SEMBILAN

14 8 12
                                    

RAJENDRA'S HOUSE
•••
Kie Pov

Pagi yang cerah sudah menyinari jendela kamar ku, aku segera bangun untuk menyiapkan segalanya seperti seorang ibu rumah tangga pada umum nya, karena sekarang status ku sudah menjadi istri Rajendra.

"Rajendra bangun yuk, nanti kamu terlambat pergi kekantor." Ucap ku sambil mengusap lembut rambutnya.

Tiba-tiba ponsel ku bergetar kemudian aku segera mengambil dan mengangkat nya.

"Hallo bhi, ada apa?"

"Kamu sekarang dimana bby, kok menghilang terus, kan aku jadi kangen sama kamu." Kata Abhi yang membuatku merasa geli.

"Abhi dengerin, aku baik-baik aja kok." Aku yang berusaha menenangkan suasana tersebut.

Rajendra pun mendengarkan percakapan tersebut sambil memeluk perut Kie dari belakang.

Aku yang dari tadi tidak fokus karena ada Rajendra, akhirnya aku harus mengakhiri percakapan Abhi. "Udah dulu iya Abhi." Segera aku mematikan ponsel ku.

Kemudian aku menatap rajendra.

"Pintar udah bangun, yuk sarapan dulu, aku udah siapin makanan kesukaan kamu."

"Gak." Ucap Rajendra dengan nada santai.

"Ih kok ngak sih, kenapa? kan nanti makanan nya jadi mubazir." Aku pun cemberut, betapa kesal nya aku hari ini.

Rajendra kemudian menarik tangan ku hingga aku terduduk di pangkuan nya.

Aku menatap Rajendra dengan penuh tanda tanya.

"Pulang yuk." Rajendra menggenggam tangan ku.

"Pulang kemana??" Ucap ku.

"Iya pulang, kita beritahu kepada semua orang bahwa kita sudah menikah, terutama kepada abhi karena kau termasuk pembohong, aku tidak mau kalau istri ku di cap sebagai pembohong."

Aku melihat Rajendra mengambil pistol di laci dan mengarahkan kepada ku, aku segera mengambil pistol tersebut dan untungnya aku tidak sengaja menembak ke arah jendela, aku juga yang terkejut lalu aku membuangnya.

Rajendra hanya tersenyum melihat ku.

"Kenapa kau tersenyum?!" Aku mencubit Rajendra karena kalau dia tersenyum dia mulai mengejek ku.

"Lucu sekali istri ku ini, orang pistol aja di buat mainan, good..." Rajendra memberikan pujian tepuk tangan.

Aku kesal akhirnya aku meninggalkan Rajendra tapi dia menarik ku dengan paksa hingga wajah kau sudah hampir dekat dengan dia.

"Sun dulu dong." Ucap Rajendra sambil memohon.

"Gak ada! siapa suruh sadis bener sama istrinya, ini istri mu bukan peliharaan mu." Aku memanyunkan bibir ku karena kesal.

Cuppp...

Benar saja Rajendra mulai mencium bibir ku sekilas.

"Udah sana, mau pergi kan?" Suruh Rajendra.

"Hmm." Kemudian aku segera pergi meninggalkan nya.

•••
Renaya Pov

Dikediaman atmosvier hanya ada Renaya dan Ravendra, ketika renaya merindukan seorang kakak nya yang satu nya, dia mampu melihat foto-foto nya ketika bersama.

"Ravendra." Renaya memanggil kakak nya yang tak di gubris dari tadi

"Ravendra, Ravendra pala lu!!" kemudian Ravendra menatap Renaya.

"Salah kakak sih! siapa suruh di panggil mala gak menoleh, aku ini mau tanya kakak."

"Tanya kan saja."

"Kak rajendra kemana? kok gak pulang, aku kangen banget sama kakak rajendra tau."

"Telpon sana, gitu aja kok repot.."

"Ih kakak, udah aku telpon mala katanya nomer nya udah gak aktif jadi gak bisa."

Kemudian ravendra menghubungi seseorang. "Sambungkan kepada Rajendra."

"Siap bos." kata seseorang di telpon kak Ravendra, aneh nya aku tidak mengenali nya.

"Nih." Ravendra memberikan ponselnya pada Renaya.

"Hallo, iya.." Ucap Rajendra.

Renaya yang mendengar suara kakak nya tersebut kemudian menangis.

"Udah kalau nangis gak usah telpon." Kemudian ravendra meng ambil ponselnya.

"KAKAK!!"

"Maka nya to the point, jangan nangisan udah gede gak malu apa." Kata-kata tegas Ravendra mulai keluar.

"Iya baiklah, berikan." Minta Renaya.

Ravendra memberikan ponselnya ke Renaya.

"Hallo kakak, kak Rajendra dimana?! renaya merindukan mu, pulang iya kak, ini rumah kakak, kenapa kakak tinggalin Renaya, apa kakak gak cinta lagi sama Renaya."

"Dih." Ravendra yang geli melihat kedua adik nya bertingkah seperti itu.

"Kan ada kak Ravendra di sana."

"Kak Ravendra galak, hiksss..."

"Galak apa kamu nya yang gak nurut." Ejek Rajendra.

"Ih kakak, kakak pokoknya harus pulang gak mau tau." Aku mematikan ponselnya.

***

See you next part, semoga suka iya jangan lupa tinggal kan jejak vote dan komen biar author tambah semangat wkwk✨❤️

DIL MEIN CHANGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang