"Kak jake gk harus selalu nganter aku pulang"
Jake menatap sunoo sekilas lalu beralih menatap pintu toko untuk ia kunci.
"Gak sun, aku harus nganter kamu pulang" ucap jake,
Tangannya merangkul pundak sunoo possessive, menuntun sunoo agar aman dalam setiap langkahnya.
"Aku bawa tongkat lipat loh, lagian kakak harus nutup toko nya setiap nganter aku pulang, gimana kalau ternyata ada pembeli tapi kak jake nya malah nutup toko? Aku ngerasa ngerepotin banget kak" raut wajah sunoo berubah sedih dengan kedua tangannya yang memeluk buket daisy merah.
Melihat bagaimana perubahan raut wajah sunoo membuat jake terkekeh geli. Ternyata didalam kepala kecil si manis, ada pemikiran yang berat.
Tangan yang tadinya bertengger possessive pada bahu sunoo, ia bawa untuk mengelus pipi sunoo dengan lembut. Berharap dapat Menghilangkan kekhawatiran tak mendasar pada kepala kecil si manis.
"Kalau gitu mah emang bukan rezekiku namanya" ucap jake santai
Sunoo termenung, pemikiran jake yang dewasa membuatnya kagum.
"Adikmu pulang telat lagi?"
"Iya, katanya sampe besok"
Jawab sunooJake hanya menganggukkan kepalanya paham. ia tak pernah bertemu dengan adik sunoo. Tapi yang jake dengar dari sunoo, adik nya ini adalah anak yang baik walau sedikit keras.
Dan selama satu minggu ini adik sunoo mengikuti salah satu acara pelatihan di kampus, karena itu juga sunoo bebas keluar walau sampai menjelang malam.
Setibanya mereka di depan rumah sunoo, jake tak langsung pulang. Ia menyempatkan diri untuk mengelus surai sunoo, lalu tangannya turun untuk mencubit pipinya.
Itu bagian favorit jake, karena pipi sunoo entah kenapa sangat lembut.
"Kak jake kalau pipiku keseringan dicubit nnti makin melar"
wajah sunoo cemberut, Berbanding terbalik dengan wajah jake yang nampak senang karna sikap jahil nya.
"Yaudah, aku pulang dulu. Kamu hati-hati dirumah."
Sunoo menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, lalu kakinya mendengar suara langkah jake yang menjauh.
Sunoo menghembuskan nafas nya lega. 'Hari ini, berjalan dengan baik' bisiknya dalam hati.
Tangannya meraba knop pintu untuk ia buka, "loh, kok pintunya gak kekunci?"
Sunoo ingat sekali, sebelum keluar rumah ia mengunci pintu dengan kunci khusus yang ia punya.
Sunoo membuka pintu rumahnya sedikit keras, dalam hati ia berharap yang membobol pintu rumahnya bukan orang jahat.
Langkah kaki sunoo terhenti saat mendengar suara tepuk tangan.
"Bagus! Bagus!"
Tubuh sunoo menegang, ternyata yuna pulang lebih awal dari yang dijadwalkan. Lantaran Seharusnya yuna pulang besok malam.
"Selama aku pelatihan, kakak suka keluar malam malam gini? Ngapain hm??"
Yuna mendekati tubuh sunoo yang menyusut takut. Aksi diam-diam sunoo tertangkap basah. Sekarang ia tak punya alasan untuk berbohong.
"....yun.. aku.."
Bibir sunoo tak mampu merangkai kata pembela, walau matanya tak bisa melihat, tapi aura kemarahan yuna bisa sunoo rasakan.
Sedangkan yuna tak memedulikan perkataan sunoo , Sorot tajamnya menatap bunga yang sedari tadi sunoo sembunyikan di belakang punggung nya.
Tanpa bertanya, yuna mengambil paksa bunga itu sampai beberapa kelopak bunganya berjatuhan ke lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
sparks [SungSun]
Fanfictionmenjadi sosok yang sempurna adalah ke wajiban untuk orang seperti sunghoon. Menurutnya ketidak sempurnaan itu tidak nyata, dan dia tidak menyukainya. namun ada satu ketidak sempurnaan yang malah membawa hidupnya menjadi lebih sempurna. itu adalah ki...