CHAPTER 21

100 13 3
                                    

Hanbin memandang heran dan bingung kenapa dirinya bisa berlibur bersama dengan Zhanghao, dan parahnya ia baru tahu jika sang papa saling mengenal dengan papa Zhanghao.

Zhanghao yang sudah tau kalau Jiwoong papa dari Hanbin, ia bersikap biasa aja. tetapi ia masih tetap bingung dan tak menyangka jika sang papa sudah merencanakan liburan keluarga ini.

Jiwoong dan Hoetaek saling berjalan beriringan juga dengan Seowon yang berjalan disebelah kiri Jiwoong. Kamden berjalan dibelakang kedua orang tuanya, Zhanghao Hanbin berjalan beriringan juga dibelakang Kamden.

Mereka berdua masih enggan saling menyapa, karna mereka masih berkecamuk dengan pikiran masing².

"akhirnya kita bisa liburan bersama ya" seru Seowon.

"benar sekali, sudah lama liburan bersama ini ingin aku rasakan." ucap Hoetaek.

"kayaknya lebih seru lagi kalau kamu Hoetaek, membawa pasangan untuk menemani istriku." ucap Jiwoong mengejek Hoetaek.

Hoetaek tertawa lebar, ia sudah terbiasa dengan candaan seperti itu. toh dirinya memang sudah waktunya mencari pasangan untuk menemaninya dan membantunya. Zhanghao saja sang anak mendukung nya untuk menikah lagi, hanya dirinya yang masih susah mencari seorang istri sekaligus ibu yang baik untuk sang putra anak semata wayangnya Zhanghao

kedua keluarga itu sedang duduk di alas khusus untuk piknik dengan makanan juga minuman soda kaleng yang disediakan ditengah² mereka semua.

berlibur sambil bersantai seperti ini sangatlah berkesan bagi mereka semua. Jiwoong dan Hoetaek yang jarang sekali ada untuk keluarga tercintanya karna sibuk bekerja, Seowon yang sangat sangat menghargai moment ini karna tau pekerjaan sang suami, Kamden, Hanbin dan Zhanghao juga merasakan hiburan ini sangat berkesan karna entah kapan lagi mereka bisa menikmati libur weekend ini. mengingat kedua orangtuanya yang sangat sibuk mengurus perusahaan nya.

"ternyata kalian berdua ini yang sering ikut olimpiade membawa nama baik sekolah, iya?" tanya Jiwoong menyakinkan Hanbin juga Zhanghao.

Zhanghao mengangguk canggung, Hanbin tersenyum juga mengiyakan.

"turunan dari kita gak sih?" sahut Hoetaek.

"enak aja. dari ibu² nya lah." ujar Seowon tak terima. mengingat kedua ibu Hanbin dan Zhanghao memang sangat cerdas hingga sering mewakili sekolah untuk olimpiade keluar negeri.

"hemm, masih aja ya ternyata." ujar Hoetaek tersenyum lebar.

"nanti pas kalian persiapkan buat keluar negeri, jangan lupa beli barang² yang dibawa." ucap Seowon.

"terus kalau sudah disana sering barengan aja, apalagi kamu bin. jangan suka sendirian kemana² tuh ada Hao kan ajak atau minta temenin sama dia." sambung Seowon menasihati.

"ish mama ihh." bisik Hanbin malu.

"iya bener kata mama kamu. kalau mau kemana² nanti ajak Hao aja. ntar om suruh Hao jadi bodyguard kamu disana." ejek Hoetaek.

Zhanghao tersenyum tipis dan sedikit kesal pada sang papa, bisa²nya dia dijadikan bodyguard disana

"yang terpenting jangan lupa berdoa sama tuhan supaya diberi kelancaran dan kemudahan nantinya disana pas olimpiade." ujar Jiwoong.

"setuju" ucap Hoetaek.

Zhanghao dan Hanbin mengangguk mantap, mereka berdua setuju dengan ucapan Jiwoong, karna ini merupakan olimpiade terakhir bagi mereka berdua, setelah itu kelas 12 akan fokus untuk mengikuti ujian akhir sekolah menuju Universitas terkenal diseluruh manca negara.

mereka kembali menikmati makanan ringan juga minuman soda kaleng dihadapan mereka.

dering ponsel bertanda ada pesan masuk berbunyi dari gadget Hanbin. Hanbin mengecek siapakah yang mengirim pesan pada dirinya disaat saat sedang menikmati weekend kali ini.

