8. hari sial Freya 2

157 137 54
                                    

Happy Reading*•̀ᴗ•́*

Pagi ini, Freya dan Rita tengah bersiap-siap untuk bersih-bersih pondok.

"Rit, harus banget ya bersih-bersih kek gini?" tanya Freya menguncir rambut panjangnya.

"iya mbak, biar kita terbiasa sama kebersihan!" balasnya.

"gue gak pake hijab gapapa kali ya! kan gak ada cowok di daerah sini." tanya Freya, ia benar-benar belum nyaman jika memakai hijab.

"astagfirullah mbak, ya ndak boleh lah mbak. Mbak harus pake hijabnya!" jawab Rita tegas, ada-ada saja teman sekamarnya ini.

"tapi gerah Rit."

"ndak bisa mbak, cepet pake hijabnya!" balas Rita kemudian membantu memasangkan hijab segiempat pada Freya.

Freya hanya diam dan membuang napasnya kasar.

"nah, ayo mbak kita bersih-bersih. Mbak sama aku aja bagian sapu-sapu!"

Freya hanya mengangguk malas, lalu berjalan mengikuti Rita di belakangnya.

Tanpa sepengatahuan Rita, Freya mengantongi ponselnya di saku gamis yang ia pakai.

Freya benar-benar kesal saat membuka isi koper nya tiba-tiba berisikan banyak baju gamis. Padahal sebelumnya ia memasukan baju-baju miliknya yang berlengan pendek serta celana cargo dan jeans.

Freya yakin, pasti ini ulah bundanya.

"nah mbak, ini sapunya. Kita sapu-sapu aja bagian sini!" ujar Rita memberikan sati sapu lidi pada Freya.

Mereka pun mulai menyapu dedaunan yang berada tak jauh dari masjid.

"oh iya mbak, mbak ndak boleh jalan ke sana ya mbak. Soalnya udah termasuk daerah aspura ya mbak!"

"hah aspura? apaan tuh aspura?" heran Freya setelah mendengar kata asing itu.

"aspura itu asrama putra mbak, nah dan pohon itu mbak, itu adalah perbatasan antara aspuri dan aspura!" jawab Rita menjelaskan.

"oohh jadi gue gak boleh kesana gitu?" ucap Freya yang dibalas anggukan dari Rita.

Mereka pun mulai menyapu dengan santriwati yang lainnya, hingga tak lama pandangan Freya jatuh pada sebuah kursi yang terbuat dari batang bambu.

Freya teringat saat malam ia melihat hantu itu, ia berjongkok di samping bangku itu.

Cepat-cepat Freya berlari ke arah Rita,"Rit lo tau kan gue yang cerita hantu itu! itu gue liatnya pohon itu tauk!" bisik Freya menunjuk pohon yang ia temui pada malam itu.

Rita menghela napas pelan, kapan selesainya jika ia terus di ajak mengobrol seperti ini.

"udah mbak, lupakan. Anggap aja itu cuma mimpi buruk mbak, mbak mending kita cepet nyapu lagi!"

Akhirnya Freya pun mulai menyapu kembali dengan perasaan dongkolnya.

Saat para santri sibuk bersih-bersih, Freya dengan berjalan pelan mulai mundur dan kabur dari acara bersih-bersih itu.

"hufft akhirnya gue bebas!" ucap nya ketika berhasil kabur.

Melihat sekeliling, ternyata tempat yang saat ini ia pijak sangatlah sepi. Freya pun mulai berjalan menuju salah satu pohon yang cukup besar, lalu duduk bersandar dan merogoh saku gamisnya yang terdapat ponsel.

Pilihan Yang Terbaik [hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang