DELAPANBELAS

17 4 0
                                    

Cakra berlari dan menghampiri Renaya.

"Naya."

Iya 'Naya' adalah sebutan Cakra untuk dirinya. Renaya yang mendengar sumber suara tersebut segera menoleh. "Cakra." Lirih Renaya.

Renaya memeluk erat Cakra. Mereka berdua kini berpelukan ditengah keramaian orang yang lalu lalang di bandara.

"Naya mau kemana?" Cakra melepas pelukan Renaya.

Tapi Renaya hanya diam mematung dan menangis.

"Heh ada apa Naya, kok nangis?"

Renaya menatap Cakra sangat dalam. "Cakra maafin Naya iya, kalau Naya ada salah sama Cakra. Naya sebenarnya sayang sama Cakra tapi Cakra harus mengejar pendidikan dulu kan, bukan kah impian Cakra sangat ingin Cakra capai, hari ini Naya melepaskan Cakra."

Cakra mengenggam punggung tangan Naya. "Maafin Cakra, semoga Naya bisa menemukan orang yang lebih baik dari Cakra, karena Naya orang baik."

Renaya hanya menggelengkan kepala nya.

"Naya kau mau kemana?" Cakra bertanya kembali kepada Renaya yang sejak tadi pertanyaannya belum dijawab.

"Aku mau ke Mumbai."

"Tapi kan kau dan kakak mu ada di Delhi, Naya. Kenapa kau ke Mumbai?"

"Aku tau, aku hanya ingin menenangkan diri dulu."

"Tapi Nay-"

Tiba-tiba Naya menyelah pembicaraan Cakra.

"Berhubung kau ada disini Cakra, aku boleh minta tolong??" Ucap Naya sambil menaikan satu alisnya.

"Hm, minta tolong apa?"

"Jangan ada yang tau kalau aku lagi ada di Mumbai, siapapun tidak boleh tau kecuali hanya kau saja, baik itu Rajendra, Ravendra, maupun Kie jangan didengarin mereka, promise?" Naya mengulurkan tangannya.

"Promise." Cakra membalas uluran tangannya.

"Thank you, nanti kalau aku sudah sampai di Mumbai, kau jangan khawatir aku akan tinggal bersama Gheana dan Abi, okay." Naya tersenyum kepada Cakra, agar Cakra tidak menghawatirkan dirinya.

Cakra hanya diam. Renaya berbalik dan berjalan menuju pesawat karena pesawat akan take off. Renaya melihat Cakra yang sejak tadi diam, kini Renaya tidak tega melihatnya segera ia menghampiri Cakra dan memeluknya. Cakra membalas pelukannya.

"Hey, kenapa kau balik lagi? pesawat akan take off, pergilah." Pinta Cakra.

Renaya hanya tertawa kecil dan tersenyum. "Cakra smileee, plisss." Renaya menyuruh Cakra agar tersenyum, mungkin ini adalah senyuman terakhir mereka. Cakra pun menuruti permintaan Renaya dan dia tersenyum kepadanya.

Jarak, Waktu, dan Masa Depan kini telah memisahkan mereka hari ini.

***

Selamat hari raya Idul Fitri Reader's, Minal Aidzin Wal Faidzin🙏Maapin author iya💗

DIL MEIN CHANGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang