Happy Reading
"Bjir, suara siapa tuh bilang hati - hati?" Celetuk Jemima yang kaget ada suara lelaki mengucap 'hati - hati'.
"Tadi sih yang gue liat ada temen nya si Zei, Daniel nama nya, mungkin itu yg bilang hati - hati." Ucap Keirra melihat kearah jalan ke kantin yang tentu nya dilewati oleh Daniel itu juga.
"Baru tau gue di kelas sepuluh ada yang gitu, yang gue kenal kan mantan nya lo sama Wilona doang." Ejek Jemima
"Anjing lo, mantan mantan, orang dia yang suka sama gue. Hampir dilabrak lagi tu si Alastair sama Kafka." Umpat Wilona ''Lagian nih ya males gue sama dia, rada sasimo anjir. Katanya dia suka gue trus suka Keirra trus suka temen kelas sebelah dia, gila kali tu orang." Jelas Wilona memutarkan bola matanya.
"Lo tau? Arin katanya nya suka sama Alastair." Ujar Keirra
"Gila?!, Arin yang cakep nya banget banget banget suka sama modelan sasimo kaya si alas tai?" Kaget Nattala
"Anjir Alas tai hahahahaha." Jemima tertawa.
"Menurut gue sih udah, si Arin lebih baiknya sama Naje aja sih. Secara Naje ganteng iya pinter? top 3 se angkatan loh. si Arshaka aja kalah." Ujar Wilona diangguki oleh semuanya.
"Kok lo bisa tau banyak soal angkatan atas si Wil?" Tanya Naya
"Oh ya jelas, gue kan famous nya diangkatan atas, terus juga karena gue pacar nya Kafka. Banyak mata mata gue buat liatin Kafka." Wilona menyeringai bangga.
"Buset, posesif dikit ga ngaruh ya Wil?"
"Wilona mah emang posesif, waktu naksir sama Dipta aja langsung banyak banget yang dia ga suka. Kayak Filya anak kelas ipa yang diem banget itu, suka sama Dipta langsung ga suka si Wilona." Jelas Erika
"Anjay." Ara bertepuk tangan
"Eh lo tau Teresa ga sih, anak kelas sepuluh ips 2? CAPER BANGET ANJIR." Seru Jemima tiba tiba.
"Geng nya Janessa kan? gue juga ngeliat tuh. Tapi lo tau Freyya ga sih? ga satu geng sih, cuma songong nya minta ampun." Ujar Nattala
"Freyya? gue lumayan deket sama dia." Erika menjawab.
"Gue punya tuh nomornya si Teresa." Ucap Key mengotak atik ponselnya dan menunjukan layar ponsel nya itu.
"Ih, najis." Cemooh Jemima.
"Udah lah ngapain ngurusin dekel kurang kerjaan. Kita belum latihan nari kan?" Ucap Wilona.
"Halah, udah lah besok juga udah tampil nya kan? panggung nya aja udah dibuat sama Pak Manto." Celetuk Nattala
"Iya tuh." Balas Key.
"Yaudah, mending lo pada pulang. Gue masih nungguin Kafka." Ujar Wilona
"Gue juga Wil, lama amat urusan nya. Perasaan kita juga osis tapi ga diundang rapat." Seru Naya kesal.
"Selingkuh kali."
"Heh! mulut lo Jem!"
"Hehe maaf Nay." Jari Jemima membentuk peace.
Dari terdengar suara langkah kaki dari sepatu pantopel yang Wilona tau itu milik siapa, milik Kafka. Dari kelas sepuluh selalu memakai pakai sepatu pantopel jika tidak ada pelajaran olahraga tapi untuk berjaga jaga Kafka juga membawa sneakers nya.
"Aih, akhir nya dateng juga. Lama banget sih kak!" Keluh Naya kepada Arshaka yang baru datang.
Satu persatu dari mereka juga mulai pulang kerumah nya, sekarang hanya sisa Keirra dan Key.
"Lo ga pesen gojek Key?" tanya Keirra yang masih melihat lapangan kosong didepan nya, menunggu papi nya menjemput.
"Belum, ini baru mau pesen."
"Oh."
Hari tampil."Lo semua udah siap?" Tanya Naya.
"Udah lah, eh Wil lo liat deh kesana." Ujar Nattala menunjuk kearah lapangan tempat duduk murid yang akan menonton.
Sebenarnya ini bukan lomba, hanya pengambilan nilai praktek yang disuruh oleh guru nya, tapi behubung Pak Agan adalah wakik kepala sekolah--yang sekrang lebih sering mengurus tamu sekolah dari pada kepala sekolah itu sendiri, Pak Agan membuat nya semeriah mungkin. Berhubung juga karena Pak Agan wakil kepala sekolah, kelas 11 IPA 1 hampir bebas melakukan apa apa, tidak adil but who care'?
Giliran kelompok 3--kelompok circle ini, sudah dipanggil maju. Di iris cokelat milik Naya terlihat jelas ada Arshaka dan Kafka di barisan paling depan, tapi ada yang sedikit mengganggu Naya melihat Lia sedang bergelayut dilengan kekasih nya itu sedang kan Kafka dibelakang pria itu banyak adik kelas mau pun kakak kelas yang menatap dia kagum, memuja lebih tepat nya.
"Geli gue liat nya." Ucap Naya dalam hati nya.
"Wilona lo ga ngerasa keganggu apa sama cewek cewek yang di belakang Kafka?" Tanya nya menunjuk kearah Kafka.
Wilona menengok kearah tunjukan Naya "Bodo amat, mending lo liat depan takut nya musik tiba tiba nyala lo ga nyadar."
"Yaudah sih, kan lo dulu yang maju."
Disini memang center utama nya Wilona, selain keahlian nya dalam menari tarian tradisional lebih unggul dari yang lain Wilona juga hampir setiap latihan kemarin Wilona selalu tersenyum, apa ga kaku itu bibir?
Anyway, tarian yang mereka tampil kan adalah Tari Indang Baindang, ada yang tau?, yang mengusulkan tentu saja Wilona.
TBC
Hai, maaf banget up nya lambat ga kayak omongan diawal bakalan up lebih sering wkwk, sorryyyyy.
See You -she
KAMU SEDANG MEMBACA
circle
FanfictionBisa kali kita bertujuh date bareng? ...... BAHASA TIDAK BAKU SLOW UPDATE DILARANG MENJIPLAK