Daeul
aku ada ditempat yang sama dengan kamu.
kalau ada kesempatan hari ini, aku mau bicara sama kamu.

setelah membaca pesan itu raut wajah Hanbin sedih dan ragu. Hanbin yang tadinya terus memancarkan aura kebahagiaan saat ini mengeluarkan aura sedih. minuman yang ia pegang

"heem ma, ben kesana dulu ya bentar ada telfon." bisik Hanbin.

"iya. cepet ya kak."

Hanbin mengangguk dan segera pergi meninggalkan keluarganya termasuk Zhanghao. selang berapa menit Zhanghao juga izin untuk pergi ke toilet yang padahal ia pergi mencari kemana perginya Hanbin tadi

__

"aku seneng bisa liat kamu sedekat ini Bin." ucap Daeul menatap lekat kedua mata Hanbin

Hanbin menemui Daeul ditaman yang agak jauh dari tempat dirinya piknik. Hanbin duduk dibangku taman dengan Daeul.

"langsung ke intinya aja, aku gabisa lama-lama disini." ucap Hanbin dengan raut wajah serius.

Daeul berdehem dan memulai pembicaraannya.

"sebelumnya maaf udah ganggu waktu weekend kamu sama keluarga kamu juga Hao. aku gak ada niat untuk merusak suasana, cuma aku harus bicara ini sama kamu."

Zhanghao berdiri tidak jauh dengan keberadaan Hanbin dan Daeul, ia mendengarkan samar-samar pembicaraan kedunya.

"aku ngaku aku salah sama kamu, aku ngaku aku brengsek. aku ngaku jika aku cowo terbodoh saat ini. bodoh karna sudah menyakiti gadis yang udah tulus mencintai aku."

Hanbin terus memandang Daeul tanpa ekpresi.

"aku mau minta maaf yang sebesar besarnya sama kamu, aku janji gak bakal gangguin kehidupan kamu lagi. asalkan kamu bisa memaafkan kesalahan aku ini." ujar Daeul.

Hanbin tersenyum mengejek.
"aku sampai sekarang masih teringat ucapan kamu sama Hiroto di stadion waktu itu. dan ketika aku ingat itu, aku ada rasa benci juga emosi dalam diriku." ucap Hanbin tegas.

"aku gak habis pikir sama kamu Dae, aku ada salah apa sama kamu sampai kamu bales gini amat ke aku?" sambung Hanbin.

Daeul diam dan menundukkan kepalanya.

"andai aku tau kamu yang sebenarnya, gak bakalan aku terima kamu waktu itu jadi pacar aku kalau endingnya gini." ucap Hanbin lagi.

"tapi aku sekarang bersyukur banget, akhirnya tuhan ngasih aku sebuah rahasia besar yang selama ini kamu sembunyikan dari aku. aku juga bersyukur karna Tuhan belum terlambat ngasih tau aku tentang keburukan kamu selama ini."

Daeul mendengarkan semua perkataan Hanbin, ia mengakui memang Hanbin sangat membencinya dan ingin memberi makian yang pedas untuknya.

"untuk permintaan maaf kamu, aku belum bisa nerima Dae. berat untuk menerima permintaan maafmu. sakit untuk mengingat kamu yang selama ini lakukan sama cewek lain dibelakang aku."

Daeul menyesal, Hanbin memang benar-benar membencinya.

"aku mohon sama kamu untuk stop jangan hubungi aku lagi. karna cukup sampai sini kita bicara kayak gini."

Hanbin beranjak dari duduknya namun tangannya ditahan oleh Daeul.

"Bin"

"apalagi, udah cukup obrolan kita sampai sini. gak ada yang perlu dibicarakan lagi." ucap Hanbin kesal.

"aku mohon sama kamu, maafin aku Bin."

"nggak Dae, lepasin." tegas Hanbin.

Daeul pasrah dan melepaskan cekalan tangannya dan membiarkan Hanbin pergi meninggalkannya.

Zhanghao juga pergi dari tempat itu sebelum Daeul melihatnya.

_________

Maaf lama apdet

terimakasih untuk kalian yang masih setia membaca ceritaku ini

jangan lupa vote dan komennya yaa

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 16, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

High School, Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang