Hari H

152 15 4
                                    

"Utahime, kau siap hari ini?" Bisik Gojo.
"Tentu lah, ini kan jadi projek terakhirku sebelum magang, jadi aku harus semangat" balas Utahime dengan berbisik.
"Kali ini, Mari lakukan yang terbaik.." Sahut Gojo dengan nada suara seriusnya karena ia tahu, hari ini adalah hari terakhir dia bersama Utahime, karena selanjutnya, tidak mungkin bagi Gojo untuk rutin menemui Utahime dikarenakan kesibukannya yang makin menjadi jadi saat menginjak semester 7.

Mendengar nada suara Gojo, Utahime semakin bingung dengan perubahan mood dari si surai putih itu. Terkadang dia bisa sangat menyebalkan, terkadang dia bisa sangat serius, entahlah, yang hanya Utahime pikirkan adalah bagaimana menyelesaikan ini dengan baik.

*****

Akhirnya hari yang ditunggu - tunggu di mulai, ketika Gojo dan Utahime menjadi representasi masing-masing cabang kampus Jujutsu dalam acara open house, di Tokyo. Yap, benar di T-O-K-Y-O, kota yang paling Utahime benci karena kenangan di dalamnya (mungkin sekarang tidak lagi.). Tugas mereka disana hanya menemani petinggi-petinggi lembaga pendidikan yang ingin berkeliling kampus serta menjelaskan sedikit dari program dan fasilitas kampus. Selain itu, mereka juga mengarahkan siswa dan tamu undangan ke tempat yang telah disediakan.

Sepanjang acara memang baik-baik saja, Utahime dan Gojo menikmati momen itu. Apalagi Gojo, dia dengan mudahnya untuk tebar pesona di depan adik - adik SMA yang menjadi tamu undangan kampus mereka.

"Tch! Dasar sok tebar pesona!" Batin Utahime. Tiba-tiba sesosok pria jangkung berambut blonde mendatangi Utahime.
"Utahime, kenapa kau disini?" Tanya Nanami yang mendatangi Utahime.
"Kau lagi! Sudah sana pergi, aku tidak mau melihatmu lagi! Aku sudah muak!" Perintah Utahime.
"Maaf Utahime, aku memang bersalah padamu waktu itu, tapi aku menyesal! Jadi, kembalilah padaku, oke?" Mohon Nanami.
"Kembali? Kau pikir aku ini perempuan macam apa? Kamu injak harga diri aku demi perempuan lain, lalu kamu tiba-tiba datang minta balikan? Aku ga mau!" Tolak Utahime mentah- mentah.

Karena merasa harga dirinya terinjak dan tidak mau di tolak Utahime. Nanami langsung mencengkram kuat kedua tangan Utahime.

"Apa-apaan ini? Sakit!!!!" Teriak Utahime.
"Beraninya kamu ya menolakku! Kamu pikir aku ga tau kalau kamu kemarin jalan sama Gojo, memeluk Gojo dan menciumnya? Dasar perempuan murahan! Jalan dengan banyak lelaki! Lalu menolakku mentah-mentah!" Teriak Nanami.
"Ha? Aku tidak menciumnya! Dia yang menciumku! Aku tidak murahan! Jaga mulutmu!" Teriak Utahime sambil berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Nanami.
"DASAR KAU PEREMPUAN GILA!" teriak Nanami. Jujur saja itu hampir membuat Utahime menangis tetapi dia berusaha menahannya agar tetap terlihat profesional.

Pertengkaran mereka menimbulkan keributan, tapi untungnya para pengunjung tidak mengetahuinya karena mereka ribut di taman belakang kampus yang kebetulan sepi. Namun, Gojo mengetahui hal itu karena dia sedang mencari Utahime untuk makan siang bersama.

"Ada apa ini?" Tanya Gojo yang menghampiri keduanya.
"Bukan urusanmu Satoru. Kau pergi sana!" Perintah Nanami. Namun, melihat Utahime yang hampir menangis membuat Gojo tidak tahan untuk mengusir Nanami dari hadapannya maupun hadapan Utahime.
"Lebih baik kamu yang pergi aja, aku disini" sahut Gojo sambil mengarahkan pandangannya ke Utahime yang sedang menunduk menahan tangisnya.
"Kenapa harus aku? Kamu siapanya Utahime?" Tanya Nanami.
"Kamu sendiri siapa? Mantannya kan? Punya urusan apa kamu sama Utahime? Dia mau nangis karena kamu, jadi kamu mending pergi aja deh, sebelum kamu berakhir disini." Ancam Gojo.
"Gojo sudah cukup, aku ga butuh pembelaanmu, aku baik-baik aja." Kata Utahime sambil menarik lengan baju Gojo
"Sudah Utahime, kamu diam aja, sekarang dia berhadapan sama aku. Oh iya, dan satu lagi, menyingkirlah dari hadapan Utahime! Dia sedang bekerja sekarang." Kata Gojo. Melihat tangan Gojo yang sudah terkepal kuat seperti ingin memukul Nanami, membuat Nanami memantapkan langkahnya untuk mundur, tetapi bukan menyerah, Nanami mundur karena tidak ingin menimbulkan keributan yang melibatkan namanya.
"Utahime, aku janji akan terus mengerjamu, bahkan sampai ke ujung dunia pun akan ku kerjar! Akan ku buat kamu jadi milikku selamanya!!. Teriak Nanami sambil meninggalkan Utahime.

