TIGABELAS

23 4 6
                                    

••• Ravendra Pov •••

Hari ini sedang sendirian dirumah, kedua adikku sedang pergi keluar negeri, awalnya diriku mau ikut akan tetapi aku tau pasti aku akan sibuk di kantor, aku tidak akan bisa meninggalkan kantor seperti aku meninggalkan dia, eeaaakk...

Apaansih mimin gak jelas.

Okay kita lanjutkan...

Suasana kantor kali ini lumayan cukup sibuk dan ada beberapa meeting yang harus dihadirin, tapi aku sedang mencari seseorang kemungkinan dia terlambat datang, karena berkas-berkasnya dia yang bawah. Satu jam aku menunggu ternyata yang ditunggu sudah datang, sesegera mungkin aku menghampirinya.

"Apa yang kau lakukan?! kenapa kau terlambat?! apa kau tidak tau hari ini ada meeting!! berkasnya ada di kamu."

"Maaf pak tadi saya menabrak sesuatu dijalan, saya harus bertanggung jawab, sekali lagi maaf kalau terlambat."Ucapnya sambil menundukkan kepala.

"Menabrak apa kamu?" Karena aku penasaran dengan penyesalannya karena datang terlambat.

"Menabrak kucing, pas menyetir mobil tapi kucing tersebut ada dibawah mobil saya."

Aku menghampirinya dan berbisik di telinganya. "Shuba lain kali hati-hati kalau nabrak sesuatu kan yang repot jadi saya, saya tidak bisa meeting sama orang-orang karena kamu, ngerepotin banget jadi orang."

Dia hanya diam.

"Yaudah kali ini sebagai hukumannya kau harus lembur sampai malam." Perintahku.

"Iya."

"Kok singkat? oh mau nambah jam lagi buat lembur, its okay." Aku menggombalinnya karena Shuba terlalu lucu.

Dia tiba-tiba langsung pergi meninggalkan ruangan, aku hanya bisa tertawa melihat tingkah lakunya.

"Shuba." Teriakku sambil mengejar Shuba.

Kebetulan Shuba juga mau berhenti dan menghampiriku. "Iya?"

"Kau sudah makan?" Tanyaku.

"Belum."

"Yaudah yuk ikut aku makan."

"Makan kemana?" Shuba kalau otaknya sudah loading iya kurang lebih seperti ini.

"Mau nya??" Tanyaku.

"Ke Mcd beli ayam pokpok."

"Mana ada ayam pokpok di Mcd." Aku menyahutinya karena itu hal yang tidak masuk diakal.

"Yaudah ayo muter-muter saja."

Shuba menarik tanganku menuju mobil.

"Shuba kau tidak sopan, kau menarik bos mu, ini pemaksaan."

"Halah biarin."

"Yasudah."

Aku masuk kedalam mobil bersama Subha dan aku mengendarainya, akan tetapi Subha sibuk dengan ponselnya.

"Shuba." Lirihku.

"Hm."

"Dia." Lirihku sekali lagi karena Shuba masih fokus dengan ponselnya tapi dengan sebutan yang berbeda.

Kemudian dia menatapku. "Dia siapa??" Tanyanya.

"Kau, kan bernama Gadodia."

"Jelek tau."

"Biarin, siapa suruh tidak menoleh."

"Ini ada berita hot news mau tau gak?" Shuba menatapku seolah-olah ingin mengatakan sesuatu.

DIL MEIN CHANGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang