Chapter 24

89 5 3
                                    

,,BEGAL,,

Lima belas menit yang lalu mereka berangkat, dan sekarang Atsumu serta Bunda Osamu sudah berada di aula rumah sakit yang sangat dipenuhi bau obat obatan.

Bunda Osamu terus berjalan lurus menuju lift, di ikuti oleh Atsumu yang terus mengikuti di belakang punggung wanita parubaya itu.

Mereka masuk ke dalam lift dengan keadaan yang masih hening sampai mereka keluar dari lift tersebut.

"Emang kamu gak tau Osamu sama Suna kenapa?" pertanyaan yang keluar dari bibir wanita yang berada di depannya itu sedikit mengejutkannya yang sejak tadi melamun.

Atsumu membuka mulutnya untuk menjawab, tapi suaranya tidak keluar lantaran ia terlalu gugup.

"A-anu, Tsumu juga gak tau Bund" saking gugupnya, ia sampai tak sadar kalu sudah memanggil Bunda Osamu itu dengan sebutan 'Bunda' juga.

Bunda Osamu berhenti sebentar, lalu melajukan langkahnya lagi.

Atsumu yang melihat itu hanya merasa heran, kenapa Bunda Osamu berhenti mendadak seperti itu dan langsung berjalan lebih cepat.

Atsumu tidak mau kalah, ia mencoba untuk menyusul langkah kaki wanita tersebut.

Mereka berdua pun sampai di depan kamar bertuliskan VIP yang ada di lantai 4 rumah sakit tersebut.

Bunda Osamu membukanya dan ketika pintu terbuka, pemandangan dua orang yang terkujur lemas di atas ranjang rumah sakit membuat Atsumu membulatkan matanya.

"Suna..Osamu.." panggilnya lirih.

Bunda Osamu hanya berjalan ke dalam sedangkan Atsumu masih mematung di ambang pintu. Ia masih tidak percaya dua orang yang terbaring di depannya dengan perban yang menutupi anggota tubuh mereka adalah Suna dan Osamu.

Kenapa hal ini bisa terjadi? Apa yang terjadi dengan mereka?

Atsumu melangkah maju saat ia mendengar suara Osamu yang memanggil Bundanya kala wanita parubaya itu mengelus ngelus puncak kepala Osamu.

"Samm..lo kenapa?" pertanyaan itu keluar dengan mulus dari bibir Atsumu.

Osamu hanya melirik ke arah pemuda bersurai kuning itu dan tersenyum kecil lalu berkata.

"Gue gak kenapa napa..gue cuma.." katanya dengan suara yang serak.

"Kami cuma di hadang begal pas mau berangkat sekolah" suara lain datang dari ranjang sebelah Osamu yang di tempati oleh Suna.

"Sun..lo udah bangun?" tanya Atsumu yang langsung berjalan menuju ranjang tempat Suna berbaring.

"Gue daritadi juga udah bangun anj" jawab Suna sedikit ngegas.

"Ya maaf" sesal atsumu.

"Tapi Sun, tadi lo bilang apa? Lo di hadang begal pas mau berangkat sekolah?" Atsumu mengulang perkataan Suna barusan.

"Iya, gue sama Osamu di hadang pas kami baru sampe di halte" cerita Suna.

Bunda Osamu dan putranya itu hanya mendengarkan pernyataan Suna tentang kejadian pagi tadi.

Ternyata, begal itu sudah mengincar Osamu sejak lama, karna kejadian ketika dia menyelamatkan Atsumu bulan kemarin membuat para begal itu sepertinya mempunyai dendam terhadap Osamu.

Atsumu mendengarkan cerita Suna dengan seksama sambil duduk di samping ranjang dan memakan buah yang ada di sana.

"Ohh..gituu" sahut Atsumu dengan tangan yang akan memasukkan apel yang kesekian ke dalam mulutnya.

"Lama lama buah gue abis lu makan" sindir Suna dengan mata yang melihat buah yang tadi di berikan suster padanya sudah habis setengah oleh Atsumu.

"Hehe..gapapa Suna, nanti gue beliin lagi, okey?" jawab Atsumu dengan jari yang membentuk huruf O.

"Ya, terserah lo aja"

Lalu setelahnya, Atsumu kembali merenung. Bunda Osamu juga masih ada di sana.

"Berarti tu begal emang pengen bunuh Osamu, karna waktu itu gak sempet" gumam Atsumu yang terdengar oleh wanita parubaya di belakangnya.

"Heh!! Jaga omongan kamu!!" tegur Bunda Osamu dengan nada kesal.

Atsumu hanya menoleh lalu kembali pada pandangan awalnya.

"Gue harus gimana ini anjir" batinnya.

"Udah gak usah di pikirin, luka gue juga gak terlalu parah Tsum" kata itu datang dari bibir Osamu.

"Tapi Sam, begal tuh kalo incerannya belom mati mereka bakalan terus neror anjir" beritahu pemuda dengan surai kuning itu.

"Yaudah, tinggal kita lawan lagi" sahut Osamu enteng.

"Lo kira kita kucing, punya nyawa 9? Kalo mereka bawa senjata aja kita pasti kalah" Atsumu membalikan badannya menjadi searah dengan Osamu dan Bundanya.

"Lo jangan khawatir, gue bisa jaga diri kok" Osamu tersenyum dengan manis ke arah Atsumu yang membuatnya ingin menangis sekarang juga.

"Osamu, mending kamu jangan temenan sama dia, dia cuma pembawa sial"

Perkataan itu sontak membuat Atsumu diam.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Ada yang masih baca gak sih😅

Maaf ya, aku gak up udah lama bngt😭😭🙏

Tapi, yaa gimana lagii😅

Semoga aja book ini bisa sampe tamat😪😔

Byee~

Semoga ada yang baca :)


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Unfair || miya twinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang