haruto dan pupu

762 84 6
                                    

Haruto menatap jengah ke arah Wonyoung yang bermain dengan rambut nya. Hari ini hari senin, kedua nya sudah masuk kembali ke jadwal memadatkan mereka. Ya, walau saat ini sedang jamkos sedari selesai upacara.

Sekarang Wonyoung dan Haruto sedang berada di salah satu tempat duduk di pinggiran lapangan basket, kedua nya terduduk seraya memandangi Junghwan yang sedang bermain basket dengan teman sekelas. Bukan, sebenarnya hanya Haruto lah yang melihat ke lapangan. Sedangkan Wonyoung sedang sibuk dengan rambut nya, mempraktekkan beberapa video tutorial kunciran lucu pada rambut Haruto yang sudah memanjang.

Dari kepangan kecil-kecil sampai kunciran ala sungut jerapah pun Wonyoung coba, dia benar-benar niat sampai-sampai membawa banyak karet kecil dari rumah agar dapat merealisasikan apa yang ia liat dari video.

Wonyoung mengangguk-angguk setelah melihat karya terakhirnya, kunciran ala sungut jerapah. "Dah! Lucu banget deh!"

"Udah?" Tanya Haruto yang dijawab anggukan, lalu tangan nya terangkat ingin membuka kunciran di rambut nya namun tertahan karena tangan Wonyoung.

"Jangan di lepas! Tahan sampe pulang sekolah, nanti gue traktir ice cream coklat!"

Mata Haruto melebar. "Beneran? Janji loh ya!"

"Iya, janji!"

Haruto serta Wonyoung sekarang menjadi sibuk sendiri, berbicara satu sama lain sampai tidak melihat ke lapangan yang terlihat disana masih ada Junghwan yang sedang mengoper bola oranye itu ke teman satu tim nya.

Tiba-tiba dahi Wonyoung mengkerut, ia mendengar percakapan dari arah samping nya. Suara yang tak terlalu dekat namun masih bisa didengar, suara yang tak asing lagi untuk telinga nya.

Haruto menoleh, mendapati mimik wajah aneh dari Wonyoung. "Kenapa?" Tanya nya.

"Lo denger suara setan yang lagi duduk di ujung sana gak?" Ujar Wonyoung setengah berbisik, menunjuk ke arah Jeongwoo dan Minji yang tengah terduduk di bangku paling ujung.

Haruto mengangguk, dia mendengar suara rengekan Minji atau apa lah itu yang bisa membuat nya gumoh, sungguh.

"Ada plastik gak won?"

"Hah? Buat apa?"

"Mau muntah gue won, liat ulet sagu kelenggut-kelenggut gitu, hiih." Haruto bergidik, menatap ke arah Minji yang memeluk lengan Jeongwoo dengan raut di imut-imutkan.

"Ah, jadi ikut mual, pergi ke kelas aja kuy!" Kedua nya berjalan santai menuju kelas masing-masing.

Berjalan santai tapi terlihat cepat karena kaki kedua nya yang sangat panjang. Gak panjang banget juga sih.

▁▁▁▁▁▁▁▁▁▁▁▁▁▁▁▁

Haruto kini sedang menunggu di halte bus, karena ada urusan yang terlalu penting jadi satu sekolahan di bubar kan. Ia juga akan kembali ke apartement bunda nya karena bekas luka yang ada pun sudah mengering, dia juga sudah berpamitan ke Mami dan Papi Jang tadi sebelum berangkat.

Ah, tapi dia belum berpamitan ke Jake karena pemuda itu pergi dahulu karena ada urusan penting. Mungkin Haruto akan menemui pemuda itu serta mengembalikan seragam yang kini ia pakai.

Kenapa ia tak menggunakan seragam miliknya? Hey, bodoh, seragam nya kan ada di apartement dan rumah nya. Sedangkan Haruto sejak hari sabtu sudah berada di kediaman milik keluarga Jang. Dirinya tak memiliki pikiran untuk membawa seragam dirinya sendiri.

Sudah lah lagian sudah terjadi pula, memang nya bisa ia putar waktu kembali ke hari sebelum kejadian itu tak terjadi. Mungkin, lebih baik ia putar waktu dari sebelum ia ada, agar dirinya dapat memohon kepada tuhan untuk memilih tak dilahirkan ke dunia kejam seperti ini.

HOME: The Disappointed [jeongharu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang