18

85 21 7
                                    

"Tuan devano?" Tanya raka terengah-engah pada irene.

"Di dalam, kau tau kan kalau devano frustasi dia akan apa?" Irene mengingatkan.

Raka diam, dia ingat betul dengan tuannya. Sudah hampir 6 tahun raka menjadi tangan kanan devano, yang berati raka tau betul apa kebiasaan buruk devano.

Raka menarik nafas panjang, mencoba mengatur nafasnya sebelum menemui devano.

Perlahan, raka membuka pintu kamar devano. Kamar yang berantakan dan gelap, bau alkohol dimana-mana. Itu yang raka rasakan saat masuk ke kamar devano.

"Tuan devano?" Panggil raka.

Tidak ada jawaban.

Raka menyalakan saklar lampu untuk mencari dimana keberadaan devano, namun saat raka menyalakan lampu kamar...

PRANGGG

"MATIKAN!!!!"teriak devano lantang.

Raka seketika diam, hampir saja botol alkohol yang devano lempar mengenai tangannya.

Raka hanya bisa menghela nafas panjang saat melihat pecahan botol alkohol yang ada di bawahnya.

Raka menghampiri devano yang sedang duduk bersandar di dinding kamar.

"Devano" panggil raka.

Devano mengangkat kepalanya, menatap orang yang ada di depannya.
"Kau memanggilku apa? Devano? AKU TUANMU!!! "teriak devano. "KAU HANYA ANAK HARAM!!! KAU DENGAR!! AKU MENGANGKATMU SEBAGAI TANGAN KANANKU KARENA KAU ANAK HARAM AYAH JERICHO DENGAN WANITA LAIN!!! AKU INGIN AYAH JERICHO TUNDUK PADAKU DENGAN MEMANFAATKAN ANAK HARAMNYA" teriak devano keras.

Mata merah, keringat yang bercucuran, makian dan hinaan. Itu kondisi devano saat dia mabuk berat.

Plak
Raka menapar pipi devano.

Devano diam, tangan kanannya memegang pipi yang baru saja raka tampar.
"Kau mena-"

Plak
Sekali lagi raka menampar sisi lain pipi devano.

"Kau memperbolehkanku untuk menamparmu saat kau kurang ajar tuan devano" ucap raka menatap lurus devano.

●●●

Karina mengompres pipi lisa yang merah karena tamparan devano dengan hati-hati. Gadis itu bisa melihat kalau lisa dan devano bertengar hebat sebelumnya.

"Akan aku habisi gadis buta itu" gumam lisa yang terdengar oleh karina.

Karina hanya diam, sebenarnya dia tidak ingin terlibat dengan masalah devano, aluna dan lisa.
"Jangan terlalu ikut campur lisa, kakamu itu sudah dewasa" karina menasehati.

Lisa menapa karina disampingnya.
"Lalu? Aku hanya ingin membuat gadis itu lenyap, sebab dia... ka devano main tangan denganku. Itupun dua kali" lisa.

●●●

Raka mengangkat tubuh devano dengan hati-hati, akhirnya setelah semua makian dan hinaan yang devano ucapakan pada raka bisa membuat pria berusia 20 itu tertidur.

"Eh raka, hati-hati. Lo masih dalam proses pemulihan" daniel mengambil alih tubuh devano yang tertidur dari tangan raka, raka masih harus banyak istirahat karena luka tembaknya masih basah.

Daniel membaringkan devano di ranjang kamar, memperhatikan tubuh devano dari atas sampai bawah membuat daniel kasihan.
"Secinta itu dia ke aluna, raka" ucap daniel.

Raka hanya diam memandang wajah devano yang tertidur
"Iya, secinta itu..." jujur saja, raka tidak pernah melihat kondisi devano yang mabuk berat seperti tadi. Biasanya jika devano stress akan suatu masalah, paling dia akan lari ke obat anti depresi. Tidak pernah tu namanya devano minum sampai mabuk berat.

Devano Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang