"Sunoo, aku memujamu.."
Memuja, sunghoon memilih kata memuja dari pada Cinta.
Karena sungguh, perasaan sunghoon pada sunoo sangat tulus sampai rasanya ia hanya mampu berserah pasrah.
Seperti, jatuh cinta tanpa syarat dan benar-benar dibutakan oleh rasa kasih.
Tidak peduli senyata apapun kata yang keluar dari Mulut sang mama.
Tentang sunghoon yang harus melayani sunoo seumur hidupnya karena buta.
Tentang sunghoon yang tak akan mampus dilayani sepenuhnya.
Atau tentang kehidupan pernikahan yang tak bisa dibangun hanya dengan Cinta.
Memandang indahnya Sunoo sebagai manusia telak membuat sunghoon ingin memuja si manis sampai akhir hayat nya.
"Me-memuja?" Tanya sunoo terbata.
Sunghoon mengangguk sebagai jawaban, genggaman tangannya pada si manis berubah erat, memberikan isyarat meyakinkan.
"Aku selalu datang ketemu sama kamu di dekat danau, cuma buat liat kamu duduk… kamu kelihatan indah sampai mata ku gak bisa lepas dari kehadiranmu, bahkan dari jarak jauh sekalipun... "
Sorot matanya menatap sunoo dengan teduh, kalau dipikir-pikir, Sudah sejak lama sunghoon tak melakukan itu.
Memandang sunoo yang terkecup senja lalu mengagumi tampungan galaxy yang bersinar di bola matanya.
"...tapi aku bodoh, aku takut ngaku kalau aku suka sama kamu, aku brengsek karena ngerasa malu sama perasaanku…"
Entah ini hanya perasaan sunoo saja atau memang dia yang sentimental.
Rasa haru nya tak terbendung. Di Balik matanya yang tertutup, genangan air mata itu tertahan agar tak keluar.
"... jadi setelah kejadian di minimarket itu, selama aku ngejauh. Aku ngirimin kamu bunga sebagai pengganti kehadiranku disisimu...."
Kepingan memori yang terpecah kini menyatu, awalnya sunoo selalu menerka bahwa bunga kiriman itu dari jake.
Namun siapa sangka, pengirimnya justru sunghoon yang hanya bertemu dan bercengkrama beberapa kali saja dengannya.
"... aku belajar huruf braille supaya kamu gak harus nanya sama orang lain tentang surat yang aku tulis.."
Kini satu tangan sunghoon terangkat, mengusap sudut mata si manis yang basah.
"Jangan nangis..aku minta maaf karena baru bisa jujur.."
Padahal kemarin sunghoon dibuai oleh sunoo agar tak menangis, kini yang terjadi malah sebaliknya.
"disetiap bunga yang aku kirim, di setiap coretan tulisan braille yang aku pahat. Membuat aku jadi semakin yakin sama perasaan ku."
Isakan kecil keluar dari bibir sunoo, ia menangis bukan hanya karena kesungguhan sunghoon.
Namun karena sunoo tak pernah merasa dicintai sebesar ini.
"..kemarin kamu bilang gak mau nerima cinta penggemar rahasia mu kan? Sekarang aku bukan penggemar rahasia lagi, aku udah ngaku sun. Tolong terima cintaku.."
Kedua tangan sunghoon beralih untuk ia letakkan di kedua sisi pipi sunoo. Mengusapnya dengan lembut.
".. bilang kalau kamu mau cinta ku Kim sunoo"
Bibir sunoo kelu, air matanya berlinang deras seiring kata yang sunghoon lontarkan.
Ini terlalu tiba-tiba, ia takut. Ia takut bagaimana kalau semua ini ternyata hanya fatamorgananya saja?
KAMU SEDANG MEMBACA
sparks [SungSun]
Fanfictionmenjadi sosok yang sempurna adalah ke wajiban untuk orang seperti sunghoon. Menurutnya ketidak sempurnaan itu tidak nyata, dan dia tidak menyukainya. namun ada satu ketidak sempurnaan yang malah membawa hidupnya menjadi lebih sempurna. itu adalah ki...