haruto dan permen kapas

629 64 5
                                    

Haruto terduduk di salah satu bangku yang memang di siapkan. Upacara kelulusan sudah di laksanakan, dirinya tengah menikmati acara-acara penghibur yang di ikuti oleh adik-adik kelas nya.

Dengan setelan hitam-hitam nya, Haruto dan keluarga nya tampak terlihat berbeda dan menonjol. Banyak ibu-ibu serta para gadis seangkatan nya serta para adik kelas yang menengok ke arah mereka.

Tapi seperti nya lebih menengok, melihat ke arah Junkyu yang tampak lebih kalem dari biasa nya. Haruto tau, pasti ini akal-akalan Junkyu untuk tebar pesona.

Tapi Haruto akui kakaknya ini tampak keren hanya dengan kemeja hitam dan celana hitam nya, di tambah lengan kemeja yang di gulung sampai ke siku. Pantas sedari tadi para gadis melihat ke arah kakak nya.

Haruto terduduk sambil memakan puding yang di sediakan pihak sekolah, tangan nya sibuk menyuapi diri sendiri tanpa tahu dirinya di potret oleh sang kakak.

"Lucu." Gumam Junkyu.

"Oh!" Junkyu teringat sesuatu.

Junkyu berdiri, dirinya melangkah meninggalkan kursi yang tadi ia duduki. Diri nya melangkah keluar dari area sekolah sang adik, menuju mobil milik ayah nya yang terparkir tak jauh dari gerbang sekolah itu.

Dirinya membuka bagasi mobil hitam yang tak lain milik ayah nya, mengambil sebuah boneka beruang berukuran besar yang tampak di tutupi oleh beberapa kain hitam tadi nya. Juga satu buah buket bunga yang tak dapat di bilang kecil.

Tanpa lupa menutup kembali pintu bagasi, Junkyu kembali berjalan menuju sekolah adik nya dengan cukup kesusahan.

Bayangkan dirimu membawa satu boneka besar di tambah satu buket bunga yang sama-sama memiliki ukuran yang cukup jumbo. Tuhan, Junkyu hanya memiliki dua tangan, tidak seperti gurita di lautan.

Boneka beruang yang terdapat di pelukan nya kini cukup mampu menghalangi pandangan nya, beruntung Junkyu memiliki kesabaran yang cukup tebal untuk membawa dua buah benda jumbo yang sial nya ayah nya ini tidak mau membantu sama sekali.

Juga, beruntung sekali kaki boneka yang menjuntai kebawah ini tidak sampai terkena tanah ataupun membuat Junkyu tersandung.

"Ssstt!" Haruto reflek menoleh ke arah suara tersebut.

Haruto terjengit kala mendapati seseorang membawa sebuah boneka dan buket yang sama-sama besar, sampai menutupi setengah badan orang tersebut.

"Happy graduation, adek!" Terlihat wajah Junkyu yang tersenyum tulus ketika boneka beruang tadi sedikit ia turunkan.

Haruto ikut tersenyum melihat nya, ia merentangkan tangan nya menyambut boneka beruang yang Junkyu ulurkan kepada nya. Ia menenggelamkan wajah nya di perut boneka yang kini tengah berada di pangkuan nya. Entah lah, dirinya merasa sangat senang sekaligus malu.

▁▁▁▁▁▁▁▁▁▁▁▁▁▁▁▁

Haruto kini sedang membantu bunda nya membuat kue bolu, spesial untuk merayakan kelulusan nya.

Ayah dan Junkyu sendiri sedang asyik bercengkrama di depan teras, dengan secangkir kopi di sebelah masing-masing.

Bisa dibilang, kedua nya sedang saling ber-quality time.

Haruto mencuci alat yang sudah tak di perlukan, bolu nya hanya perlu di masukkan ke oven. Bunda nya yang memasukkan bolu tersebut, lalu ia berjalan ke arah kitchen bar dan terduduk di salah satu bangku yang ada.

Beliau menatap sang anak yang kini tengah membilas mangkuk-mangkuk serta alat yang lain nya, dirinya tersadar bahwa anak kandung nya kini sudah tumbuh besar. Terasa sangat cepat, kilasan masa lalu nya bersama sang anak berputar di kepala nya bak film.

HOME: The Disappointed [jeongharu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang