34; Awal Baru

4K 423 89
                                    

double up-nya, tuan, nyonya

***

Tiga hari Radi udah dihabiskan jadi pasien rumah sakit karena dokter nggak membolehkan dia pulang sampai kondisinya dan janinnya betulan stabil. Wajar, kemarin-kemarin kandungannya lumayan parah mengalami syok, belum lagi dia yang seorang carrier bikin risiko fatal bagi ibu dan bayi jadi makin besar.

Padahal hari ini UTS dimulai, hari pertama banget lagi, dan dia udah bolos aja. Nggak cuma dia karena suaminya juga terus ada nemenin, untungnya dua hari kemarin adalah hari libur, jadi nggak terhitung bolos kerja. Jaka nemenin dia hampir dua puluh empat jam sehari, tapi kemarin sang wrisaba pergi untuk pemeriksaan serta konsultasi ditemenin Mami sama Papi.

Sebenernya Jaka nggak mau ninggalin Radi, tapi orang tuanya berusaha membujuk, mertuanya apalagi, mereka menuntut supaya masalah ini selesai dari akar. Selain itu, Radi juga nggak protes, malahan anak itu yang semangati dia sewaktu mau pergi, dan juga sekarang setelah dia dapat jawabannya. “Nggak apa-apa, Mas, jangan berlarut dipikirin.” Radi genggam tangan Jaka, dia usap rambut gelap suaminya yang kini diam sehabis melapor hasil konsultasinya. Nampak dari air mukanya kalau lelaki itu sendiri nggak mengharapkan dapat hasil seperti itu dari psikiater, lebih-lebih untuk menyampaikan ke hadapan istrinya sendiri yang lagi hamil.

“Aku nggak tau, mungkin ini akibatnya kalau aku seenaknya memperlakukan obat dan jadwal konsultasiku.” Radi nggak bilang apa pun, dia juga ingat seberapa impulsifnya Jaka ketika memutuskan berhenti menerima pertolongan medis semata karena udah cukup merasa nyaman sama hadirnya. Beruntung aja setelah itu Jaka mau dikasih tau dan lanjut terapi lagi, meski banyak bolongnya dan naik-turun karena dia cuma bakal ingat butuh pertolongan ketika diri mulai nggak stabil.

“Dek, kamu nggak apa-apa, ’kan? Jangan nyerah dulu sama Mas, ya?”

“Kenapa aku harus nyerah? Kamu lupa kemarin aku bilang apa, Mas? Bahkan tanpa kamu minta pun aku bakal kasih kesempatan.”

“Iya, tapi itu ketika kamu nggak tau suamimu bipolar—aku juga enggak— aku mohon ... tolong jangan nyerah dulu, ya? Aku pasti berusaha urus ini.” Genggam tangan mereka berdua jadi erat, dan sinar mata si dominan memancarkan harap. Ketika pertama dapat diagnosis dari psikiater, Jaka juga nggak percaya, meski itu bicara banyak hal tentang sikap dirinya yang selama ini mengundang tanda tanya. Tapi dengan diagnosis itu juga, dia ngerti kalau keadaannya memang nggak bisa diabaikan lagi.

No, kenapa kamu takut begitu, Mas? Justru dengan ini aku bisa makin ngertiin kamu. Mungkin selama ini kamu nggak sadar ketika masuk fase depresimu, dan karena aku juga nggak tau apa-apa, rasanya seakan kamu nggak pernah berusaha untuk bertahan di hubungan kita—padahal itu karena perubahan suasana hatimu yang berulang dan nggak bisa kamu kendalikan.” Pipi Jaka dibelai oleh tangan halus istrinya, Radi betulan nggak kelihatan gentar atau malah menutupi kebohongan dengan kalimat manis. Aries itu memang sadar penuh sama penjelasan suaminya dan dia menerima.

Sekalipun dengan adanya diagnosis ini berarti Radi paham dia bakal sering ketemu sisi lain Jaka yang berubah-ubah. Mungkin sekarang bahagia luar biasa, nanti berapa minggu terlewati dan mendadak suaminya ngeluh capek lagi. Itu semua sebelumnya udah pernah dia hadapi, bedanya sekarang dia bisa mengerti alasannya.

“Aku cuma kepikiran seandainya kita tau lebih awal, mungkin masalah-masalah kayak gini bisa dihindari—soal itu aku agak marah sama kamu yang sering anggap enteng konsultasi, mana suka bolong-bolong, bandel banget.” Radi cubit hidung suaminya, memperlakukan laki-laki dewasa itu selayaknya anak kecil yang harus sesekali diajak bercanda biar tau dia itu nggak sedang dimarahin, tapi dikasih tau nasihat yang baik.

“Iya, maaf ... kali ini nggak bakal sembarangan lagi, kok, aku pasti rutin konsultasi dan nurut sama dokter. Nanti sembuh, ’kan?” Jaka beneran kayak anak kecil yang dengan polosnya tanya sambil nunjukin luka kecil, tapi masalah yang dia hadapi jelas berkali lipat rumitnya ketimbang luka karena kesandung dan tinggal dikasih plester biar nggak infeksi.

[3] The Mahadhi's | ft. NoRen - NaHyuck (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang