ibu nya sendiri. Kali ini gadis tomboy itu duduk disebelah Zeanna lalu pandangannya menatap lapar masakan Yolanda
"Wait, kau masih lapar?" Tanya Zeanna
"U know me, right!" Ucapnya dengan cengiran ala Nadine Adrithea Boas yang begitu menyebalkan
"Ibumu sudah menghubungiku, maka dari itu aku memasak banyak" Ucap Yolanda sembari duduk disebelah Adrian
"Selamat makan!" Seru Nadine lalu segera mengambil makanan sebanyak banyaknya membuat Zeanna dan keluarganya hanya bisa menggelengkan kepalanya
...
"Demi apa pacar aku dari kemarin di New York!" Sontak Lita ketika ia menyalakan hp nya
"Yang bener? Kalau begitu kenapa baru sekarang ngabarinnya?" Tanya Nadine
"Umm...aku habis bertengkar kemarin jadi aku blokir dia hehee"
"Owh" Ucap mereka berempat lalu melanjutkan langkahnya memasuki pekarangan sekokah
Tanpa mereka sadari sebuah mobil sport berwarna nightmare, blue gold, dan gold kini melaju melewatinya memasuki pekarangan sekolah. Kadatangan dua mobil tersebut serontak menjadi trending topic disepenjuru wilayah The Dalton School.
Sang pemilik mobil keluar dari mobilnya masing masing lalu berjalan bersama memasuki sekolah.
'Wah lihatlah mereka, sepertinya mereka dari kalangan konglomerat'
'Astaga mereka tampan sekali!'
'Aku yakin setelah ini Meika akan menjadi milik lelaki yang memakai mobil sport hitam pekat itu'
'Setidaknya yang satunya juga tampan'
'Apakah dia kakak kelas kita?'
'Tampan sekali mereka!'
Begitulah kira kira apa yang dibicarakan para siswa setelah mereka melihat kedua lelaki kembar itu. Kedua lelaki kembar itu sama sekali tidak peduli, toh mereka telah memiliki kekasih jadi buat apa melirik para centil itu. Kekasih? Maksud dari lelaki pemilik mobil sport hitam pekat itu adalah calon kekasih dan itu mutlak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Living Hell
عاطفيةKehidupan menyedihkan gadis Zeanna Bravery perlahan memudar setelah dirinya bertemu sosok lelaki yang merupakan kakak kelas baru disekolahnya. Gilbert Smith, sosok lelaki keturunan bangsawan Viscount Smith, bangsawan Eropa pertama. Namun siapa sangk...