2

36.4K 572 5
                                    

Haloo

^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^

Ririn Pov

Pagi itu terasa berbeda, seperti ada sesuatu yang mengganjal di dadaku. Setelah sarapan yang berlangsung dengan tenang, suasana hatiku berubah drastis, seolah-olah awan gelap mendadak menutupi seluruh semangatku. Semua bermula dari keputusan mendadak yang diambil Mas Hardi tanpa memberitahuku terlebih dahulu, tanpa meminta pendapatku sedikit pun. Bagaimana bisa dia memutuskan hal sebesar itu tanpa melibatkan aku dalam pembicaraan?

Rencananya untuk memindahkan ku ke rumahnya yang jaraknya hampir lima jam perjalanan dari rumahku benar-benar membuatku merasa seperti orang yang diabaikan. Aku tahu sebagai istri aku harus mengikuti keputusan suami, tapi kenapa tidak ada sedikit pun komunikasi atau pertimbangan tentang perasaanku sebelum keputusan itu dibuat? Rasanya seperti aku bukan lagi bagian dari setiap keputusan yang melibatkan hidup kami berdua.

Semua terasa begitu mendalam dan mendesak, membuatku hanya bisa terdiam, terperangkap dalam kekecewaan yang semakin menggunung. Aku merasa seolah-olah tidak diberi kesempatan untuk menyuarakan pendapatku, seolah-olah suaraku tak berarti sama sekali. Ini bukan sekadar soal jarak fisik yang memisahkan rumahku dan rumahnya, tapi lebih pada jarak emosional yang semakin lebar antara kami. Semua keputusan itu diambil tanpa sedikit pun mempertimbangkan perasaanku, tanpa mempertanyakan apakah aku siap atau nyaman dengan semuanya. Aku merasa sangat terasing, diabaikan, seakan hidupku hanya mengikuti alur yang ditentukan oleh orang lain, tanpa ada ruang bagi aku untuk ikut serta.

Aku tahu keluargaku, Mas Hardi, mereka semua menganggap aku akan selalu mengikuti segala keputusan mereka tanpa mempertanyakan apa pun. Tetapi apakah mereka tidak menyadari betapa besar dampak dari setiap keputusan ini padaku? Kenapa tak ada yang pernah mencoba melihat keadaan dari sudut pandangku? Kenapa aku selalu merasa terpinggirkan, merasa seperti tidak diperhitungkan dalam segala hal yang menyangkut hidupku sendiri? Kenapa aku merasa seperti hanya menjadi figuran dalam cerita hidupku sendiri?

Aku terbaring di kasur, tubuhku terasa lelah, namun hatiku penuh dengan kekesalan yang menggelora. Selimut yang ku kaitkan di tubuhku terasa hangat, tapi tak mampu meredakan amarah yang membara. Aku hanya ingin waktu bisa memperlambat detiknya, memberi kesempatan untuk menenangkan diriku sebelum akhirnya berbicara dengan Mas Hardi. Tapi, tidak lama kemudian, aku merasakan sentuhan lembut yang menarik selimut dari wajahku. Itu adalah sentuhan yang begitu familiar, namun kali ini terasa begitu jauh, seolah ada jarak yang tak bisa dijembatani.

Dia berdiri di samping tempat tidur, wajahnya terlihat penuh kekhawatiran, seolah-olah berusaha mengerti apa yang ada dalam pikiranku. Namun, meskipun dia mencoba mendekat, aku merasa semakin terasing. Seharusnya, dia bisa merasakan ketegangan yang ada di udara ini. Seharusnya, dia tahu kenapa aku tidak bisa tersenyum seperti biasanya. Tapi yang ada, aku justru merasa semakin dilupakan, semakin terabaikan. Dia memanggil namaku, pelan dan lembut, tapi suaranya seolah datang dari jauh, begitu jauh dari hatiku yang sedang bergejolak. Aku hanya bisa menatapnya, tak mampu berkata apa-apa, karena aku tahu, apapun yang aku katakan saat itu hanya akan keluar dalam bentuk amarah yang tak terkendali.

"Rin, wajahnya jangan ditutup selimut, kamu nggak bisa nafas," suara Mas Hardi terdengar lembut namun tegas, seolah menyiratkan perhatian yang begitu mendalam, penuh kasih sayang yang selalu aku rindukan. Dia menarik selimut itu dengan sangat hati-hati, penuh kelembutan, seakan tak ingin membuatku merasa terjepit, meskipun hatiku terasa sesak oleh kekecewaan yang belum sepenuhnya reda.

Aku hanya diam, menatapnya tanpa berkata-kata, mencoba menahan segala perasaan yang campur aduk dalam diriku. Mataku menunggu kata-kata selanjutnya, seakan berharap ada penjelasan atau setidaknya sebuah pemahaman dari dia—sesuatu yang bisa menenangkan kegelisahan dalam dadaku.

Mas Hardi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang