Jam tiga sore namun teriknya matahari masih semenyengat tadi siang.
Sunghoon menghabiskan waktu setengah hari ini di rumah si manis. Merasakan bagaimana romantisnya berpelukan dengan cinta-nya.
Merasakan bagaimana lembut elusan penenang pada helaian rambut saat kepalanya beristirahat di paha cinta-nya.
Seakan lupa fakta bahwa hari ini ia belum mandi, bertemu dengan sunoo bermodalkan cuci muka saja.
Sekarang julukan sunoo bertambah, tidak hanya menggunakan si manis saja, namun ada panggilan baru, yaitu 'cinta-nya'. Ini semua karena dampak pengakuan sunghoon tadi.
Cinta-nya
Cinta-nya
Cinta-nya
Milik-nya.
Sudah berapa kali sunghoon mengulang kalimat itu di hati dan pikirannya? Seratus? Seribu? Tidak. Bahkan lebih banyak dan tak terhitung dari pada jumlah bintang di galaxy.
Sunghoon merasa bahagia karena Sunoo menerimanya.
"Sun, aku sebenarnya belum mandi" gumamnya
Saat ini ia tidur dipaha sunoo menghadap perut si manis. Menenggelamkan wajahnya di perut sunoo yang terbalut cardigan putih.
Tangan yang tadinya mengelus lembut rambut sunghoon tiba-tiba terhenti. Membuat sunghoon ingin protes karena rasa nyamannya juga ikut terhenti.
"Mau.. mandi disini?"
Mata sunghoon melotot kaget, salahkan pikirannya yang kotor. Mendengar ajakan mandi dirumah sunoo membuat sisi jantannya bangun.
Tidak, tidak. Sunoo hanya mengajaknya mandi.. mandi..
"Hoon? Sunghoon?"
"Iya?" Jawab sunghoon tersentak, pipinya dicubit kecil oleh sunoo.
"Gimana? Mau mandi disini?" Tanya si manis sekali lagi.
"MAU"
Sunoo reflek menutup telinganya mendengar teriakan sunghoon, satu hal yang ia pahami. Sunghoon akan berteriak ketika ia semangat.
"... Eh maksud nya.. boleh?" Kali ini nada sunghoon terdengar lebih lembut, badannya ia tegakkan untuk bangun menghadap cinta-nya.
Sunoo terkekeh geli sebelum menjawab "kan aku yang nawarin, jadi boleh dong."
Si manis bergerak untuk bangun, sunghoon yang melihat itu langsung mengulurkan tangan memberikan bantuan.
Mereka berjalan beriringan, dengan tangan sunghoon melingkar possessive pada pinggang si manis.
"Aku hafal rumahku sunghoon, jadi gak perlu dituntun" ucapnya, bukan karena merasa tak nyaman akan perlakuan sunghoon, justru ia sangat amat tersentuh dan kalau bisa ia ingin diperlakukan selembut ini setiap hari.
Namun sunoo tetaplah sunoo, ada rasa takut merepotkan sunghoon dalam benak nya.
Ada rasa takut membebankan sunghoon dilubuk hatinya.
"Walaupun kamu hafal, walaupun kamu ingat setiap detail, aku tetap akan jalan beriringan sama kamu." Sunghoon berucap tegas.
Demi apapun sunghoon sangat manis, sunoo tak bisa untuk menyembunyikan senyum.
Apa sunoo boleh menerima takdir bersama sunghoon?
"Ini kamar mandinya?"
Langkah mereka berhenti tepat di depan kamar mandi, sunoo berbalik menghadap sunghoon, tangannya mencoba melepas lengan sunghoon yang nyaman melingkar pada pinggangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
sparks [SungSun]
Fanfictionmenjadi sosok yang sempurna adalah ke wajiban untuk orang seperti sunghoon. Menurutnya ketidak sempurnaan itu tidak nyata, dan dia tidak menyukainya. namun ada satu ketidak sempurnaan yang malah membawa hidupnya menjadi lebih sempurna. itu adalah ki...