Suara piring yang beradu diiringi gesekan sol sepatu pada lantai bergema.
Persiapan dinner yang telah direncanakan hampir selesai sempurna.
Mina tak henti melihat pada jam dinding, lalu memandang pintu rumah. Menunggu anak semata wayang nya pulang.
"Duh jay sama sunghoon mana sih. Sebentar lagi mau malam. Sunghoon juga belum siap-siap." Gerutunya.
Tangannya mengambil handphone yang tergeletak diatas meja.
Menelpon jay supaya cepat membawa sunghoon pulang. Lagipula tadi janjinya jangan pulang malam.
Ada jeda yang lama saat panggilan mina terhubung ke jay, dan pada dering ke lima jay mengangkat telpon darinya.
"Halo jay? Mana sunghoon? Dia gak bawa ponsel. Dan ini udah mau malam. Cepat bawa dia pulang" cerca mina tak membiarkan jay membalas sapaannya.
"Iya tante, ini mau pulang kok."
"Cepat loh ya. Tante gak mau buat tamu nya menunggu."
"Iya, tante"
Percakapan singkat itu selesai. Meninggalkan kesan melelahkan untuk jay. Selalu saja, selalu saja dia terlibat dengan masalah orang lain. Dan orang lain itu selalu sunghoon.
Ia menghela nafas lalu mengantongkan kembali handphone ke dalam sakunya.
Matanya Melirik bagaimana mesranya sunghoon yang tak hentinya melontarkan kata pujian pada sunoo.
Hal itu membuat jay jadi bertanya-tanya akan perasaan sunghoon.
Bagaimana sunghoon akhirnya bisa menerima kekurangan sunoo?
Kalau itu jay mungkin ia tak akan bisa memberikan cinta, takutnya cinta yang diberikannya malah berdasarkan rasa kasihan.
Jay melangkahkan kakinya mendekati pasangan yang sedang kasmaran, ah jay jadi iri.
Matanya bersitatap dengan mata sunghoon. Memberikan isyarat tanpa suara bahwa mereka harus segera pergi dari sini.
Namun sunghoon malah tersenyum lebar seperti orang bodoh.
"Jay!" Sapa sunghoon. Memberikan jarak sedikit antara ia dan si manis, kemudian mendekati jay untuk berbisik.
"Gue mau bawa sunoo ke rumah, gue sama sunoo udah clear." Bisik nya dengan senyum.
"Hoon ini bukan rencana kita anjir. Tadi tante mina udah nelpon lo buat cepet pulang sebelum tamu nya datang!"
Alis jay menukik, bisikannya berisi tekanan di setiap nada. Seakan memberikan peringatan kepada sunghooh. Bahwa tak seharusnya sunghoon bertindak bodoh.
"Iya gue datang kok, tapi sambil bawa sunoo." Jawab sunghoon enteng.
Saat jay akan menyela perkataan sunghoon, matanya melirik wajah sunoo yang nampak kebingungan.
"Sunghoon? Kamu masih disini?"
Dan sunghoon dengan sigap menggapai tangan sunoo sambil berkata "aku disini sun, aku masih disini. Aku gak akan kemana-mana"
Jay memalingkan pandangannya ke segala arah, kemanapun asalkan tak memandang sunghoon & sunoo.
Menurutnya pemandangan romantis itu malah terasa menyakitkan.
"Jay beliin gue baju formal ya. Gue tunggu disini. Sekalian beliin baju buat sunoo juga, beli yang paling bagus" pinta sunghoon masih dengan senyum lebarnya.
Jay ingin marah, ingin sekali memaki sunghoon sampai urat lehernya timbul.
Tangan jay menyeret sunghoon untuk ia bawa menjauh dari sunoo ke pojok ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
sparks [SungSun]
Fanfictionmenjadi sosok yang sempurna adalah ke wajiban untuk orang seperti sunghoon. Menurutnya ketidak sempurnaan itu tidak nyata, dan dia tidak menyukainya. namun ada satu ketidak sempurnaan yang malah membawa hidupnya menjadi lebih sempurna. itu adalah ki...