06

69 10 2
                                    

Happy Reading

Wilona dan Keirra sudah jarang ikut ngumpul sekarang, tapi Wilona terlihat jelas kalau dia latihan untuk pentas seni lusa dan lomba menari nya. Jika Keirra? tidak ada alasan apa apa dia tiba tiba menjauh dari lingkaran pertemanan kami dan mulai menemani anak baru di kelas. Jengkel? tentu saja.

Well, mungkin memang dia kurang cocok dengan cara bermain kita. Gapapa, santai aja.

"Wil, lo sadar ga sih sekarang Altav sering ngeliatin lo?" Tanya Jemima.

"Sadar gue, kemaren dia juga banyak nanya ke gue."

Altav Narendra, bocah kelas delapan smp yang sedang gencar mendekati Wilona dengan cara 'banyak tanya'. Memang sekolah kami digabung menjadi satu, mereka yang bersekolah menengah pertama di Cendekia Mandala jika mau melanjut kan ke SMA nya.

"Lo hari ini ga latihan Wil?" Tanya Nattala menyuapkan batagor kemulutnya.

"Gak, dikasih istirahat dulu gue." Balas Wilona menopang dagunya.

"Lo kalo mau tidur, tidur aja dulu di uks Wil." Tawar Erika

"Wilona." Panggil seseorang dari belakang badan Wilona.

"Kamu dipanggil sama Bu Laras lagi buat latihan. Kamu ga capek? seminggu ini jadwal latihan kamu padet banget loh, kalo kamu capek aku minta izin ke Bu Laras biar kamu izin dulu." Kafka berseru khawatir.

"Cie mimih dikhawatirin sama pipih." goda Key

"Ah Key, merusak suasana aja lo." Kesal Jemima memukul pelan bahu Key.

"Ya maaf."

Wilona melirik sinis kearah tempat duduknya tadi, "Gapapa, Kaf. Aku cuma capek doang lagian tadi aku juga udah minta izin sama Bu Laras kalo latihan nya dateng agak telat." Ujar nya tersenyum lembut kepada Kafka yang tersenyum dengan muka khawatir nya.

"Kalo kamu capek, telfon aku ya." Seru Kafka mengacak-ngacak rambut Wilona.

"Heh! rambut gue!" Ya memang begitu Wilona kalau kesal kata kata nya akan berubah dari yang 'aku' menjadi 'gue'.

"Huuu, mesra amat mih! ga inget ada anak nya disini?" Sindir Jemima melirik dikit kearah lovebird itu.

"Iya tuh, ga inget ada anak nya disini?" Sambung Naya.

Seusai Kafka pergi meninggalkan sirkel mereka itu, hanya ada suara dentingan garpu sendok dan suara video dari aplikasi tiktok.

"Permisi Kak Wilona," Oh Wilona dan Jemima mengenali suara itu "aku lagi ada tugas wawancara dengan siapa pun itu, kakak bersedia diwawancara?" Itu Altav, dari enam orang bahkan puluhan orang dikantin ini kenapa harus dia yang diwawancarai?

circleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang