Indah

271 22 2
                                    

Ditengah bunyi klakson kendaraan yang sedari tadi berbunyi, Gojo tidak melepaskan pandangannya dari pupil Utahime, begitupula sebaliknya. Harus Utahime akui, pupil biru cerah milik Gojo memanglah indah. Mungkin kalau mata memiliki kemampuan supranatural untuk bisa menghipnotis orang, pasti Gojo sudah banyak menghipnotis orang dengan keindahan matanya. Namun kenyataannya, tidak perlu kemampuan seperti itu pun Gojo sudah berhasil menghipnotis orang-orang dengan keindahan yang dimilikinya.

"Indah" bisik Gojo pelan, namun itu terdengar oleh Utahime.
"HEI, APA YANG INDAH?" tanya Utahime sambil berusaha memalingkan pandangannya dari Gojo sehingga Gojo pun ikut tersadar.
"Eh, itu, eh, hmmm, hmmm, lampu jalan nya indah" jawab Gojo bingung

Setelah menunggu kurang lebih 30 menit, akhirnya mereka bisa lewat dan tiba di restoran yang dituju. Restoran bergaya modern dengan nuansa kekinian, cocok untuk mahasiswa seperti mereka. Terlihat santai namun juga indah.

Sesampainya di restoran, mereka langsung duduk dan memesan makanan. Pada saat buku menu diberikan, mata Utahime hanya bisa terbelalak melihat harga yang tertera di menu tersebut seharga 2 hari uang jajan Utahime.

"Aku pesan clam pasta, dengan mocha latte, lalu untuk dessertnya rainbow cake 3 slice ya..., Oh ya dan french fries with truffle sauce 1 ya..." Kata Gojo sambil menyerahkan buku menu kepada waiternya.
Melihat Utahime yang belum pesan apapun, membuat Gojo penasaran, apa mungkin Utahime tidak suka restorannya atau dia sebenarnya tidak mau diajak oleh Gojo karena dia ingin pulang...
"Hei Utahime, pesanlah sesuatu..." Kata Gojo sambil menyangga dagunya dengan kedua tangannya, memperhatikan wajah bingung Utahime.
Utahime tersadar dari lamunannya, yang membuat buku menu yang dipegangnya hampir jatuh. "Maaf, aku bingung mau pesan apa..." Kata Utahime dengan lembut karena dia tidak mau Gojo mengetahui motif sebenarnya mengapa dia bingung memesan makanan.
"Kan sudah aku bilang, aku yang traktir, Utahime tidak perlu bingung soal harga, aku yang bayar. Anggap saja sebagai ucapan terima kasihku." Kata Gojo sambil memegang kedua tangan Utahime.

Deg..deg...deg

Perasaan apa ini?

Menyadari kedua tangannya dipegang oleh Gojo, sontak Utahime langsung berteriak "EH PEGANG-PEGANG, AKU TERIAK LHO!" kata Utahime sambil menarik tangannya dari genggaman Gojo.
"Jadi mau pesan apa nyonya pemarah?" Goda Gojo.
"JANGAN PANGGIL AKU SEPERTI ITU, AKU ITU SENPAIMU!!" Teriak Utahime. Untungnya resotoran tempat mereka makan sedang sepi, jadi Utahime berteriak pun tidak ada yang dengar.
"Bisa tidak kalau diluar kampus, tidak ada senpai-kohai? Yang ada hanya Utahime dan Gojo? Ya maksudku teman dekat. Oh ayolah Utahime, ini bukan pertamakali kita satu projek, ini sudah kesekian kalinya, jadi, jangan terlalu formal kalau kita diluar kampus. Aku tidak suka." Gerutu Gojo.

Mendengar keluhan Gojo membuat Utahime berpikir kalau ada benarnya hubungan senpai-kohai mereka harusnya hanya berakhir di kampus, jadi mereka lebih fleksible saat diluar kampus. "Oke, aku paham keluhanmu, tapi ini hanya berlaku di kampus dan diluar ya, tidak lebih dari itu" perintah Utahime yang disambut anggukan dan senyuman antusias dri Gojo.

Utahime akhirnya memesan makanan yang sama dengan Gojo, tetapi tidak termasuk rainbow cake karena Utahime tidak terlalu menyukai makanan manis.

Selama makan malam, hanya ada suara alunan musik klasik yang terdengar karena mereka berdua hanya berdiam diri menikmati makanan mereka.

Setelah selesai makan, Gojo langsung mengantar Utahime ke apartemennya karena memang tidak baik seorang wanita keluar malam-malam bersama seorang pria.

Akhirnya mereka sampai di apartemen milik Utahime yang lokasinya tidak terlalu jauh dari kampus sehingga dapat dijangkau dengan berjalan kaki.

