Jay tak main-main dengan ucapannya. Sepertinya menyelesaikan masalah hidup sunghoon adalah kunci ketenangan hidup jay juga.
Disinilah mereka berdua berada. Jay mengenakan setelan kantor, sedangkan sunghoon menggunakan baju kaos polos dan celana training, mata nya masih sembab akibat menangis tadi.
Flashback
Jay keluar lebih dulu dari kamar sunghoon, memberikan ruang untuk sahabatnya mempersiapkan diri, mereka akan langsung ke rumah sunoo hari ini.
Karena nanti malam, sunghoon harus menghadiri acara dinner yang Mina Janjikan.
Entah sunghoon akan menerima atau menolak, itu urusan belakangan. Yang terpenting sekarang sunghoon harus jujur pada perasaannya pada sunoo, maupun pada dirinya sendiri.
"Gimana jay? Sunghoon nya mau keluar?"
Sorot mata jay menangkap kehadiran Mina yang ternyata dari tadi menunggunya di ruang Tamu.
"Mau kok tante, tapi aku izin bawa dia keluar ya"
"Ke mana?"
Tepat saat Mina bertanya sunghoon tiba dengan baju yang masih sama, yang berbeda hanyalah wajahnya basah karena air.
"Ck lo gak ganti baju?" Tanya jay heran.
"Gak gini aja udah, gue gak ada tenaga buat dandan rapi"
Sunghoon sama sekali tak menatap Mama-nya, kakinya melangkah untuk berjalan keluar rumah lebih dulu. Meninggalkan jay yang menghela nafas nya lelah akan situasi canggung rumah ini.
Ini bukan keluarganya tapi ketegangan yang dirasakannya sangat terasa. Apalagi dengan sikap ngambekan sunghoon.
" aku bawa sunghoon-nya jalan-jalan ya tante biar nggak ngedekem di kamar terus" jelas jay
Mina hanya mengangguk kemudian menitipkan pesan agar mereka tidak pulang Malam karena harus menghadiri acara Dinner.
Flashback off
"Sampe kapan kita berdiri sih? Panas banget nih!" Protes jay.
Mereka berdiri di depan gerbang rumah sunoo. Meski gerbang nya terbuka, tapi tak ada niatan dari sunghoon untuk menerobos masuk.
"Sunoo.."
"Ck Sunoo mana denger kalau lo manggilnya dari sini bego!"
Jay merasa lelah akan tingkah sunghoon, sahabatnya ini terlalu pengecut. Kurang sat set. Kalau soal cinta seperti ini, dia kurang tegas. Padahal di dalam dunia kerja, sunghoon masuk ke dalam jajaran petinggi galak yang ditakuti karyawan.
"Kita pulang aja deh jay, gak enak ganggu sunoo" ucap sunghoon dengan langkah berbalik pergi.
Tapi jay dengan cepat menghentikan langkah sunghoon, tangannya terangkat untuk menampar wajah boss nya ini.
Plak
"Aduh, kok gue ditampar sih jay"
Protes sunghoon, jarinya mengelus sisi wajah kiri yang menjadi target tamparan jay."BIAR LO SADAR ANJING" teriak jay frustasi.
"Lo beneran mau jadiin ini kesempatan terakhir lo?"
Jujur jay ingin sunghoon bertarung dengan berani. Bukan malah diam-diam seperti ini.
"Pake otak pinter lo itu hoon! Jangan jadi kaya orang bego. Nanti sunoo beneran sama yang lain, lo nangisnya ke gue."
Sunghoon tak menjawab cercaan jay, tangannya masih mengelus pipi kirinya, meredakan rasa perih disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
sparks [SungSun]
Fanfictionmenjadi sosok yang sempurna adalah ke wajiban untuk orang seperti sunghoon. Menurutnya ketidak sempurnaan itu tidak nyata, dan dia tidak menyukainya. namun ada satu ketidak sempurnaan yang malah membawa hidupnya menjadi lebih sempurna. itu adalah ki...