Utahime yang ketakutan hanya bisa tertunduk dan tidak bisa berkata apa-apa.
"Utahime?Utahime?" Panggil Gojo tetapi itu tidak dihiraukannya karena Utahime sibuk menahan tangisnya.
"Kenapa, hubungan asmaraku selalu berakhir seperti ini?" Tanya Utahime dengan suara yang bergetar karena menahan tangisannya. Gojo mengetahui hal itu dan langsung memeluk erat Utahime dan mengusap rambut ungu gelapnya yang lembut dan wangi dan mengecup puncak kepalanya.
"Sudah, biarkan saja. Jangan dimasukkan ke dalam hati. Dia sudah bukan milikmu dan dia tidak ada hak buatmu." Kata Gojo sambil mengecup pucuk kepala Utahime dan mengusap punggungnya dengan lembut. Mengetahui hal itu, Utahime semakin mengencangkan tangisannya dan memeluk Gojo semakin erat. Utahime tahu ini tidak benar, karena Gojo bukan siapa-siapa dari Utahime, tetapi Utahime ingin sekali berada terus dalam pelukan Gojo, Utahime tidak mau melepaskan tangannya yang melingkar pada tubuh Gojo. Melihat itu, Gojo hanya diam saja karena memang tidak mampu berkata apa-apa, dia ingin Utahime melepaskan tangisan, emosi, dan kekhawatirannya.

****

Setelah selesai menenangkan diri, mereka berdua duduk di taman belakang, bersantai karena tidak ada yang dikerjakan lagi. Para tamu sedang mengikuti seminar di dalam kampus. Sambil menyantap makan siang mereka, mereka bercerita-cerita sedikit.
"Tadi itu siapa? Aku penasaran." Tanya Gojo sambil menyantap makan siangnya.
"Dia mantanku, kami kenal saat aku jadi kakak pembina di pekan mahasiswa baru. Kami menjalin hubungan 5 bulan dan akhirnya putus karena dia memilih perempuan lain." Jawab Utahime.
"Dan dia datang untuk bersama mu lagi?" Tanya Gojo.
"Iya." Jawab Utahime singkat.
"Dasar pria gila! Sudah mencampakkan mu, lalu tiba-tiba datang dan memintamu kembali" kata Gojo.
"Tetapi dia pria baik" bela Utahime.
"Sudah disakiti dan dicampakkan tetapi masih di bela? Buka mata mu Utahime senpai, hanya cowo brengsek yang seperti itu." Kata Gojo.
"Sepertimu?" Tanya Utahime.
"Aku--, ah sudah lah, itu tidak penting." Jawab Gojo yang berusaha menyembunyikan sesuatu
"Apa yang kau sembunyikan" tanya Utahime.
"Tidak ada, lain kali aku akan cerita. Tetapi ini bukan saat yang tepat" jawab Gojo. Kini, nada suaranya berubah menjadi sedikit sendu. Mengetahui itu Utahime hanya bisa menghormati keputusan Gojo. Dia tidak memaksa Gojo untuk bercerita karena mungkin dia tidak nyaman jika bercerita sekarang.

----
Setelah mengobrol hal-hal lain, Mereka berdua bersantai menikmati semilir angin dibawah pohon di taman belakang Jujutsu Campus Tokyo. Mereka berdiam diri menikmati waktu santai mereka sendiri - sendiri dan bersiap-siap sewaktu - waktu mereka dipanggil untuk membantu open house.

"Jadi kau sekarang single?" Tanya Gojo.
"Eh? Mendadak sekali." Kata Utahime yang kaget.
"Tanya saja, apa kau ada pengganti setelah Nanami?" Tanya Gojo
"Tidak." Jawab Utahime singkat.
"Yosh!!!!!! Sudah diputuskan" Kata Gojo sembari bangkit dari duduknya.
"Eh? Ada apa?" Tanya Utahime.
"Tidak apa-apa. Setelah ini selesai, mari jadi teman dekatku." Ajak Gojo sambil menawarkan tangannya ke ke Utahime untuk bangkit dari tempat duduknya.
"Maksudnya?" Tanya Utahime sambil bangkit dari duduknya.
"Aku tahu setelah acara ini berakhir, kita tidak bisa seperti ini. Karena kau sibuk dengan magang dan tugas akhirnu, jadi aku mau kita terus seperti ini hingga entah kapan." Jawab Gojo.
"Aku juga." Sahut Utahime.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TO BE CONTINUED,
SORRY LAMA BUANGET UPDATENYA, AKU SIBUK SEKALIII
JANGAN LUPA VOTE DAN FOLLOW YA!
THANK YOU

i wanna be yours (gojohime) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang