Sudah seminggu setelah kepergian mark ke jepang pria manis ini juga sudah seminggu menutup dirinya, di hadapan semua orang dia tersenyum manis tertawa bahagia, tapi dia berbeda di waktu malam tiba bersama bulan dan bintangnya.
Setiap malam haechan merasakan ada yang kosong dari dirinya, dia tidak bisa tertidur dengan nyaman jika tidak menangis sebelum tidur, ini adalah kebiasaan baru dari pria manis ini setelah kepergian dari kekasih tercintanya, orang yang memberikan dunia fantasi untuknya dan orang yang merenggut itu kembali dengan kepergiannya.
1 hari yang lalu haechan sudah bisa keluar dari rumah sakit, dan saat ini dia di rawat oleh jeno dan ibunya, disinilah haechan saat ini tinggal bersama ibu jeno, dan jeno.
"chan-ah... chan-ahh..." panggil pria bermata bulan sabit ini sambil menatap haechan yang hanya terdiam di kursinya dan menatap langit yang penuh akan bintang yang sangat indah
"hmm..." jawab haechan tidak mengalihkan pandangannya yang menatap ke atas
"bagaiamana ? apakah dia sudah menghubungi mu?" tanya jeno, mendengar itu haechan hanya tersenyum tipis, matanya sudah mulai berkaca-kaca
"jangan membahasnya.. itu hanya menyakiti ku.." ucap haechan menahan air matanya yang akan mengalir
"kau tidak penasaran mengapa dia melakukan itu?" tanya jeno, berharap haechan mencari tahu mengapa mark tiba-tiba pergi dan tidak memberi kabar kepada haechan sampai saat ini.
"tidak.. " jawab haechan dengan singkat, walaupun haechan menjawab tidak, setiap jam, setiap, menit,setiap detik, dia selalu bertanya mengapa mark melakukan ini kepadanya,memberikan sebuah harapan yang sangat besar, menjanjikan akan selalu bersama dengannya, memberikan kenyamanan dengan pelukannya yang hangat, tapi semua itu tinggalah kenangan, mark pergi tanpa menjelaskan apapun ke haechan.
"bagaimana dengan tangan mu?" tanya jeno melihat tangan haechan masih terbalut dengan kain perban yang sangat tebal
"sama saja.. tidak ada yang berubah" jawab haechan yang sangat dingin, setelah kepergian mark haechan benar-benar berubah, sikapnya yang sangat dingin, tertutup dan tidak peduli dengan dirinya sendiri membuat orang di sekitarnya merasa sangat prihatin kepada pria manis ini.
"apa kau yakin ingin kembali ke mansion mu?" tanya jeno, mendengar itu haechan berbalik menatap jeno dan mengangguk tanpa memperlihatkan ekspresi di wajahnya
"yakk..mengapa kau datar sekali, jika kau sedih,maka menangislah, jika kau sangat kesal maka marahlah... jangan seperti ini, kau sangat tenang, membuatku sangat khawatir" ucap jeno mengerucutkan bibirnya
"jangan mengkhawatirkan ku tidak ada gunanya, khawatirkan saja diri mu.." ucap haechan kembali menatap langit yang gelap
"apa rencamu jika kau kembali ke mansion mu?" tanya jeno, mendengar itu haechan hanya tersenyum tipis
"aku tidak memiliki rencana apapun, kau lihat tanganku sama sekali tidak bisa bergerak... bagaimana bisa aku melawan monster-monster disana" ucap haechan tertawa kecil melihat tangannya
"aku akan kesana saat eomma ku sudah tiba di seoul.." lanjut haechan
Yah.. haechan sudah menghubungi ibunya untuk menjemputnya, ibunya sangat terkejut mendengar bahwa anaknya saat ini telah mengalami kecelakaan parah hingga tangannya lumpuh sementara.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE AT THE OFFICE (MARKHYUCK)
Fanfiction"bagaimana jika aku tidak bisa melupakanmu, bagaimana jika suatu saat aku bertemu dengan seseorang tapi aku tidak menyukainya karena ITU BUKAN KAMU...BUKAN KUASAKU JATUH CINTA KEPADAMU , AKU TIDAK BISA MENGONTROL PERASAAN INI YANG SELALU BERPUSAT KE...