DUAPULUHTIGA

9 4 0
                                    

Renaya merebahkan dirinya di atas sofa yang ada diruang tamu. Renaya membuka beberapa media sosial milik Cakra, meskipun begitu ia merindukan dirinya, akan tetapi jika disuruh kembali, Renaya jelas akan menolak. Air mata Renaya tiba-tiba berjatuhan, Kie merasa kasihan kepada Renaya dan menghampirinya.

"Ada apa, Ren?"

Renaya melihat kedatangan Kie, dia bangun dari tidurnya menjadi duduk.

"Aku merindukan, Cakra."

Kie langsung memeluk Renaya dari samping, sambil mengelus rambutnya dengan penuh kasih sayang. "Kamu tau dia dimana?"

Renaya menganggukkan kepalanya.

"Apa semua kakak-kakak mu tau?"

Renaya menggelengkan kepalanya. Artinya Kie paham, yang tau hanya Renaya. Kie pun tidak tau sama sekali tentang keberadaan Cakra. Kie melirik ponsel Renaya yang tengah menyala dan menampakan akun media sosial nya Cakra. Kie kemudian mengambilnya, dan melihatnya. Renaya panik, bukannya apa-apa tapi ia takut rahasianya akan disebarkan kepada kakak-kakaknya.

Kie berusaha menghubungi Cakra melalui ponselnya sendiri, menanyakan apakah dia benar-benar sudah wisuda, karena di postingan tersebut Cakra menunjukan gelar sarjana yang sudah ia capai.

"Hallo."

Kie senang akhirnya panggilannya tersambung kan, Kie menatap Renaya. Renaya hanya diam.

"Iya Cakra, ini kakak Kie. Cakra apa kau benar sudah wisuda?"

"Kakak, tau darimana?"

"Bego, lu kan yang posting sendiri di instagram."

"Oh iya kak, Cakra lupa."

"Selamat iya dik."

"Terimakasih, kak. Gimana kabar kakak ipar?"

"Sangat baik."

"Kakak tau ga, aku selama disini sendirian, rasanya galau terus, aku mau nyamperin kakak."

"Ngapain?"

"Mau minta izin menikah."

Mendengar kata-kata yang keluar, Renaya rasanya sudah terkuras energinya. Ia tidak menyangka, Cakra sekejam itu. Kie terkejut mendengar kata-kata dari adik semata wayangnya.

"Heh, apa kau serius?! Kau mau menikah dengan siapa?!"

"Renaya."

Renaya lagi-lagi dibuat terkejut dengan ucapan Cakra. Terdengar sangat singkat namun membuat hati Renaya berbunga-bunga. Kie menggenggam tangan Renaya.

"Apa kau serius?"

"Iya kak, aku serius, kali ini aku mau menikahi Renaya, dan aku tidak akan mengulangi kesalahan ku yang dulu."

"Apa kau berani meminta izin sama Ravendra?"

"Untuk apa aku tidak berani, jika memang niatku baik."

"Nah, ini hero nya kakak."

"Baik kak, nanti ku kabarin lagi." Cakra memutuskan panggilan nya.

DIL MEIN CHANGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang