Chapter 5

158 5 12
                                    

Hirate Yurina terbangun dari tidurnya yang mungkin baginya tidak nyenyak. Meskipun dia memakai futon tapi tidur di lantai tetaplah dingin baginya dan membuat punggungnya terasa sakit. Semalam dia merasa kedinginan setelah mencari Neru yang diusir dari apartemennya. Dia tidak punya pilihan untuk mengajak Neru untuk tinggal bersamanya.

Dia tidak menyukai seseorang tidur disampingnya, jadi dia mengambil futon dan membiarkan Neru untuk tidur dikasurnya. Di apartemenya memiliki 2 kamar tapi kamar satunya belum dibersihkan dan berisi kardus kosong.

Techi melirik kearah tempat tidurnya, melihat tempat tidurnya sudah terlihat rapi dan bersih. Dia berdiri dan mengambil handuk lalu masuk kekamar mandi.

Beberapa menit dia keluar dan menyadari futonnya sudah tidak ada dilantai. Dia membuka lemari dan mendapati futonnya sudah terlipat rapi didalam. Dia berbalik dan meneliti kamarnya yang terlihat lebih rapi sebelumnya.

Techi menyukai kerapian dan dia selalu menjaga kebersihan dan kerapian kamarnya tapi saat menatap kamarnya dia sadar bahwa kamarnya tidaklah bersih saat dia yang melakukannya. Kamarnya benar-benar sangat bersih dan rapi saat Neru yang membersihkannya.

Techi sangat puas melihatnya.

Setelah berpakaian sekolah dengan blazer berwarna abu-abu, Techi keluar dari kamar, berjalan kearah dapur dan berhenti saat melihat Neru sedang berdiri menghadap kompor, terlihat sedang menuang soup buatannya. Neru berbalik dan tersenyum manis kearah Techi.

"ohayou... Yurina" ucap Neru menyajikan soupnya diatas meja makan.

Meja makannya tidak terlalu besar tapi muat untuk 2-3 orang. Makanan yang disajikan Neru entah kenapa mengingatkan masa-masanya saat masih tinggal bersama Ibunya. Bisa dibilang makanan yang disajikan terlihat enak apalagi soup miso kesukaannya.

tidak terlalu buruk juga tinggal bersamanya

Techi duduk disalah satu kursi saling berhadapan dengan Neru. Dia mencicipi soupnya dan berusaha untuk tetap mempertahankan wajah datarnya tapi dia tidak bisa.

sial, rasanya asin

Techi berusaha menelan tapi pada akhirnya memuntahkan semuanya dan segera mengambil air putih untuk menghilangkan rasa asin dimulutnya. Meskipun Neru pandai mengurus rumah tapi untuk urusan masak dia tidak bisa sama sekali. Techi sempat memuji kakaknya dalam memilih istri tetapi setelah mencicipi masakan Neru, dia menarik semua pujiannya. Bagaimana kakaknya bisa bertahan dengan istri yang tidak bisa memasak sama sekali? Apakah ini yang namanya cinta buta?

sangat konyol

Neru terkejut melihat Techi yang memuntahkan semua makanannya. Dia mengerti masakannya tidaklah enak tapi dia tidak tau seburuk itu. Neru mengambil tisu dan memberikannya pada Techi untuk mengelap mulutnya.

"Apa rasanya tidak enak?" guman Neru sambil menunduk kecewa. Techi meliriknya lalu menghela napas. Dia berdiri, mengambil soup itu dan menuju kearah dapur. Dia memberikan beberapa bumbu dan menambahkannya sedikit air untuk mengurangi rasa asinnya.

Setelah selesai Techi kembali ke kursinya dan masih melihat Neru menunduk. Dia tau wanita ini kecewa terhadap masakannya.

"Mungkin. Cobalah, aku sudah memperbaikinya" ucap Techi menyerahkan mangkuk berisi soup dan memberikannya pada Neru.

Neru mengambil sendok lalu mencicipi soup misonya. Matanya berbinar merasakan rasa soup miso yang sangat pas dan enak.

"ini enak" ucap Neru meminum semuanya, tanpa dia sadari Techi sempat tersenyum tipis mendengar pujian yang dilontarkan padanya.

Techi mencoba memakan semua makanan yang dibuat Neru dan hasilnya, terasa asin. Techi berpikir apakah lidah cap rasa asinnya tidak berfungsi sama sekali.? Bagaimana bisa semua makanannya terasa asin?. Untung saja rasa asinya tidak separah soup miso jadi dia bisa memakannya meskipun dia harus minun 3 gelas air putih setelah dia selesai.

Fleet of TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang