15. gus Jajam

161 98 116
                                    

Seperti biasa ya gais
kalo ada typo mohon di komen
agar aku bisa dengan cepat merevisinya 🌻

Happy Reading*•̀ᴗ•́*

"gus kecil suka permen ya?" tanya Freya dengan menggandeng tangan mungil gus Zam-zam.

Gus Zam-zam mengangguk,"manis!" balasnya.

Freya mengangguk-anggukan kepalanya mengerti.

'pasti suka si, bocah mana yang kagak suka permen coba!' batinnya.

Saat ini, mereka tengah berjalan menuju ndalem.

"kalo kata gus kecil, gus Hanan galak gak?" tanya Freya tiba-tiba.

Gus Zam-zam mengerutkan keningnya sedikit,"paklik?" tanya nya.

Freya mengangguk.

"ndak!" jawabnya lantang sembari mengemut permen yang berbentuk bulat dan bergagang itu.

"gak pernah marahin gus kecil?"

Gus Zam-zam menggeleng menjawab pertanyaan absurd Freya.

Tiba-tiba saja, gus Zam-zam berlari sembari berteriak.

"ABI, ABII!" teriak gus Zam-zam yang kemudian berlari menghampiri sang ayah yang berjalan berdampingan dengan ustadz Fahri.

"eh, eh gus kecil mau kemana?!" panik Freya kemudian mengejar gus Zam-zam.

Gus Hisyam yang mendengar itu menoleh ke kiri.

Dengan sigap, dirinya menangkap gus Zam-zam yang tiba-tiba saja melompat padanya.

"astagfirullah, Jajam. Untung abi ndak jatuh!" kaget gus Hisyam.

Gus Zam-zam hanya menampilkan senyum pepsodentnya.

"Ya Allah gus kecil!" ucap Freya berjalan pelan menghampiri gus Zam-zam yang di gendong oleh gus Hisyam itu.

"assalamu'alaikum chef Freya!" ucap gus Hisyam.

Frey yang mendengar itu tiba-tiba saja wajahnya memerah. Ada apa dengan dirinya.

"wa-wa'alaikumsalam, saya bukan chef loh gus."

Ustadz Fahri yang mendengar itu mengerutkan dahinya bingung, kenapa Freya dipanggil chef?

"chef?" heran ustadz Fahri menatap gus Hisyam.

Gus Hisyam yang mengerti jika ustadz Fahri kebingungan itu segera menjelaskannya.

"iku loh, mbak Freya ini yang memasak makan siang tadi, wenak pol masakannya!"

"hubungan dengan chef opo gus?" tanya ustadz Fahri yang masih belum mengerti.

"masakan mbak Freya tadi itu, resep dari hotel tempat kerjanya dulu."

Freya tersenyum malu, pipinya terasa panas. Ingat, dirinya itu paling lemah jika di puji.

"hehe, itu kebetulan aja kok gus."

Freya pun melirik ustadz Fahri sekilas dan.

"oh saya inget!" pekiknya ketika mengingat bahwa ustadz Fahri adalah orang yang memberinya tip terakhir saat part time.

Pilihan Yang Terbaik [hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang