adek bayi

372 35 6
                                    

Sedari tadi Ningsih tak henti-hentinya mondar-mandir tak tentu arah sampai-sampai jaya dan Juan yang melihatnya menjadi sakit mata kayak ke halang sama belek Segede gaban.

Bagaimana tidak,sejak dua jam yang lalu Ningsih kelimpungan menyiapkan barang-barang yang menurutnya wajib di bawa untuk berpergian,paling banyak si milik Juan,padahal Juan sendiri malah biasa aja tau.

"Aduh mana lagi minyak telon adek ck di laci apa ya"dengan langkah tergesa Ningsih mengobrak-abrik laci peralatan milik Juan.

Jaya jengah melihat kelakuan istrinya yang sangat rempong itu,padahal yang lahiran Winda kenapa malah istrinya yang repot gini sih,senang boleh sih tapi kalo yang kayak gini juga ga boleh.

"Yang udah belum,ga usah di bawa semua yang lagian buat apa?"tanya jaya yang heran melihat persiapan baju beserta anak-anaknya di tas sedang milik Juan.

"Ck kamu ga paham,takutnya adek nanti masuk angin atau kenapa-kenapa"jawab Ningsih sambil memoleskan lipstik ke bibir pink alami nya itu.

"Mamaaaa ayo liat adek"Juan cemberut dia sudah tidak sabar melihat anak om dan tantenya itu,namun mama nya masih sangat sibuk dan papa yang sangat setia menunggu mama.

"Aduh iyaya sayang ayo berangkat kita liat adek bayi ya"jawab Ningsih,terbesit di hati mungilnya rasa sedih saat melihat binar kebahagiaan di mata Juan saat mendengar bahwa anak Azka telah lahir,dia tau kalo sejak dulu Juan itu pengen sekali adik.

Dengan menenteng satu tas dan dua Totebag berisikan hadiah untuk baby keluarga jaya itu melaju jalanan dengan tenang.

Seperti jaya yang sibuk menyetir tapi selalu memperhatikan istrinya yang sibuk merapikan penampilan putranya,atau memakaikan sunblok ke badan anaknya,Ningsih itu kan bucinnya Juan banget jadi dia ga mau kulit anaknya iritasi atau terbakar matahari.

Saat di parkiran ternyata keluarga hesa pun juga telah tiba,hanya tinggal Satya dan Sean saja yang belum tiba.

Di dalam sana Juan memekik senang saat melihat bayi mungil di balik buntalan selimut itu,bayi berjenis perempuan yang cantik mirip dengan Winda hanya saja bagian hidung dan bibir kopian Azka.

"Wahh cantik kali baby nya"ucap Ningsih kagum melihat bayi azka dan Winda yang sangat cantik seperti boneka itu.

"Hehe iya kak cantik banget tapi lebih ke Azka ya"jawab Winda lemas,wajar Winda tadi lebih memilih lahiran secara normal karena baginya sesar terlalu beresiko untuknya.

Jaya yang melihat Ningsih menjadi sedih,semoga saja istrinya itu tidak menyalahkan dirinya lagi setelah pulang dari sini.

"Juan lihat dedeknya lucu ya kan?"tanya Ningsih pada anaknya yang sibuk main dengan Riki.

Oh iya ternyata Satya tak datang karena Sean sakit,dan dia juga lagi di rumah ibunya itulah sebab dia tak dapat menjenguk anak Azka yang baru saja brojol.

"Kalian ga mau nambah anak?"tanya hesa,tapi yang langsung dapat geplakan maut dari Karin,suaminya itu terlalu bodoh sudah tau itu adalah pertanyaan sensitif yang seharusnya tidak di layangkan pada Ningsih.

Ningsih menjadi murung tapi tetap tersenyum sambil menatap jaya,sedangkan hesa masih mengaduh kesakitan karena di cubit oleh istrinya.

"Ya ampun maafin mulut hesa ya Ning dia ga sengaja,his dasar kamu ni minta maaf sama Ningsih"kata Karin sambil menjewer telinga hesa cukup keras.

"Iyaya ga papa kok kak,kalo untuk nambah anak si tergantung Juan mau atau engga kalo mau kita bisa adopsi kan"jawab Ningsih seadanya,walaupun sedikit tersinggung tapi dia harap maklum kok.

Jaya hanya diam,hesa menjadi tak enak pada pasangan suami istri di depannya ini,untunglah Juan tak mendengar karena terlalu sibuk bermain dengan Azka,kalau saja dia tau mamanya murung karena hesa sudah di pastikan hesa akan menjadi hesa geprek,Juan sabuk hitam ni bosss.

my day with papa+mama[JUNGWONJAYNINGNING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang