DUAPULUHSATU

21 5 0
                                    

Setelah acara pernikahan Geana dan Abhi berjalan dengan baik. Kini nampak sosok Rajendra dan Kie dari kejauhan, kakak ku tau kalau ia ingin menghampiri mereka. Tanpa basa-basi aku mengikuti Ravendra.

"Hey." Sapa Ravendra untuk mereka.

Tapi mereka kebingungan, mereka melihat sekelilingnya akan tetapi itu semua nihil, tidak ada orang selain mereka berempat.

"Kak, sudah." Aku berusaha menengahkan.

"Tidak lagi Renaya."

Ravendra geram dan menarik kera baju Rajendra. "Kau adik ku kan? kenapa kalau ada apa-apa kau tidak hubungi aku, apalagi tentang Renaya ?! Kau juga tau bahwa Renaya adalah dunia ku, setidaknya hubungi aku, tanyakan dulu padaku, Mengerti !!"

"Maafkan aku kak." Rajendra hanya bisa meminta maaf dan menundukkan kepala.

"Kakak sudah !! Lepaskan kak Rajendra." Renaya menyingkirkan tangan Ravendra. "Ini kita lagi di acara nya Abhi dan Gheana, ga enak kalau sampai di dengar orang lain."

Ravendra hanya mengusap wajahnya dan menarik nafas lalu membuangnya secara perlahan. "Okay,  dimana sekarang si Cakra?" Tanya Ravendra kepada Kie.

"Dia kuliah lagi kakak ipar." Jawab Kie sambil ketakutan dan memegang erat tangan Rajendra.

"Kuliah aja terus, ku jamin dia ga bakal mandiri."

"Kakak, apaan sih? Apa maksud dari perkataan yang kamu lontarkan tadi?" Renaya berbisik kepada Ravendra.

"Hm, maaf." Ravendra meminta maaf kepada semua orang yang ada. "Bilangin juga ke adik mu." Ravendra sambil menunjuk pada Kie. "Bahwa, jangan dekatin Renaya ?! Karena Renaya tidak mau dan tidak cinta lagi sama Cakra. Bilangin juga pada Suami mu, bahwa, sekarang Renaya adalah tanggung jawab Ravendra bukan Rajendra." Sambungnya.

Ravendra menarik tanganku dan mengajakku pergi dari tempat itu.

"Kakak, ga lucu tau gak !!"

"Loh, kenapa?"

"Kamu sekarang sama Kakak jadi ga usah khawatir lagi."

"Kakak ? Kakak yang mana ?! Aku tidak punya kakak seorang, tapi aku punya kakak 2, kemana saudara-saudara ku ?! Perbuatan kak Ravendra semakin membuat tali persaudaraan ini hancur kak, kakak mau ?!" Renaya mengungkapkan isi hatinya ketika ia sudah muak dengan drama tadi.

"Bukan gitu, Ren."

"Apa kak ?? Tolong jelasin pada Renaya ?!"

"Okay kakak minta maaf, itu karena kakak tidak mau kalau kau kenapa-kenapa. Kakak juga mau, Ren. Punya saudara lengkap, tapi, apa mereka tidak menganggapku sebagai kakak, mereka punya rahasia masing-masing."

"Rahasia apa kak?! RAHASIA APA??" Renaya begitu frustasi hingga menangis sejadi-jadinya.

Ravendra memeluk Renaya dengan erat dan mengelus rambutnya. Ravendra menghapus air mata Renaya yang sudah membasahi pipi nya. "Sudah, iya. Jangan nangis lagi." Renaya menatap Ravendra mengisyaratkan kalau ia mau membicarakan sesuatu lagi dengannya. "Katakan Ren, ada apa?"

"Tolong telpon kak Rajendra, sekarang!!"

"Hah??"

"Iya, SEKARANG." Renaya mengangkat satu alisnya.

"Tapi, Ren. Ini udah malam banget, besok pagi saja iya." Ravendra mengacak-acak rambutku. "Sekarang kita pulang terus istirahat."

"Iya besok pagi, KAU ?!" Renaya menunjuk Ravendra. "Kau ambil lah cuti sehari."

"Aku??"

"Iya." Renaya menatap arah lain.

"Kenapa lagi, Ren?"

"Pokoknya gamau tau." Renaya mulai cemberut dengan mood nya yang sekarang berubah-ubah.

"Iya iya."

"Nah gitu dong." Renaya mulai tersenyum kembali.

"Dasar cewek, mood nya gampang banget berubah-ubah gimana kalau sudah berumah tangga, pasti bakal beruban tuh rambut ku." Celetuknya pelan-pelan yang tak sengaja didengar oleh Renaya.

"Lu..." Renaya mencubit sekeras mungkin perut Ravendra, untung perutnya bersembunyi dibalik baju.

"Haduh, sakit ren."

"Salah lu sendiri."

"Galak amat, pantes cowok pada trauma sama lu."

"Idih, Subha juga gamau sama lu sebenarnya cuman lu tertolong sama kekayaan lu tuh, ganteng juga ga seberapa amat, gantengan Shahrukhan."

"TOLONG BANGET NIH, SHAHRUKHAN ITU BEDA KONTEKS." Ravendra mulai kesal mengladeni adeknya satu ini yang hiperaktif. Masa dirinya disamakan sama Shahrukhan, iya beda jauh tapi ga jauh-jauh amat, ah gimana iya pokoknya begitu, wkwk.

***

See you next part, semoga suka iya jangan lupa tinggal kan jejak vote dan komen biar author tambah semangat, untuk para readers ku tercinta. Terimakasih banyak.✨❤️

DIL MEIN CHANGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang