Ririn pov
Pagi ini setelah sarapan aku agak badmood ya karena mas Hardi itu dengan seenaknya ngambil keputusan sebesar itu tanpa berbicara dan memberitahu terlebih dahulu. Bagaimana tidak marah aku kalau ternyata nanti siang aku harus pindahan ke rumah mas Hardi yang jaraknya lumayan jauh dari rumahku mungkin kurang lebih sekitar 3 jam. Ya aku tau, kalau istri itu harus ngikuti suami tapi kenapa nggak ada omongan sama sekali kalau mau pindahan kek, pasti serba apa-apa harus dadakan tanpa meminta persetujuanku terlebih dahulu. Nggak keluargaku nggak mas Hardi sukanya ngambil keputusan secara sepihak dan tanpa persetujuanku. padahal kan nanti itu yang menjalankan juga aku tapi semua orang tidak pernah melibatkan ku dalam mengambil keputusan itu.
Ceklek
Mas Hardi menghampiri ku yang sedang rebahan di kasur sambil menutup seluruh tubuhku dengan selimut. Perlahan dia membuka selimut yang menutupi wajahku.
"Rin wajahnya jangan ditutup selimut, kamu ga bisa nafas itu lo" Mas Hardi menarik selimut yang menutupi wajahku.
Aku hanya diam saja melihatnya dan menunggu apa yang akan dia katakan selanjutnya.
"Iya iya kali ini mas salah, mas ambil keputusan secara sepihak tanpa melibatkan kamu. Mas ngaku salah sekali lagi mas minta maaf" Sesal mas Hardi sambil memegang kedua tanganku dan menatap dalam mataku.
"Ya itu kamu tahu mas dimana letak kesalahanmu. Iya aku paham bahwa sejatinya istri pasti ngikut keputusan yang diambil suaminya, tapi ngga ada salahnya kan mas ngomong sama aku dulu" Jawabku ngegas.
"Iya mas tau, mas ngaku salah. Sekali lagi mas minta maaf ya, mas janji kedepannya kalau ada apa-apa mas diskusikan terlebih dahulu sama kamu sebelum mas mengambil keputusan. Bahkan keputusan apapun itu"
"Hmm" Aku hanya menjawab dengan gumaman, sambil ngomong dalam hati aku ingat-ingat ya mas ucapanmu itu. Awas aja kalo sampe lupa aku kasi pelajaran kamu biar kapok!
"Kalo diajak suami ngomong itu ya di jawab, bukan malah ham hem ham hem. Itu lagi bibirnya monyong-monyong minta di sosor apa gimana?" Dengan secepat kilat mas Hardi mencuri kecupan singkat di bibirku.
"Mas Hardi ihh!!!" Teriakku tidak terima karena ia telah mengambil first kissku.
"Apa to Rin, kamu ini belum saya apa-apain juga udah teriak-teriak gitu"
"Api ti Rin, kimi ini bilim di ipi-ipian jigi uidih teriak-teriak giti" Jawabku menye-menye.
"Ohh sekarang berani nantang mas kamu ya, awas aja kalo udah di rumah mas buat kamu teriak-teriak keenakan" Jawab mas Hardi mesum dan siap-siap menerkamku.
"Mas Hardi ih ngomong suka ngelantur, minggir sana jangan deket-deket aku. Mau packing aku, ini lagi malah nemplok geli mas! sana minggir dulu kamu" Usir ku ke mas Hardi, bagaimana tidak ku usir dengan santainya dia malah nemplok dan mendusel-duselkan wajahnya di dadaku.
Autor pov
Setelah membereskan semua baju-baju dan barang-barang yang perlu ia bawa ketika pindahan kerumah sang suami kini Ririn melirik suaminya yang ternyata malah asik tidur dengan tenang disaat dirinya sedang gedubrak-gedubruk. Daripada tidak ada faedah ikut suaminya tidur, Ririn keluar kamar dan berinisiatif untuk menemui anaknya Raka dan berniat untuk mempererat hubungan mereka, hubungan antara ibu dan anak.
"Masmu mana Rin? Kok dari tadi nggak kelihatan" Tanya Susi yang sedang mencuci piring kotor didapur.
"Mas Hardi lagi tidur buk, tadi tak tinggal packing eh dia malah enak-enakan tidur" Keluh Ririn kepada ibunya yang jenuh dengan tingkah laku suaminya yang absurd dan diluar nalar.
![](https://img.wattpad.com/cover/349362284-288-k89256.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Hardi
RomanceRirin yang jengah dengan pertanyaan kapan nikah? kapan nikah? Tiba-tiba ada duda yang melamarnya dan ingin menikahinya.