15; Hadirmu di Sini

4.3K 489 229
                                    

Radi rawat inap cuma satu malam di rumah sakit sampai dokter mengizinkan dia pulang. Ngga ada yang tau soal ini selain dia sama Jaka, karena mereka sepakat ngga kasih kabar ke siapa pun baik temen sirkel maupun orang tua dan saudara. Jaka sama Radi lagi di titik muak sama semua orang kecuali satu sama lain, jadi beginilah hasilnya.

Obat dari rumah sakit bertambah, Radi udah elus dada berkali-kali gegara itu. Padahal yang sebelumnya baru berkurang sedikit, malah udah ada lagi aja. Tapi ngga apa-apa, mereka cukup lega dan bersyukur dengan fakta bayi di kandungan baik-baik aja. Bahkan, dokter juga bilang kalau janin mereka kuat, makanya cepat pulih setelah dikasih penanganan.

Kalau bukan berkat kemurahan hati Tuhan menjawab doa mereka, entah akan gimana jadinya.

“Pelan-pelan, Dek.” Radi senyum tipis, dia merasa kalau suaminya agak lebay karena dari turun mobil ngga mau lepas gandeng tangan mereka. Di elevator malah pinggangnya dipeluk biar deketan, terus sekarang cuma masuk unit apartemen mereka sendiri aja mesti ditahanin pintu dan dijagain langkahnya. “Aku ngga apa-apa tau, Mas, kamu kenapa, sih?”

Jaka geleng ngga sepaham, “Coba kamu ngaca, masih pucet gitu mukamu. Nanti kalau kamu mendadak lemes pas jalan gimana?” Dia berargumen. Memang bener, kok, istrinya masih kelihatan kayak orang sakit dan di bayangannya bisa pingsan sewaktu-waktu, maka dari itu Jaka ngga mau jauh-jauh.

“Iya, tah? Aku masih agak pusing juga, sih.” Radi nyeletuk jujur, meski rasa pening kepalanya ngga begitu parah sampai bikin kliyengan, tapi rasa sakit sekecil apa pun tetep aja mengganggu. Dia lihat Pak Su di sampingnya buat ekspresi khawatir, cowok itu lantas ulurkan tangan mengusap pelipisnya. “Pusing banget ngga? Masih bisa jalan, atau aku gendong aja ke kamarnya?”

Perhatian dari Jaka itu ngga ada duanya, terlebih semenjak hamil gini kayaknya Pak Su makin-makin manjain dia dan jadi lebih siaga. Kemarin waktu dia dirawat di rumah sakit, Jaka beneran seharian penuh nungguin — udah kayak robot, ngga bakal inget makan atau ke kamar mandi kalau bukan karena Radi yang tegur. Taurus itu setia duduk di samping brankar rumah sakitnya, baru menyingkir kalau sang istri mau diperiksa atau diganti infus sama perawat.

Jaka bukan penakut, dia juga ngga punya fobia sama jarum, tapi entah kenapa dia ngga tega lihat istrinya dipasangi selang infusan. Mana kemarin itu perawat sempat agak kesusahan cari pembuluh vena Radi; katanya ngga kelihatan karena efek dehidrasi dan kecemasan. Alhasil aries muda yang benci rasa sakit itu harus tahan beberapa kali kulitnya ditembus jarum suntik. Tapi Jaka kagum, sang mesa ngga ada mengeluh sama sekali. Bahkan ngadu ke suami pun enggak. Pas ditanya kenapa perawat butuh waktu lama, dia baru ngejelasin dengan cengiran di bibir serta diakhiri kalimat, “It’s okay! Kan demi badanku sendiri sama Adek juga.”

Semula Jaka takut usia muda istrinya dan sifat bawaan manjanya itu akan berakibat Radi yang butuh waktu buat membiasakan peran sebagai calon ibu, tapi malah sebaliknya, pribadi seorang ibu nyatanya udah tumbuh pelan-pelan bersama kehadiran si jabang bayi.

“Ngga sesakit itu, Mas, aku masih bisa lari kalau mau.” Tangan besar sang suami yang tadi membelai wajahnya diraih sama Radi, digenggam ngga terlalu erat dan dia kecup dekat ruas ibu jarinya. “Aku udah baik-baik aja, nyatanya dokter bolehin aku pulang, ’kan?” Manis senyumnya ngga berubah sekalipun bibir pucat, Radi mau Jaka yakin kalau dia memang ngga perlu banyak khawatir.

“Iya, sih, tapi kamu better istirahat dulu, Dek. Paling engga nanti sore habis bangun, kalau badanmu udah lebih enakan, bolehlah kamu mau aktivitas.” Radi senyum lagi, beri angguk patuh sama suaminya dan mereka lanjut menuju kamar. Jaka bantu submisif cantiknya untuk naik ke kasur, menyamankan posisi yang enak buat istirahat. “Mau selimutan?” Sang mesa geleng kepala, dia lagi menikmati kasur empuk kesayangan serta hawa kamar yang dipenuhi wangi teh segar dari pengharum ruangan. Padahal cuma sehari ditinggal, tapi dia beneran kangen banget dan bisa menyebutkan segala jenis kelebihan yang dimiliki kamar ini dibanding bangsal rumah sakit.

[3] The Mahadhi's | ft. NoRen - NaHyuck (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang