"Semangat Rin aku tau ini berat, tapi aku yakin kamu pasti bisa" itulah kata-kata penyemangat dari sahabat satu-satunya yang Ririn punya di desa.
Dulunya Ririn mempunyai tiga sahabat tetapi lama kelamaan mereka bubar saat mengetahui Ririn akan kuliah di luar kota sedangkan ketiga temanya dilarang orang tuanya untuk melanjutkan pendidikan saat itulah mereka mulai benci Ririn lalu mereka pergi menjauhinya dan yang menetap hanyalah Sarah seorang.
Sedangkan teman-teman kuliahnya Ririn tidak ada seorang pun yang mengetahui dirinya akan menikah karena jarak yang jauh antara kota saat Ririn merantau dulu dengan desanya maka dari itu Ririn lebih baik merahasiakan pernikahannya ini karena kasihan kalau mereka datang kemari akan jauh dan mereka akan repot maka dari itu Ririn tidak mengundang teman-teman dari perkuliahannya.
"Tapi aku takut Sar"
"Iya gapapa, perasaan takut itu pasti ada dan semua orang juga punya perasaan takut. Dulu aku juga gitu yang penting kamu yakin pada dirimu sendiri aja" ya benar Sarah sudah menikah dua tahun lalu dengan juragan desa kami karena orang tuanya tidak sanggup membayar hutang dan akhirnya Sarahlah yang harus menerima kenyataan bahwa dia yang menjadi jaminan hutang orang tuanya itu. Saat ini dia juga lagi mengandung anak sang juragan.
Apa perlu author membuat cerita tentang Sarah dan juragan?
"Iya Sar, aku usahain untuk menerima semua ini. Mungkin ini adalah jalan terbaik yang memang ditakdirkan untukku" karena yang tahu cerita seluk beluk dan juga perasaan Ririn saat ini hanyalah Sarah. Lalu mereka berpelukan ala-ala teletubbies untuk menguatkan satu sama lain.
"Nduk udah siap? akadnya sudah mau mulai" Susi menjemput anak perempuannya untuk dibawa ke hadapan penghulu untuk melakukan akad.
"Insyaallah Ririn siap buk"
Setelah itu Ririn dibawa ibunya kedepan penghulu dan juga pengantin mempelai pria alias laki-laki yang sebentar lagi akan menjadi menantunya.
Hardi sangat terpukau dengan penampilan Ririn saat ini, Ririn mengenakan kebaya hitam yang selaras dengan kulitnya yang kuning langsat serta menambah keanggunan yang sangat luar biasa.
"Udah siap?" tanya penghulu kepada kedua pengantin.
"Siap" Hardi menjawabnya dengan tegas tanpa ada keraguan sama sekali.
"Baik bisa dimulai sekarang pak. Monggo" pak penghulu mempersilahkan Purwanto untuk menjabat tangan menantunya itu.
"Saudara Hardiyata saya nikahkan dan saya kawinan engkau dengan anakku Ririn Hapsari binti Purwanto dengan seperangkat alat sholat dan perhiasan emas sebesar 50 gram dibayar tunai"
"Saya terima nikah dan kawinnya Ririn Hapsari binti Purwanto dengan seperangkat alat sholat dan perhiasan emas sebesar 50 gram dibayar tunai"
"Sah" ucap penghulu
"Sah"
Semua orang mengucapakan kata "sah" dengan serentak. Dan dilanjutkan memanjatkan doa dengan hikmad atas pernikahan Hardiyata dan juga Ririn.
Disinilah pesta pernikahan yang dilakukan dengan sederhana dirumah Purwanto ayah Ririn. Hari ini Ririn sah menjadi seorang istri dari Hardiyata.
Semua orang berbahagia, ya memang kedua belah pihak keluarga sangat berbahagia dengan pernikahan ini. Kecuali dua orang ini yaitu Ririn dan juga Raka.
Berbeda dengan Hardiyata yang sangat berbahagia dan sangat menerima pernikahan ini. Bagaimana tidak, ia mendapatkan istri yang masi muda kinyis-kinyis yang jarak umurnya lumayan jauh dengan usianya, apalagi ia merupakan seorang duda anak satu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Hardi
RomanceRirin yang jengah dengan pertanyaan kapan nikah? kapan nikah? Tiba-tiba ada duda yang melamarnya dan ingin menikahinya.