Anyyeong yerobun....
Seperti biasa sebelum kalian mulai membaca,alangkah baiknya kalian follow dan jangan lupa vote !
🌷Selamat Membaca🌷
"Kenapa harus kita sih Deb? Kan ada yang lain..."
Deby yang sedang berjalan di depan berbalik dan berkacak pinggang,"Masih nanya? Kalian kan yang udah berantakin sampah di kelas. Padahal temen kalian yang piket udah capek-capek bersihin" balas Deby.
Dua orang laki-laki yang sekelas dengan Deby cemberut. Mereka adalah Devan--ketua kelas Deby dan Sabda--seketaris kedua setelah Deby.
"Gue ketua kelas loh Deb,masak iya lo mau--"
"Bukan berarti karna lo ketua kelas,lo bisa seenaknya! Lo gak kasian sama temen-temen lo yang udah capek-capek--"
"Banyak bacot lo Deb!" sela Sabda seraya berjalan mendahului Deby dengan kedua tangannya yang menenteng kantong hitam berukuran sedang berisi sampah.
"SABDA!!" geram Deby.
Hari ini adalah hari Rabu. SMANMEDA memang membuat sebuah kebijakan dimana setiap hari rabu dan sabtu,sampah di masing-masing kelas dibawa ke depan sekolah yang nantinya akan diangkut oleh truk sampah.
Dengan seragam batik berwarna biru tua,rok putih selutut,dan sepatu putih,Deby berjalan memimpin Devan dan Sabda yang membawa kantong sampah.
Namun saat akan sampai di depan sekolah,langkah Deby terhenti saat melihat Bumi sedang memilah sampah di tumpukan sampah depan sekolah.
'Wahh ada mas crush nihh...emang yaa jodoh gak kemana'batin Deby cekikikan.
"Ngapain bengong?" tanya Devan.
Deby menoleh lalu menggeleng,"Ayo,itu mumpung ada kak Bumi" jawab Deby.
Ketiganya pun berjalan mendekati Bumi. Devan dan Sabda meletakkan kantong sampah lalu menatap Bumi.
"Kak,lo sendirian aja?" tanya Sabda.
Bumi menoleh lalu mengangguk,"Hm,gue sendiri. Kebetulan yang lain lagi ada urusan" jawabnya.
Mendengar itu sebuah ide cermelang muncul di otak Deby.
"Emm Devan,Sabda. Kalian bantuin kak Bumi gih!" titah Deby.
Sabda mendelik,"Kok gue? Lo aja! Lagian bukan tugas gue--"
"EHH HUKUMAN LO BELUM KELAR YAA!" sela Deby dengan kesal.
Bumi yang melihat itu meringis,ia pikir gadis di hadapannya ini kalem,ehh bukan.
"Tapi kita udah buang sampah nyaa Deb,itu masih kurang?" tanya Devan.
Deby mengangguk,"Masih,lagian siapa suruh berurusan sama gue hah?!" jawab Deby seraya memakai sarung tangan plastik yang diberikan oleh petugas kebersihan SMANMEDA. Lalu ia pun ikut memilah sampah yang dibawa dari kelasnya tadi.
Melihat itu Sabda mendengus,ia pun mendekatkan dirinya pada Devan. "Cerewet amat seketaris kita. Lagian lo kenapa bisa sih milih dia?" bisik Sabda.
Devan terkekeh lalu memandang Deby yang asik memilah sampah seraya bersenandung.
"Dia beda dari cewek lain Sab. Di mata gue,Deby itu definisi sempurna. Diibaratkan sebuah nasi goreng biasa,nampaknya biasa namun sebenarnya rasanya sangat lezat. Itulah Deby..." jawab Devan seraya tersenyum tipis.
🌷🌷🌷
Slurppp
"Ah,seger bangett dehh es teh buatann buu Ijah!" celutuk Deby setelah menghabiskan satu gelas es teh yang ia pesan di kantin.