12. Worry

2 0 0
                                    

Tidak butuh waktu yang lama jet pribadi Gilbert sampai di kota Vegas. Ia menuruni chat pribadinya lalu berjalan menuju mobil yang telah disediakan oleh pengawalnya. Dengan santai ia mengendarai mobil tersebut hingga menuju Bellagio Las Vegas.

"Selamat datang tuan muda Smith, ada yang bisa saya bantu?" Tanya seorang pelayan pribadi Gilbert yang bekerja di Bellagio las Vegas

Gilbert tidak menjawabnya. Iya melempar kunci ke pelayan tersebut lalu berjalan santai menuju ruang pribadinya di Bellagio las Vegas.

"Búscame la mujer más cara en tu lugar"

(Carikan aku wanita termahal di tempatmu)

Ucap Gilbert melalui panggilan lalu sontak ia mematikan panggilan tersebut secara sepihak.

Tak lama kemudian datanglah seorang pelayan dengan membawa wanita dengan pakaian seksi. "Tuan, wanita yang kau tunggu-tunggu sudah datang"

Gilbert menganggukkan kepala lalu memberi isyarat wanita itu untuk masuk ke dalam kamarnya. Dengan senang hati wanita itu menutup pintunya lalu berjalan menuju Gilbert. Saat wanita itu hendak menyentuhnya tiba-tiba Gilbert mencengkram lengannya.

"Tidak di sini sayang" ucapnya dengan nada misterius lalu mengajak wanita itu menuju sebuah basement.

"Apakah kita akan melakukannya di tempat ini?" Tanya wanita itu sambil menatap ngeri alat-alat yang berada di ruangan itu

"Duduklah di situ!" Titah Gilbert tanpa ingin menjawab pertanyaan wanita itu

Wanita itu hanya menurut. Ia menduduki tempat duduk yang dimaksud Gilbert. Lelaki itu mendatanginya lalu mengikat tangannya dengan tali tambang yang berada di ruangan itu.

"It's gonna be so much fun, baby" fisiknya di telinga wanita itu membuat wanita itu merinding. Lelaki itu melepas dasinya lalu menutup mata wanita itu dengan dasi tersebut

Gibert berjalan menuju sebuah meja berisikan banyak senjata-senjata tajam. Iya mengamati satu persatu senjata tersebut dan kemudian matanya sontak menuju ke sebuah kapak yang sangat tajam. Lelaki itu tersenyum kemudian mengambil kapak tersebut lalu berjalan ke arah wanita itu

"Siap?" Tanya Gilbert dan wanita itu hanya mengganggukkan kepala saja sambil menggigit bibirnya seakan-akan hendak menggoda Gilbert.

Gilbert tersenyum smirk dan tidak lama kemudian ia mengangkat kapaknya kemudian menjatuhkannya ke tangan kiri wanita itu

"AAAAAAAARRRGGGHHHH!!!!!!" Teriak wanita itu dengan histeris

"Bukankah itu nikmat, baby" Bisik Gilbert tepat ditelinga wanita itu, membuat siapapun yang mendengarnya akan merinding

Lelaki itu kembali berdiri tegak kemudian berjalan perlahan melingkari wanita itu sembari mengelus kapak yang kini dipenuhi darah.

"Bisakah kau menjawabnya, mengapa gadisku bisa trauma?"

"LELAKI SIALANNN!!!" Teriak Wanita itu dan tak lama kemudian lelaki itu memenggal kepalanya

"Molestar"

(Merepotkan)

Gumamnya lalu menendang kepala wanita itu layaknya bola. Ia mengeluarkan hp nya dari dalam sakunya kemudian menelepon tangan kanannya.

"Cepat kesini!" Titah Gilbert

"Sebentar"

"¿Quieres que te mate?"

"Baiklah, lima menit lagi"

Ia mematikan teleponnya lalu menatap kepala wanita itu. Dengan santai ia berjalan meraih kepala wanita itu lalu mencongkel kedua bola mata wanita itu kemudian meremasnya hingga hancur. Kemudian ia menusukkan pisaunya kedalam mulut wanita itu hingga lidahnya hancur tak karuan. Ia mengambil tang kemudian mencabut satu per satu gigi wanita itu hingga habis tak tersisa. Kemudian ia mengulitinya hingga tersisa daging kemudian ia memakannya hingga yang tersisa hanyalah tengkorak. Ia mengambil otak wanita itu kemudian memasukkannya kedalam toples yang telah diisi bahan pengawet.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Living HellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang