10

854 151 12
                                    

Kedipan lampu jalan di depan minimarket menjadi pemandangan sunghoon malam ini.

Niat hati ingin membeli cemilan sebagai teman lemburnya bersama jay. Namun sekarang dirinya terdampar bersama sosok yang ia kenal.

Perempuan yang ia kira sedang melakukan ritual mempercantik diri ditempat sampah ternyata adik sunoo, yuna.

'Kenapa terdamparnya gak sama sunoo aja sih? Malah sama cewek galak'

Yuna juga tak hentinya menangis.
Sejak yuna melihat sunghoon, air matanya tak berhenti turun.

Sunghoom tak tau yuna menangisi apa, tapi karna disini posisi sunghoon itu adalah orang yang menyukai sunoo, jadi mau tidak mau sunghoon bersikap sabar dan menengankan yuna.

"Udah dong nangisnya" ucap sunghoon lelah.

Sudah berkali-kali ia mengatakan itu tapi semakin disuruh berhenti, tangisan yuna malah semakin keras.

Untung jalanan sepi, kalau tidak sunghoon bisa difitnah membuat nangis anak orang.

Jay juga sibuk memilih makanan di dalam minimarket. Tak berniat membantu sunghoon sama sekali.

"Emang gak papa ninggalin si manis sendirian dirumah?" Tanya sunghoon.

Yuna menganggukan kepalanya sebagai jawaban. Seharusnya isyarat bantingan pintu tadi bisa kakaknya mengerti.

"Gw bertengkar sama kak sunoo"

Yuna akhirnya mengeluarkan isi hati yang sedari tadi mengganjal di dadanya.

Namun Sunghoon malah menatap yuna dengan ekspresi tak percaya.

"Sejak kapan si manis jago bertengkar" ucap sunghoon santai dengan mata yang menatap kedipan lampu jalan.

'Tadi kedipannya udah sampe hitungan keberapa ya?'
Bisik sunghoon dalam hati, mengabaikan yuna yang sekarang menatpnya garang.

Tau apa sunghoon tentang kakaknya? Mereka berdua kenal cuma beberapa hari tapi perkataan sunghoon seakan mewakili pribadi sunoo yang telah sunghoon kenal sejak lama.

Bibir yuna terbuka hendak menyangkal penuturan sunghoon namun perkataan sunghoon selanjutnya membuat ia bungkam.

"Selama ini yang selalu marah sama sunoo kan lo, yang selalu merasa bertengkar sama sunoo itu lo doang"

Dada yuna kembali sesak. Kenapa jadi dia yang salah?

"Gw cuma gk mau kak sunoo nerima barang dari orang asing. Bisa aja orang asing itu niatnya jahat. Gw gak mau kehilangan seseorang karna sikap naif untuk kedua kalinya"

Sunghoon menatap yuna dalam diam. Sunghoon paham sekarang, sikap possessive yuna adalah akibat dari trauma masa lalunya.

"Coba ngomong baik-baik. Sunoo orang nya lemah lembut, lo bentak begitu apa gak sakit hatinya? Ditambah lo adiknya."

Mata sunghoon beralih menatap ke dalam minimarket, melihat jay yang dari tadi mondar-mandir belanja.

"Gw..."

Birai yuna nampak tergagu, otaknya berteriak agar tak bercerita namun hatinya butuh ia ringankan.

Sunghoon dengan sabar menanti perkataan yuna, walau kakinya gatal digigit nyamuk sedari tadi.

"Gw bukan adik kandung kak sunoo"

Yuna menundukkan kepalanya, menatap sendal yang ternyata adalah milik sunoo. Kenapa ia baru sadar.

Yuna menanti reaksi terkejut dari sunghoon, tapi nihil. Yuna mendongakkan kepalanya kembali melihat sunghoon.

"Lo..  gak kaget?" Tanya yuna

sparks [SungSun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang