"Anda bisa lihat Tuan Choi. Usia kehamilan istri Anda sudah dipertengahan lima Minggu." Dokter menunjuk monitor yang menampilkan keadaan rahim ku sekarang. Tangannya tidak berhenti menggerakkan transduser diatas perutku.
"Jantung janin sudah terbentuk bersamaan dengan otak dan sumsum tulang belakang. Anda tidak perlu cemas, semua terlihat normal," lanjutnya, begitu santai.
Hyunsuk menatap monitor dengan seksama. Mulutnya sedikit terbuka dengan iris sedikit berkaca. Agaknya dia merasa takjub. Aku pun ikut menatap layar dengan lemas, masih syok dengan kejadian tadi pagi.
"Lalu bagaimana dengan darah yang keluar, Dokter?" Hyunsuk bertanya, beralih menatap sang Dokter.
"Sebenarnya itu wajar terjadi karena sirkulasi darah menuju vagina bertambah akibat perubahan hormon. Anda tidak perlu khawatir berlebihan, kecuali timbul keluhan lain atau pendarahan hebat. Umumnya berhubungan intim pada saat hamil itu boleh dan normal. "
Hyunsuk menghela napas lega, kemudian mengelus dahiku sampai ujung rambut. Bola mata itu menunjukkan sinar yang berkelip seperti senja diujung lautan.
"Syukurlah... semua baik-baik saja, Sayang."
Aku mengangguk dengan perasaan bersalah karena sudah memaksanya semalam. Meskipun tidak terjadi suatu hal buruk pada bayi kami, tidak seharusnya aku merengek seperti itu. Menimbulkan banyak kecemasan.
"Maaf, Suki."
Lagi. Hanya itu yang bisa ku ucapkan sebagai bentuk penyesalan. Namun dia terus menggelengkan kepala, tidak ingin menyalahkan siapapun.
"Iya Sayang, sudah tidak apa-apa. Kita konsultasikan bagaimana baiknya nanti."
Aku mengangguk lagi. Setelah selesai pemeriksaan ultrasonografi, aku dan Hyunsuk duduk bersebelahan, tepat dihadapan kami—yang tersekat sebuah meja—Dokter itu duduk.
"Jadi Dokter... berapa lama akan terjadi seperti itu setelah kami berhubungan?" Hyunsuk bertanya, menautkan kedua tangannya diatas meja.
Dokter wanita paruh baya itu tersenyum simpul. "Umumnya terjadi selama dua belas Minggu pertama usia kehamilan. Hanya beberapa persen saja, tidak mesti akan keluar bercak darah usai Anda dan istri melakukan hubungan."
Hyunsuk mengangguk paham. Kemudian Dokter itu melanjutkan,
"Tentu disarankan memakai pengaman untuk mencegah terjadinya komplikasi maupun kontraksi yang bisa menyebabkan resiko kelahiran bayi prematur."
"Padahal suami saya sudah menggunakannya semalam." Aku ikut angkat bicara, melirik Hyunsuk sekilas. Masih dengan keadaan lemas.
"Bisa saja terjadi kebocoran. Perlu dipastikan tanggal kadaluwarsa sebelum penggunaan, ya Tuan dan Nyonya Choi."
Untuk kesekian kali kami mengangguk mengerti dengan penjelasannya. Sebelum benar-benar menyudahi percakapan bertema konsultasi tersebut, sang Dokter
kembali mengimbuhi,
KAMU SEDANG MEMBACA
Soft Serve || Choi Hyunsuk
Fanfic(Series of Choi Hyunsuk - Sweet Ice Cream) "Kisah cinta kita layaknya sebuah es krim soft serve, manis, lembut dan sedikit keras di bagian cone-nya. Juga toping yang menimbulkan rasa keterkejutan." . Peringatan!! Konten Dewasa. Bukan untuk anak-anak...