💗Happy Reading 💗
Terlahir dari keluarga yang sederhana, Sakura menggunakan waktunya sepulang sekolah untuk bekerja paruh waktu di sebuah kafe. Jika membahas tentang keluarganya adalah hal terberat untuk di ceritakan. Satu-satunya yang tersisa di hidupnya adalah ayahnya dan adik perempuannya yang bernama Hani.
Ibunya meninggalkannya karena hidup bersama suami yang sangat miskin. Ayahnya kini mengalami gangguan penglihatan karena bekerja sebagai tukang las. Suatu ketika ia mengerjakan sebuah pagar besi, cipratan besi panas karena las tersebut membuat matanya kini sulit melihat dengan jelas. Kalau berjalan, ia harus di tuntun jika tidak ayahnya akan menabrak sesuatu di hadapan karena memang sudah tidak bisa melihat dengan jelas.
Sakura sangat terpukul melihat kondisi ayahnya seperti ini. Terkadang jika ia lelah, Sakura hanya bisa menangis diam-diam di dalam kamar mandi dan menghidupkan kerang air sebagai pengedap suara tangisnya. Ia tak ingin adiknya atau ayahnya mengetahui jika ia menangis, tak ingin terlihat lemah. Ia tidak ingin memperlihatkan kesedihannya, cukup ia yang menanggungnya.
Semenjak ayahnya tidak bisa bekerja lagi, Sakura memutuskan bekerja paruh waktu untuk membiayai sekolahnya dan juga sekolah adiknya. Meskipun dengan upah yang kecil sangat sulit menutupi kebutuhan mereka, namun lebih baik jika ia tidak kerja sama sekali.
Sekarang sakura berada di tempat kerjanya. Saat ia membereskan meja bekas orang yang telah selesai makan, ia melihat Sunghoon yang duduk tidak jauh darinya.
Kenapa dia di sini?
Sakura pun melangkahkan kakinya untuk mendekati meja Sunghoon dengan segelas coffe di hadapannya.
"Kamu di sini?"
Sunghoon yang memakai kemeja hitam yang terbuka di balut dengan kaos hitam pun menoleh.
"Kata Yunjin kau kerja di sini, jadi aku langsung saja ke sini karena katanya juga kau juga tidak punya ponsel."
Sakura tertegun mendengarnya. Ia kira Sunghoon ke sini karena memang ingin ke cafe ini.
"Tapi aku akan pulang 1 jam lagi. Masih terlalu lama untuk menunggu ku." ucapnya dengan melirik jam di dinding tempat kerjanya.
"Kalau begitu aku tunggu kau di sini saja sampai kau pulang, aku juga tidak terlalu sibuk malam ini" ucapnya tanpa ragu.
Sakura tidak habis fikir seorang Sunghoon mau menunggunya pulang selama satu jam.
"Baiklah kalau itu maumu. Aku akan lanjut kerja." ujarnya, Sakura segera meninggalkan Sunghoon untuk membereskan meja yang tertunda tadi.
Berdiam diri di meja namun memperhatikan setiap pekerjaan Sakura. Mulai dari melayani, mengantarkan makanan dan membersihkan meja. Sunghoon tidak menyangka di umurnya Sakura yang sekarang bisa bekerja seperti orang yang sudah telah dewasa.
Kedatangan Sunghoon membuat teman-temannya saling bertanya-tanya. Siapa pria itu yang hanya memesan segelas coffe namun masih betah duduk selama 1 jam. Bahkan mereka khawatir sudah waktunya tutup namun pria itu belum juga pulang.
Kasirnya menyuruh Sakura untuk memberitahukan pemuda itu jika sebentar lagi mereka akan tutup. Namun Sakura memberitahukannya jika pria itu adalah teman kelasnya yang menunggunya pulang untuk membahas tugas sekolah. Ada yang percaya dan ada yang tidak percaya.
Bahkan mereka mengejeknya menuduh jika pria yang menunggunya adalah kekasihnya. Dengan cepat Sakura membantah. Bahkan saat pulang pun mereka berpesan untuk mengantarkan Sakura pulang dengan hati-hati. Sunghoon hanya menanggapinya dengan tersenyum, sedangkan Sakura menjadi canggung mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
High School 2023
Teen FictionSetiap anak sekolah menengah atas mempunyai beban yang di tanggungnya masing-masing dan terdapat banyaknya kesalahan pahaman yang membuat mereka saling membenci. Penasaran beban dan masalah seperti apa? Let's get it >>