"Utahime, kita sudah sampai" kata Gojo sambil membukakan sabuk pengaman milik Utahime, dan tak lupa Gojo langsung turun dan membukakan pintu mobil sehingga Utahime bisa keluar.

Sekali lagi, keheningan mengisi mereka berdua, hanya ada suara angin kencang yang berhembus sehingga membuat apapun yang disekitarnya mungkin ikut berhembus dan bertebangan.

"Terimakasih..... Untuk hari ini, aku sangat senang ditraktir olehmu" kata Utahime
"Jangan berterimakasih padaku, ini adalah bentuk apresiasiku karena kau telah banyak membantuku." Kata Gojo sambil memegang kedua pundak Utahime.

Di tengah angin malam yang kencang, Utahime tidak menghiraukan jika Gojo memegang pundaknya karena Utahime terlalu lelah untuk marah dan ingin langsung tidur saja. Namun, tiba-tiba Gojo menarik badan Utahime, sehingga mereka berdua berpelukan didepan pintu apartemen.

Utahime yang kaget dengan perlakuan Gojo berusaha melepaskan dirinya, namun semakin berusaha melepskan, Gojo semakin menguatkan pelukannya.

"Sekali lagi, terima kasih telah banyak membantuku, mari kita bekerja sama dengan baik kali ini, sehingga aku bisa berpasangan denganmu lagi di lain waktu dan kesempatan" Ucap Gojo dengan lembut sambil mengusap rambut milik Utahime yang lembut. Bagi Utahime, pelukan Gojo  memanglah lembut dan menenangkan. Cukup membuat Utahime merasa rilex.

Tanpa disadari, Utahime pun berharap hal yang sama....

"Yow, selamat malam Utahime, aku pulang dulu!!!" Seru Gojo yang tiba-tiba melepaskan pelukannya dan berjalan membelakangi Utahime untuk pergi meninggalkannya. Suasana hatinya berubah menjadi ceria lalu pergi meninggalkan Utahime yang masih terpaku didepan pintu masuk apartement karena kejadian tadi.
"Gojo..---" panggil Utahime.
"Apa? Ada yang tertinggal kah?" Tanya Gojo yang kebingungan.
"Terima kasih sudah menjadi partnerku yang menyebalkan, hati-hati di jalan yah! Kabari kalau sudah sampai" kata Utahime sambil melambaikan tangannya untuk Gojo diiringi dengan senyuman manis darinya.

-----------
Pukul 00:00, akhirnya Gojo sampai di apartmentnya di dekat Jujutsu Campus Tokyo, memang hari yang lelah untuk Gojo tetapi bagi dia itu tidak melelahkan karena ada Utahime disisinya. Entah kenapa akhir-akhir ini, Gojo selalu ingin berada disisi Utahime. Dia tahu betul, bahwa Utahime berada di semester akhir, tetapi itu tidak mengurungkan niatnya untuk tetap terus berada di sisi Utahime.

"Oh iya, aku lupa mengabari Utahime kalau aku sudah di Tokyo." Kata Gojo sambil membuka handphonenya dan mencari kontak Utahime.

00:05
Gojo Satoru (Tokyo Campus):
Aku sudah sampai dengan selamat,  jadi sekarang tidur yang nyenyak, karena hari ini sangat melalahkan. :)

00.10
Syukurlah, selamat malam Gojo. Terima kasih untuk yang tadi, lain kali aku akan membalasnya.

00:15
Gojo Satoru (Tokyo Campus)
Tidak perlu, cukup tetap jadi partner projek di kampus sudah cukup :). Aku tidur dulu ya, lelah sekali menyetir hari ini. Jaga kesehatan, karena mungkin kedepannya kita akan sibuk. Akan ku kabari jika aku ke Kyoto.

Utahime yang membaca pesan tersebut meresa lega karena Gojo sudah sampai dengan selamat. Dengan begini dia sudah bisa tidur nyenyak, mengingat partnernya sudah sampai dengan baik.

"Hahhhhh, hari ini sungguh melelahkan" kata Utahime sambil merebahkan dirinya di kasur dan membaca pesan-pesan terdahulunya dengan Gojo. Itu adalah salah satu hobi Utahime karena itu membuatnya cepat tidur.

Sebagian besar isi chat mereka adalah mengenai projek dan projek, tidak lebih dari itu. Baru pertama kali ini, chat mereka adalah selain projek universitas, rasanya sangat beda.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tanpa disadari, rona merah muncul di pipi Utahime ketika membaca chat mereka barusan
.
.
.
.
Haiiii kali ini aku update baru nih!!! Maafkan jika ada typo atau kesalahan! Jangan lupa vote dan follow ya!

i wanna be yours (gojohime) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang